Prolog -1
Hari itu kau menciumku seperti biasa, dengan senyum terkembang kau pasang dasi favoritku, kau antar aku menuju pintu, tapi saat aku pulang, aku menemukan kau yang telah pergi.
Mengapa kau tinggalkan aku dengan begitu kejam?
Kau pergi membawa anak kita dan dimana kau sekarang berada?
Uang dan kekuasaanku bahkan tak bisa menemukanmu.
Aku bersalah.
Aku ingin meminta maaf dan membawamu kembali.
PERINGATAN
CERITA INI MENGANDUNG MUATAN DEWASA SEPERTI KEKERASAN, PENGGAMBARAN TINDAKAN KURANG SENONOH, KONSUMSI MINUMAN KERAS, ROKOK, DLL.
BAGI PEMBACA YANG BELUM CUKUP UMUR ATAU TIDAK NYAMAN DENGAN KONTEN TERSEBUT, DIANJURKAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA!!!
____________ 1 _________
Prevkaya, 2016.
Dia telah pergi.
Pergi meninggalkannya seorang diri.
Sesuatu akan sangat terasa berharga saat telah pergi. Ya, dia, mereka berdua amat berharga.
Bibirnya sekarang mengeluarkan tangis kehilangan yang penuh penderitaan. Hanya satu bulan. Satu bulan waktu yang diberikan wanita itu membuat ia merasakan bahagia.
"Dasar wanita kejam, kejam, kejam kejam" paraunya. Dan sekarang ingatan tentang bagaimana tawa wanita sialan itu malah memenuhi kepalanya. Berputar-putar mencemooh dirinya.
Berlaku sangat baik, lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Anak mereka harusnya sekarang sudah bisa berjalan, setidaknya sudah mulai berbicara satu dua patah kata jika memang pernah dilahirkan ke dunia.
Wanita kejam itu sengaja menyiksanya, meninggalkan kenangan manis lalu meninggalkannya dengan kejam.
"Pembohong" upatnya lagi. Wanita itu pembohong. Dia mengatakan akan menunggunya, tapi malah pergi lebih dahulu untuk meninggalkannya sendirian. Kilasan wajah wanita kejam itu berganti dengan sesosok perempuan kecil.
"Alice" panggilnya. Gadis kecil itu bernama Alice, darah dagingnya. Dimana dia sekarang? Sudah terlelap? Atau masih berlarian ke sana kemari dengan kaki-kaki mungilnya yang belum kuat seperti penguin, mengejar abang-abangnya yang suka mengerjainya.
"Sialan kau Nick!" upatnya pada laki-laki yang muncul dikepalanya "Sialan. b******k" laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan kepadanya.
Sikeparat Nicholas Sykes bahkan memblokade seluruh akses untuk bertemu dengan Anak-anaknya. Dia merindukan keempat anaknya. Abiel, Steve, Alice, dan satu lagi bahkan ia belum melihat wajahnya, belum pernah mendengar tangisnya. Ia bahkan tidak tahu apakah anak itu pernah hadir ke dunia.
Air matanya mungkin sudah kering untuk terus menangis. Tangannya yang berlilit dasi terangkat gemetar menghapus sisa-sisa air mata yang membasahi wajahnya.
Ia mengangkat kepalanya sedikit, dan kembali diserang rasa pusing dan ditusuk-tusuk ribuan jarum secara bersamaan. Ini sudah gelas keberapa? Sekarang tubuhnya bergoyang, apakah sedang terjadi gempa?
Bukan, hanya kepalanya yang di terjang gempa, sebab orang-orang didalam sana nampak asyik bergoyang dan menonton gadis-gadis seksi yang bergoyang erotis.
"Bangun bocah nakal" gempa lagi, sekarang di ikuti dengan suara yang amat di kenalnya.
Jay mengangkat sedikit kepalanya, ada penampakan ganda dan buram seorang pria didekatnya, dan seseorang itu terus mengganggunya. Dia terlihat seperti dua. Alastair, ya laki-laki itu saudara tirinya dan sekarang terlihat dua.
Alastair Sykes, pria berambut pirang dan bermata biru itu hanya mampu geleng-geleng kepala. Setelah kedua adiknya menikah, sepertinya jiwa mereka mulai tertukar. Yang bungsu, Nicholas Sykes, dahulunya berandalan playboy pencari masalah sekarang malah mendapat hidayah bertaubat menjadi kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab.
Lain lagi dengan adiknya yang sekarang menelungkup di bar sebuah Strip-Club terkenal di Mokwa, Jay Sykes, dulu ia anak yang paling baik dan penurut, namun setelah menikah malah bertransformasi menjadi berandalan pemabuk, pencari masalah dan kerjaannya malah jadi penyemaian benih sembarangan setelah ditinggal pergi istrinya, dengan terpaksa Alastair harus turun tangan untuk membereskannya.
"Hai Al, Bawa aku pada anak-anakku" katanya mencoba bangun, tapi pandangannya berputar, sehingga ia harus menyeimbangkan diri dengan berpegangan pada sisi meja.
Alastair berdengus muak "Mari kuantar ke neraka"
Saudara tirinya menarik Jay turun dari kursi, membuat laki-laki yang mabuk berat itu mengernyit saat jatuh keras kelantai, tapi Alastair memang tak kenal ampun, ditarik rambut Jay dengan brutal untuk membuat laki-laki penangis itu bangun dan terhuyung kesana-kemari karena diseret keluar. Setelah sampai di mobil, ia langsung melemparnya kedalam mobil.
Sepanjang perjalanan pulang Jay terus meracau tentang anak-anaknya, tentang istrinya, tentang banyak hal yang ia sesalkan.
Setelah sampai, Alastair kembali menarik tubuh besar adiknya langsung menuju kamar mandi dan ia dorong tubuh itu masuk kedalam bathtub yang telah dipersiapkan berisi air es.
"Al, biarkan aku keluar. Aku sudah tidak sanggup lagi. Al, kumohon. Aku tidak sanggup lagi. Air ini membunuhku" Teriak Jay karena Alastair menahannya agar tetap berada didalam air es yang menusuk-nusuk kulitnya seperti pisau bergerigi.
"Tidak bakal!!! Diam di sana sampai kau sadar" Bentak Alastair tegas "Jangan buat lebih banyak masalah lagi. Lama-lama aku berubah profesi menjadi agen penyelesaian masalah kalian. Sebelumnya Nicholas, sekarang Kau. Dengan artis kemarin saja masih belum kelar" teriaknya.
Jay telah menjadi pencari masalah dengan mabuk dan wanita-wanita binal memanfaatkan kondisinya. Artis-artis pencari sensasi sengaja menjebaknya demi meningkatkan kepopuleritasan.
Jay Sykes termenung kaku, ia tak memberontak lagi setelah ia sadar sepenuhnya. Ia biarkan air dingin itu menyakitinya, karena rasa sakit ditinggal orang-orang yang ia sayangi lebih besar di dadanya.
Jay tertunduk lesu "Anak-anak" cicitnya kecil "Al, aku merindukan mereka. Alice, Abiel, Steve dan Istriku. Bawa aku pada mereka, Kumohon" air matanya jatuh lagi "Al aku bersalah. Aku yang membuat mereka pergi, aku harus minta maaf. Al, masih ada kesempatan bagiku untuk memperbaiki semuanya?"
Ia telah menyakiti istrinya, Kaella, dan wanita itu telah pergi meninggalkan penyesalan amat besar dan rasa pedih yang terus bergetar dalam dirinya sepanjang waktu.