"Hi, Chivitta Alnaka Putri! Long time no see." Sapa Bari.
Sudah lancar dia berbahasa inggris sekarang! Batin Naka.
Naka memutar otaknya untuk menolak berbicara padanya, tapi hal ini tidak akan mungkin terjadi. Akhirnya Naka memutuskan untuk bersikap profesional untuk menhadapi pertanya Bari nantinya.
"Selamat pagi pak, saya Naka ada yang bisa saya bantu?" Tanya Naka yang berusaha besikap formal. Naka berharap bari akan bersikap formal juga tapi itu hanya angan-angan Naka saja, tentu saja ini menjadi kesempatan untuk Bari menanyakan keadaannya selama ini dan menatap wajah Naka yang sudah dia dambakan selama ini.
Bari memang sudah menikah sebelumnya, tapi sang istri harus kembali ke pangkuan yang Maha Kuasa ketika berjuang menghadapi kanker yang sudah menggerogoti tubuhnya selama 4 tahun silam. Bari sempat terpuruk, istri tercinta harus meninggalkannya di masa pernikahan yang masih muda. Namun hari ini membuat hati Bari bangkit lagi, setelah melihat Naka tepat di hadapannya.
"Hi, Naka, apa kabar? Bisa kita berbicara sebentar?"
"Apa ada yang bisa saya bantu atau ada penjelasan mengenai dokumen yang kurang jelas dari salah satu staff saya? Kalau memang ada yang tidak berkenan, mohon maaf, biar saya yang membantu menjelaskan apa yang tidak Bapak pahami." Jawab Naka seformal mungkin.
"Oh g ko, semua tentang aplikasi aku sudah jelas dan mba Citra sudah membantu aku dengan baik, aku hanya ingin berbicara dengan kamu, soal kita." Tambah Bari.
Soal KITA???? Batin Naka. Soal KITA apa! Soal KITA jidat mu!!! sambil menunjukan muka keheranan Naka melanjutkan sikap profesionalnya.
"Mohon maaf saya harus segera kembali bekerja, kalau memang tidak ada yang perlu dipertanyakan mengenai aplikasi Bapak, saya undur diri, nanti biar staff saya membantu Bapak lagi."
"Kalau gitu aku tunggu kamu makan siang gimana?" Ga ada jawaban dan Naka hanya menunjukkan muka bengisnya.
"Pulangnya ajah gimana? ak tungguin yah?" Sambung Bari.
"Maaf Bapak, kalau tidak ada pertanyaan mengenai aplikasi Anda, saya tidak bisa menjawab apa-apa. Baik permisi saya harus kembali ke dalam."
Baru Bari mau berbicara lagi...
"Neng!" Panggil Naka. "Tolong dibantu diperiksa kembali kelengkapan dokumen Bapak ini, saya harus kembali ke meja saya. " "Bapak Bari, mohon maaf dilanjutkan dengan staff saya yah, saya permisi dulu."
Naka langsung kembali ke dalam aga berlari sedikit agar segera menjauh dari Bari. Naka masih tidak percaya apa yang sudah terjadi, "Kenapa harus bertemu dengannya lagi!" Batin Naka. Tanpa sadari ada Tian masih memperhatikan di depan kantornya ketika Naka menghadapi Bari di counter tadi. Tian, tentu dia tidak tau siapa lelaki itu dan tanpa curiga, Tian hanya berfikir bahwa lelaki itu hanya aplikan biasa.
Sementara itu, di counter....
"Pak, neng eh saya lanjut yah pak periksa dokumen bapak." Lanjut Citra sambil membulak - balikan dokumen Bari.
"Oh ya silahka, boleh saya panggil mba dengan sebutan Eneng?"
"Boleh pak, tapi jangan sampe ketauan mba Naka yah, nanti saya dibilang g profesional!" sambil tersenyum Citra menyetujuin panggilan neng untuknya.
"Tenang saja, eh neng, Mba Naka sudah menikah?"
"Belum pak... tapi mba Naka sudah punya pacar." Jawab Citra dengan mantap.
"Jam berapa mba Naka selesai kerja neng?"
"kalau neng sih jam 4 sudah pulang, kalau mba Naka bisa jam 5an pak."
"Oh gitu!." Bari berniat menunggu Naka pulang nanti dan langsung menahan Naka agar mau berbicara dengannya.