bc

The Second Wife (INDONESIA)

book_age18+
6.8K
IKUTI
46.5K
BACA
dark
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Uraian

Mala dan Raka pernah menjadi sepasang kekasih, kemudian berpisah. Setelah tujuh tahun lamanya tidak bertemu, Mala kembali hadir dalam hidup Raka bersama seorang anak laki-laki bernama Leo yang ternyata adalah anak Raka dan Mala. Mengetahui hal itu, Raka yang merasa bersalah sekaligus masih tidak bisa melupakan Mala, kini datang untuk melamar. Masalahnya, Raka sudah memiliki istri dan juga seorang anak laki-laki hingga membuat Mala bimbang menjawab lamaran itu.

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
Tokyo, Jepang. Gerak lincah seorang bocah laki-laki yang sedang sibuk mengemasi seluruh mainannya kedalam sebuah koper telah mampu menyita perhatian Bundanya. Senyuman miris terukir jelas di sudut bibir wanita yang berdiri mematung diambang pintu kamarnya. Melihat kegembiraan yang terpancar diraut wajah anak laki-lakinya yang berumur enam tahun itu seakan mampu memporak-porandakan hatinya. Mala sejujurnya terlalu enggan meninggalkan negara ini, bukan karena dia sangat mencintai negara yang bahkan sama sekali bukan tempatnya dilahirkan. Hanya saja, tempat yang nantinya akan mereka tinggali sangat ingin dia hindari, karena ada beribu rahasia dan kenangan di sana. “Kamu udah beres-beres?” tanya seorang wanita yang baru saja keluar dari sebuah kamar yang bersebelahan dengannya. Wanita itu membawa sebuah kotak besar di kedua tangannya. Sesekali meringis pelan karena harus menahan berat kotak itu. “Perasaan aku cuma mau bawa yang penting-penting aja deh, tapi kenapa semuanya jadi penting ya di mata aku?” gerutunya saat memandangi beberapa koper dan barang-barang miliknya yang tergeletak di atas lantai. “Kamu juga bawa barang sebanyak ini, La?” tanya wanita itu pada mala. “Nggak. Cuma yang perlu-perlu aja.” Jawab Mala malas sambil berjalan ke arah dapur. Haruka, gadis keturunan Jepang meski Negara asalnya bukanlah di sana itu menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Mala. Kedua wanita ini berteman baik sejak enam tahun lalu. Saat Mala datang ke Jepang tanpa arah dan tujuan, Haruka lah yang membantunya. Memberikan tempat berlindung dan juga mencarikan pekerjaan untuk menyambung kehidupan Mala dan juga anaknya. “Masih belum rela kita pindah ke Indonesia?” tanya Haruka, dia menghampiri Mala yang duduk merenung di meja makan. Mata Mala masih betah memerhatikan anaknya yang sibuk berjalan kesana kemari untuk memastikan kalau tidak ada satu pun mainannya yang tertinggal. “Aku cuma nggak mau ambil resiko yang berbahaya, Haru.” Jawabnya lirih. Haruka menghela napas gusar dan duduk di samping Mala. “Resiko apa yang kamu maksud? Ayolah, La. Kejadiannya juga udah lama banget, kamu harus lupain masa lalu kamu. Lagi pula semua ini bukan kemauan kamu ataupun aku. Perusahaan yang pindahin kita berdua ke sana.” Beberapa hari yang lalu, Haruka dan Mala yang berada disebuah perusahaan yang sama telah dipindah tugaskan ke Indonesia. Dan hal itu lah yang membuat Mala terlihat gusar selama ini. Negara itu adalah satu-satunya tempat yang tidak ingin dia kunjungi lagi. “Aku takut,” gumam Mala pelan. “Aku takut kalau nanti...” “Dunia nggak sekecil yang kamu pikirin. Move on, Mala. Jangan habiskan hidup kamu cuma untuk mencemaskan hal yang nggak pasti. Bahkan seharusnya di umur yang sudah setua ini, kamu udah harus menikah. Kamu mau selamanya jadi cewe nggak laku?” Mendengar itu, Mala melirik Haruka dengan kesal. Wanita menatapnya remeh. “Aku belum setua itu, ya. memangnya kenapa kalau aku belum menikah, masih muda juga.” omel Mala. Haruka tertawa hambar, “Dua puluh tujuh tahun, memangnya kamu nggak ngerasa udah tua banget?” goda Haruka, matanya berkilat jahil. “Dih, terus kamu gimana? Dua puluh lima tahun dan sampai detik ini kamu bahkan belum pernah pacaran dengan siapa pun.” Balas Mala tak kalah sengit dan mampu membuat wajah Haruka merengut kesal. “Memangnya nggak ada satupun lelaki di Jepang ini yang terpesona sama kamu, hm?” Mala tertawa menyebalkan. “kasihan banget sih, kamu.”  “Enak aja! Siapa yang nggak pernah pacaran? Kamu aja yang nggak tahu. Lagian seleraku bukan lelaki-lelaki bermata sipit, aku tuh sukanya yang bule-bule gitu.” Protes Haruka tidak terima “Bodo amat.” jawab Mala malas, kemudian dia segera berdiri tanpa memedulikan teriakan Haruka. “Leo, ayo makan!” teriaknya. “Sebentar lagi, Bunda!!” ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Pengganti

read
304.0K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
484.2K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
80.1K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
168.2K
bc

Istri Simpanan CEO

read
214.5K
bc

Aira

read
93.1K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook