Part 10

1205 Kata
"Lets make love tonight." ***** Atha masih berusaha  memberontak dalam gendongan Dominick. Melakukan segala cara agar pria itu melepaskan dirinya. Menggerakan kedua kakinya. Memukul dengan kencang pungung Dominick. Semua usaha dia lakukan. Namun semua terasa percuma, karena pria itu terus berjalan. Tidak ada sedikitpun tanda dia untuk berhenti. Atha bisa mengenali jalan yang dia lalui. Ini adalah jalan menuju kamarnya. Yang berjarak tidak jauh dari Taman belakang. Bahkan kini langkah kaki Dominick sudah menginjak beberapa anak tangga. Itu tandanya sudah semakin dekat menuju kamar milik Atha.   "Turunkan aku! Apa yang mau kau lakukan! Lepaskan!" Teriak Atha memberontak.  Tidak pernah terbayang di dalan pikiran Atha, jika dia harus mengalami hal seperti  ini. Di perlakukan secara tidak manusiawi oleh seorang pria yang baru dia kenal, pria yang membelinya sebagai boneka pemuas dan juga penghasil anaknya. Yang tidak memberikan celah bagi Atha untuk kabur.  Jurus terakhir yang di lakukan Atha adalah menjambak rambut Dominick. Menarik dengan kencang, agar dia mau berhenti walau sebentar. Namun pada akhirnya usaha Atha tampak sia-sia karena Dominick sedikitpun tidak bergeming. Dia terus saja berjalan. Hingga akhirnya mereka sampai di depan pintu berwarna coklat.  Dominick membuka pintu di hadapannya dengan mudah. Kemudian masuk ke dalam dengan tidak lupa untuk menutup pintu. Langkah kakinya kini menuju ke arah ranjang. Saat sudah berada di tepi ranjang. Tubuh Atha di lemparkan begitu saja di atas ranjang bersprei abu-abu berukuran king size.  "Akh!" Ringis Atha merasakan sakit walau tidak seberapa. Karena dia jatuh di atas kasur yang empuk.  Atha berniat untuk merangkak menjauh. Tapi usahanya kembali gagal, sebab Dominick menarik kaki kanan dengan sangat kuata hingga dia terlentang di atas ranjang.   Satu tangan Dominick yang bebas dia gunakan untuk melepaskan dasi yang tadi dia pakai secara kasar. Membuat Atha semakin ketakutan. Tubuhnya langsung gemetaran. Keringat dingin mulai muncul di keningnya.  Atha menggelengkan kepalanya tanda agar Dominick mau menghentikannya, tapi pria itu tetap tidak mau mendengarkan Atha.   "Tidak! Aku mohon jangan seperti ini, biarkan aku pergi. Tuan Dominick. Lepaskan aku." mohon Atha pada Dominick. Atha bahkan menangkupkan kedua tanganya, agar Dominick mau sedikit berbaik hati. Tak bergeming, Dominick malah beringsut menindih tubuh Atha. Memegang kedua tangan mungilnya dan membawanya di atas kepala Atha. Mengikat kedua tangan Atha dengan dasi hitam yang tadi dipakainya. Dia mengikatnya dengan sangat kencang, begitu kencangnya sampai Atha merasakan nyeri jika dia mencoba mengerakan sedikit saja tangannya.   Atha yakin nantinya ikatan itu akan membekas di kedua tangannya.  "Apa malam ini dia akan melakukanya? Melakukan tujuan kenapa dia membeliku. Tapi apa harus dengan cara seperti ini? Aku belum siap" gumam Atha di dalam hati. Wajah Atha semakin memucat seiring gerakan Dominick yang mulai menindihnya. Atha sangat takut dengan kilatan mata Dominick. Seperti ada sesuatu yang merasukinya sekarang, tapi Atha tak mengerti apa itu.   "A..aku mohon.. hentikan ini! Tuan Dominick." Lirih mencoba untuk memohon kesekian kalinya.   Lagi! Permohonan dari bibir Atha yang bergetar terlontar. Meminta belas kasihan dari Dominick. Namun permohonan Atha sepertinya tidak akan pernah di gubris oleh Dominick.  Karena kini tanganya yang kokoh mulai membuka kain yang membungkus tubuh Atha dengan lihainya.  Bahkan tidak segan untuk merobek, terlihat dari kaos biru yang di pakai Atha. Tercabik dan memperlihatkan bra berwarna hitam yang dia pakai. Dominick mulai menatap intens tubuh mungil milik Atha.  Atha sangat malu. Ia memalingkan kepalanya ke arah kanan. Sungguh selama ini tak pernah ada seorangpun yang melihat tubuhnya. Tidak ada. Tapi sekarang justru  orang asing yang baru di kenalnya,  memandangi wajah dan tubuhnya hingga membuat Atha merasa sangat jijik. Dominick melakukanya dengan tanpa rasa bersalah.   Air mata mulai mengalir dari pelupuk mata Atha. Dia berharap dengan air mata ini Dominick mau sedikit luluh dan tidak akan melakukan hal ini dengan cara yang sangat kasar.   