Sudah tiga hari berlalu, Shelina masih terbaring di atas kasur rumah sakit, beberapa selang melekat ditubuhnya agar dia bisa bertahan hidup, penjagaan ruangan rawatnya begitu ketat, ruang rawat begitu hening, belum ada tanda-tanda wanita itu akan terbangun.
Disisi lain Maximillian yang sedang duduk di meja kerja kantornya menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengetik suatu dokumen di laptopnya, ia kembali mengingat Shelina, perjanjian itu, harusnya wanita itu memberikan sampel padanya hari ini.
Max jadi penasaran dengan kabar wanita itu, apa benar sudah mati? Tapi anehnya media tidak ada yang mengabari kematian putri keluarga Resse.
Maximillian menghubungi tangan kanannya, Rhys Cutler, orang kepercayaannya yang sudah 10 tahun setia pada Max.
"Aku ingin tahu kabar putri keluarga Resse."kata Max saat sambungan telepon sudah tersambung.
Dengan cepat Rhys mencari tahu tentang hal itu, Rhys adalah mata-mata yang mengetahui segala informasi yang terjadi di wilayah kekuasaan Max, yaitu Eropa, mungking lebih luas dari itu.
"Putri keluarga Resse saat ini sedang berada di penjara atas tuduhan pembunuhan berencana, tuan Resse menekan para media dan pihak yang bersangkutan agar berita itu tidak tersebar pada publik."Jelas Rhys seperti menceritakan sebuah cerita, begitu detail.
Max mengernyitkan dahinya, "Tidak, bukan putri angkat keluarga Resse, tapi putri kandungnya, Shelina Resse."Max membenarkan Rhys, tapi informasi itu juga sangat berguna untuknya, jadi dugaan pelaku utama penyebab Shelina sekarat tidak lain adalah putri angkat keluarga Resse.
Maximillian tidak habis pikir dengan kelurga itu, sebelumnya drama mengenai pertunangan dan sekarang pembunuhan, mungkin sejak nyonya Resse, istri Tuan Niall Resse meninggal, memang keluarga itu jadi tidak benar.
Bukannya Max mengikuti gosip, tapi Rhys yang memberitahunya walau ia tidak meminta, lagi pula dia terkadang memang butuh penggetahuan itu untuk menjalankan usahanya, karena gosip merupakan salah satu faktor penentu naik turunnya harga saham.
"Nyonya muda Resse kini sedang dirawat di rumah sakit utama 'Seline Medical' penjagaan disana cukup ketat tapi berdasarkan informasi rekan dokter ku yang ada disana, Shelina Resse kini dalam kondisi koma akibat keracunan, racun digoxin yang ada di dalam makanan yang di bawakan oleh Valerie Resse." jelas Rhys, Maximillian tersenyum samar, ternyata belum mati.
"Aku akan mengunjungi wanita itu, urus semuanya." kata Max memerintah, setelah Rhys mengiyakan perintah dari Maximillian, pria itu langsung memutus sambungan telephone, ia bangkit dari duduknya.
Belasan bodyguard yang berada di setiap sudut ruangannya pun bergerak siap siaga untuk mengawal Max, Max lagi-lagi tersenyum, "Batalkan seluruh jadwal meeting hari ini." kata Max sebelum keluar dari ruangannya.
Saat Max berjalan melewati para karyawannya, semuanya serentak membungkukan tubuhnya memberi hormat pada Max, Max sama sekali tidak memperdulikan mereka, ia hanya fokus pada jalannya.
Pintu mobil dibuka, Max masuk kedalam mobil itu, diikuti 5 mobil yang mengangkut para bodyguardnya, "Pergi ke rumah sakit pusat Seline Medical" titah Max, mobil pun melaju dengan cepat diikuti mobil-mobil dibelakangnya.
Max sampai di rumah sakit hanya dalam waktu 20 menit, saat itu jalan cukup lenggang, Maximillian melangkahkan kakinya keluar, dia memgedarkan pandangannya saat melihat belasan bodyguard yang berjaga diluar rumah sakit, dia pikir dirinya seorang raja? Hingga memerlukan segitu banyaknya penjaga untuk menjaga putrinya.Max tersenyum remeh.
Ia melangkahkan kakinya hendak masuk kedalam rumah sakit, seorang bodyguard miliknya bertanya pada resepsionis untuk menunjukan ruang inap Shelina, walau Max merasa hal itu tidak diperlukan karena ia sudah bisa mengenali ruang inap Shelina diantara ratusan ruangan walau ruangan itu tertutup.
"Berlebihan sekali." gumamnya sambil menunjukan raut wajah mengejek, ia melangkahkan kaki menuju ruangan yang dijaga oleh banyak sekali penjaga,
Langkahnya terhenti saat sebuah tangan mencegahnya untuk melangkah masuk kedalam ruangan itu lebih jauh, "Maaf tuan, anda tidak boleh masuk, anda ini siapa?"tanya salah seorang penjaga yang menjaga ruangan tempat Shelina dirawat.
Maximillian hanya diam, menatap lurus kearah pintu itu dengan tatapan datar, "Lancang, beraninya anda menghalangi jalan tuan Skyler!" seru salah satu bodyguard Max.
Para penjaga yang berjaga di depan pintu, perawat serta dokter yang ada disana sontak terkejut mendengar nama besar 'Skyler' yang bodyguard Max ucapkan.
"Tu..tuan Maximillian Skyler? Maafkan saya tidak mengenali tuan, ta..tapi apa hubungan anda dengan nyonya muda Resse hingga anda datang kesini?" tanya penjaga itu dengan ragu dan takut-takut.
Bodyguard Max terlihat tidak suka dengan pertanyaan penjaga itu, menurutnya penjaga itu sudah sangat berani dan tidak sopan pada Maximillian,"Berani sekali--!!"
"Aku kekasihnya." Max menginterupsi kalimat bodyguardnya itu, semua yang mendengar ucapan spontan Max jadi terdiam membisu karena begitu terkejut, Maximillian Skyler yang sekalipun tidak pernah dekat dengan seorang wanita kini mengumumkan bahwa dia adalah kekasih dari Shelina Resse.
Sungguh berita yang tidak boleh dilewatkan, "Apa aku boleh menemui wanita ku?" Max lagi-lagi membuat semua orang yang ada disana terkejut.
Apalagi para bodyguardnya yang tidak pernah melihat Max jalan dengan seorang wanita sekalipun, mereka juga bingung, Max belum pernah mengucapkan kalimat itu, pria itu belajar darimana kata-kata menggelikan seperti itu.
"A..ah, be..begitu ya, silahkan tuan, maafkan saya yang tidak tahu." penjaga itu berkata dengan gugup.
sambil memasang wajah dinginnya Max berjalan dengan angkuh masuk kedalam ruangan Shelina dirawat.
To Be Continue