Naka dan Diaz sudah bersiap di depan kantornya untuk segera pulang, tak jauh dari pintu keluar, Tian yang sedan asik berbincang dengan security langsung melambaikan tangannya ketika sosok Naka sudah terlihat dari pandangannya. Naka langsung menghampiri Tian dan memberi kecupan mesra di pipi Tian, Diaz yang melihat langsung memutarkan bola matanya.
Tumben sekali dia mau mencium ku di depan sahabatnya bahkan di depan staff yang lainnya. Batin Tian dengan muka merah karena malu dan kebingungan.
"Udah lama belum nunggunya?" Tanya Naka untuk mengalihkan pandangan Tian yang terlihat kebingungan.
"oh g ko sayang, baru sekitar setengah jam yang lalu, udah siap pulang?"
"Yukssss, laper juga kita makan dulu yah di bawah?" Sahut Naka sambil mengelus perutnya.
"Iaz, mau ikut ga? sekalian nanti pulang bareng?" Diaz tidak mendengar tawaran Tian karena matanya terlalu fokus melihat sesosok lelaki yang memerhatikan mereka bertiga dari kejauhan.
"Iaz!" Seru Naka.
"Hmmm, eh sorry, yuk gw juga laper!" Jawab Diaz yang langsung mengiyakan Naka. Itu Bari kan? wah nekat dia masih nungguin Naka, tapi apa iya dia nungguin Naka, atau dia cuma kebetulan ada di sebrang sana? Batin Diaz yang penasaran.
Ya, itu memang Bari, Naka pun melihatnya, maka Naka langsung bersikap seolah-olah mesra dengan Tian hanya untuk menunjukan kalau Naka sudah berusaha memulai hidup baru dengan Tian. Walaupun Naka sempat meragukan hatinya ketika tau kalau Bari telah ditinggal oleh Istrinya, tapi Naka yakin kalau Tian masa depannya yg harus dia perjuangkan. Naka hanya perlu menjauhi Bari dan membuat Bari jauh dari dirinya.
Mereka bertiga sampai di sebuah restoran jepang, Naka memilih menu sushi kesukaannya sedang Tian dan Diaz tidak menyukai makanan mentah yah memang sushi ada yang matang, tapi mindset mereka sushi itu kebanyakan mentah, akhirnya mereka berdua memilih menu Ramen untuk makan malamnya.
Sementara itu disebrang restoran, Bari melihat kegiatan Naka sambil mengepalkan tangannya. Dia sudah merasa kegerahan seketika melihat kemesraan Naka dan pacarnya di depan kantor Naka tadi.
Tenang ajah Naka, kamu akan jatuh ke tangan ku lagi, aku yakin kamu masih menyayangi ku, kita itu jodoh, makanya Tuhan mempertemukan kita kembali. Sudah lah lebih baik ak pergi dari pada aku harus menahan emosi ku melihat rangkulan lelaki itu di pundak wanita ku dan besok aku harus datang lebih dulu dari lelaki itu. Batin Bari dan segera melangkahkan kakinya meninggalkan mereka yang sedang asik bercengkrama sambil menikmati makan malamnya. Bari merasa mata dan hatinya perih melihat kemesraan Naka dan Tian, baru pacar kan! belum resmi masih ada kesempatan untuk ku! Seru di batin Bari yang berusaha menguatkan dan menenangkan hatinya tetapi Bari tidak tau kalau setelah ini, dia akan merasa sangat amat tersiksa dalam usahanya untuk merebut Naka kembali.