Tapi apa yang  kau harapkan Atha, kau tahu bahwa semua itu terasa percuma. Dominick tidak akan mendengar rintihan memelasmu. Bahkan ketika kain terakhir hilang dari tubuhnya, Dominick masih terus memandangnya. Atha engan untuk menatap mata Dominick. Tubuh Atha bergetar takut karena kini dirinya tampil telanjang di hadapan seorang lelaki dengan keadaan tangan yang terikat.  Tanpa ada belas kasihan seditpun. Dominick mencengkram lengan Atha dengan kuat.  Atha ingin melawan tapi tubuhnya sudah terkunci oleh Dominick. Dan tidak bisa berkutik sedikitpun.   "Ayah! Selamatkan Atha, aku sangat takut pada lelaki ini. Hiks!" Atha mengigit bibir bawahnya, ketika bibir Dominick mendarat di atas leher yang terekspose. Mengecup, menjilati, bahkan menghisap telah Dominick lakukan.    Sekuat tenaga Atha menolak, dia tidak akan membiarkan tubuhnya diambil alih oleh Dominick.   Lidah Dominick mulai bergerak, kali ini turun ke arah d**a Atha. Menciumnya lembut, memainkan punting Atha yang mulai terangsang.   "Emh!"  Atha menahan suara yang tiba - tiba  saja ingin keluar. Atha tidak ingin menyerah  karena ulah Dominick. Perlakuan yang Dominick lakukan terbilang lembut dan tidak memaksa. Namun tetap saja Atha merasakan kekosongan dan tidak ada gairah yang muncul pada dirinya sendiri.   Hingga tangan Dominick kini mulai merambat ke arah daerah sensitiv milik Atha. Mengelusnya secara perlahan, membuat Atha sedikit mengelinjang.   Atha menutup matanya dan masih engan untuk membuka matanya, walau sekedar melihat apa yang Dominick lakukan pada dirinya sekarang. Dia sudah tidak memiliki kekuatan untuk melawan Dominick, dia menyerah.   Hingga dia merasakan sesuatu mulai masuk kedalam miliknya. Di dorong begitu saja, bahkan milik Atha belum siap sepenuhnya. Namun Dominick secara lancang langsung memasuki Atha. Tidak ada perlakuan khusus agar Atha bisa merasa nyaman. Karena ini adalah pertama kalinya dia berhubungan badan. Membuat Atha harus merasakan sakit yang tak tertahankan.   "Arghhhhh!! Sakit!  Hentikanhh! Aku mohon!!" teriak Atha memohon, dia mengerakan tubuhnya. Berharap rasa sakitnya akan hilang.  Bahkan Atha kini mencoba memundurkan pinggul miliknya. Berusaha untuk menghindar, namun Dominick masih ncengkram erat pinggul milik Atha. Tidak membiarkan Atha untuk kabur.   Kejadian yang tak pernah di harapkan Atha akhirnya terjadi, dia tahu cepat atau lambat lelaki yang membelinya itu akan meminta haknya. Untuk menjamah tubuh mungil Atha, tubuh yang sangat rapuh ketika di sentuh sedikit saja.   Namun Dominick tak perduli dengan semua itu, karena sekarang baginya amarah yang sejak tadi ditahanya bisa tersalurkan lewat percintaan panas dengan wanita yang telah dia beli seharga sepuluh juta dollar. Hey! Uang sebesar itu bagi Dominick hanyalah kumpulan kertas tak berharga.   Bukan terlihat sombong, namun itu adalah kenyataanya. Seorang Dominick Adrain Ducan, adalah pria terkaya di Italia. Bahkan satu pulau mampu untuk dibelinya,sangat fantastic bukan?!  Atha terus terisak di sela kegiatan yang tengah mereka lakukan. Dominick tidak sedikitpun memberi jeda, dia terus menghujam milik Atha. Rintihan permohonan Atha yang sudah tidak kuat menahan nyeri tidak dia dengarkan, Dominick seperti tengah kesetanan.   Tidak akan mau berhenti, sampai apa yang dia mau tercapai. Walaupun teriakan yang bercampur desahan terus terdengar di telinganya. Dominick terus saja bergerak. Melakukan apa yang menjadi tujuannya sejak awal. Membuat Atha hamil anaknya.  Malam itu menjadi malam yang tidak akan pernah Atha lupakan, dimana kehormatannya di renggut secara paksa dan dengan cara yang sangat tidak manusiawi.  Atha yang berpikir Dominick akan melakukannya dengan lembut ternyata salah besar, pria itu justru menghujamnya saat dirinya belum siap menerima milik Dominick.  Apakah Dominick tidak tahu jika itu sangat menyakitkan? Begitu menyakitkan nya hingga membuat Atha terus meronta untuk di bebaskan. Noda darah yang melumuri milik Dominick tak mampu menghentikannya.  Rasanya tidak nyaman, Atha merasa seperti sampah yang tidak ada harganya sama sekali. Malam ini adalah mimpi buruk bagi Atha. Sebuah mimpi yang akan terus dia ingat selamanya. "Tuanhh.. Aku mohonhh.. Berhentihh.. Hiks!" . . . . To be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN