Tujuh Belas

1875 Kata

Aduh, celaka dua belas! Kai membenturkan kepalanya ke dinding. Barulah sekarang ia sadar, kala mengobrol dengan Anjani, mulut bodohnya sukar dikendalikan. Entah apa pula sebabnya ia mengatakan hal absurd barusan. Di seberang sana, Anjani terdiam. "Maksudnya gimana ya, Mas?" sahutnya beberapa detik kemudian. "Maksud saya ... hmm ..." Panik Kai menggaruk kepalanya, "saya nggak bermaksud apa-apa, sih." "Terus, kenapa Mas melarang saya ikut kencan buta?" "Saya nggak melarang kamu," kelit Kai, takut Anjani salah paham. Benar juga, apa untungnya Kai mengkhawatirkan Anjani? Dasar bodoh! "Tapi barusan ...." "Saya cuma minta tolong agar kamu nggak pergi kencan buta. Kalau kamu nggak mau menolong saya, ya sudah. Saya nggak melarang kamu." "Kesannya Mas melarang saya pergi lho." "Tapi kenya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN