Sebuah Perjanjian (Ajeng's POV)

1544 Kata

Sepanjang perjalanan dipenuhi oleh tangisku. Aku tidak bisa berhenti menangis, memeluk ibu layaknya anak kecil yang ditinggalkan oleh ayahnya. "Sudah, nak. Jangan menangis. Ibu tidak mau melihatmu bersedih seperti ini. Kali ini ibu tahu dari awal kamu diperlakukan seperti itu, pasti ibu tidak akan merestui pernikahan ini. Terlebih mereka tidak menghargai kita sama sekali membuat ibu lega melihatmu berpisah dengannya. Ibu lebih memilih kamu menikah dengan pria lain, atau tidak perlu menikah juga tidak masalah, nak. Yang penting kamu bisa bahagia, tidak tersakiti seperti ini." Ujar ibu mencoba untuk menenangkan ku, tapi aku malah mengartikannya dengan hal lain. "Aku tahu, ibu. Aku tahu konsekuensi ku berada di keluarga itu. Sejak awal memang mereka sudah tidak suka dengan kehadiranku. Me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN