SKYLIGHT #04

959 Kata
Hosh!hosh!hosh! Nafas Shelina terlihat sesak, dia berusaha mencakup udara sebanyak-banyak, wajahnya memerah, detak jantungnya berdetak begitu cepat, Maximillian menatap datar wajah Shelina yang seperti orang sedang sekarat. Hingga akhirnya Maximillian menempelkan bibirnya pada bibir Shelina, memberikan wanita itu nafas buatan. Pandangan Shelina memburam, ia membiarkan Maximillian memberinya nafas buatan karena tubuhnya benar-benar lemas saat ini, untuk bernafas pun sulit, apalagi jika tidak dibantu oleh Maximillian. Maximillian masuk kedalam rumah sakit dengan langkah kaki yang cukup santai, ia langsung membuka pintu ruang rawat dan menaruh tubuh Shelina disana, akibat dari kelakuan Maximillian, rumah sakit jadi sedikit gaduh, apalagi saat belasan Bodyguard Maximillian ikut masuk rumah sakit dan meminta dokter untuk memeriksa Shelina. Dokter rumah sakit langsung memeriksa Shelina, mereka tahu siapa yang datang membuat keributan itu, jangan kan marah, menegur pun tidak berani, Maximillian Skyler, pengusaha nomor satu di Eropa. Maximillian menatap Shelina dengan tatapan yang sulit diartikan, saat dokter memeriksa Shelina Max melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Shelina dan rumah sakit, "Tuan, anda tidak menunggu nona Shelina sadar?" Jonathan bertanya pada Maximillian saat pria itu masuk kedalam mobilnya. Maximillian tersenyum remeh, "Untuk apa? mau mati pun aku tidak peduli, aku sudah membawanya kerumah sakit kan." jawab Maximillian, ia memerintahkan supirnya untuk melajukan mobilnya menjauhi perkarangan rumah sakit. Disisi lain Jeremy dan Ethan sudah siap berada di luar ruangan tempat Shelina di periksa, ia menghubungi tuan besar mereka, Niall Resse, ayah dari Shelina. Tidak lama setelahnya, Niall datang bersama dokter terbaik di eropa saat itu serta para pengawal mereka, rumah sakit saat itu semakin heboh kedatangan orang-orang hebat hingga mereka menghentikan kegiatan operasi di rumah sakit itu. Shelina ditangani begitu cepat, alasan Niall membawa dokter terbaik karena Niall tahu jika saat ini putrinya sedang sakit yang cukup serius, Niall mengenal betul Shelina, wanita itu sangat kuat, walaupun Shelina tertembak di perutnya saat usia 13 tahun, tapi wanita itu tidak menangis bahkan tidak mengeluh kesakitan. Shelina juga tidak pernah sakit, seperti demam, flu atau penyakit yang wajar terjadi pada anak saat perubahan iklim yang begitu ekstrim. Setelah diperiksa begitu lama dengan melewati beberapa test akhirnya pemeriksaan pun selesai, "Nyonya Resse keracunan makanan, saat ini kami sedang memaksimalkan penanganan, tapi saya sarankan untuk memindahkan nyonya Resse ke rumah sakit yang lebih baik dan lengkap dari ini." Niall yang mendengar kabar putrinya pun geram, ia bertekad siapapun yang meracuni putrinya, Niall pastikan hidupnya akan hancur. "Saya akan menghubungi rumah sakit pusat kami untuk menyediakan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan." kata Niall cepat. "Lebih cepat lebih baik, Nyonya Resse sudah cukup lama menelan racun itu, saya khawatir jika jantungnya tidak akan bertahan lama jika tidak ditangani lebih lanjut." kata Dokter itu, Niall memerintahkan pihak rumah sakit untuk memindahkan Shelina ke mobil dan mereka pun membawa Shelina kerumah sakit 'Seline Medical' milik Shelina sendiri, karena di Eropa, rumah sakit terbaik adalah rumah sakit milik keluarga Resse. *** Maximillian sudah sampai di Mansionnya, ia masuk kedalam mansionnya dan langsung disambut dengan puluhan pelayan dan bodyguard. "Selamat datang tuan Skyler!" sambut mereka serentak, Maximillian mengacuhkan sapaan mereka, ia lebih memilih menampilkan raut wajahnya yang datar dan dingin. Ia melepaskan dasinya dan jasnya kesembarang tempat, menyisakan kemeja, rompi, dan celananya. Maximillian langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ia mengedarkan pandangannya kesetiap sudut ruangan kamarnya, nampak rapih, mewah dan sepi, seperti biasa. Maximillian Skyler, pengusaha muda yang berada di puncak dunia, kesuksesan yang dia raih di usia mudanya membuatnya di kenal sebagai orang yang jenius, sikapnya yang dingin dan datar membuatnya tidak tersentuh, banyaknya wanita yang mengantri untuk sekedar bersama pria itu, tapi nyatanya Maximilllian tidak pernah mengencani satu pun wanita. Baginya memiliki hubungan dengan orang lain adalah hal yang merepotkan, ada atau tidaknya wanita sama saja bagi Max, Max adalah anak yatim piatu, setelah kejadian 14 tahun lalu tepatnya saat Maximillian berusia 10tahun, keluarga Skyler mengalami kecelakaan udara yang menewaskan seluruh anggota keluarga kecuali Maximillian. Awalnya Maximillian memiliki Ayah, ibu, dua saudari kembarnya yang berusia 5 tahun, dan kakak laki-laki yang berbeda 11 tahun dengannya, saat itu mereka berencana merayakan kelulusan Dan Skyler, kakak Maximillian, tapi entah kenapa mesin pesawat tiba-tiba hilang kendali, cuaca tiba-tiba memburuk, dan pesawat mereka hilang kendali yang mengakibatkan jatuh. Mungkin suatu kebaikan dari tuhan, Maximillian ditemukan dalam keadaan bernafas dan hidup di suatu pulau setelah tim penyelamat mencarinya selama 2 hari. Maximillian koma selama 1 bulan dan setelahnya ia harus menjalani terapi untuk memulihkan tubuhnya dan terapi jiwa selama bertahun-tahun untuk mengobati trauma yang Max alami. Dan merupakan putra kebanggaan keluarga Skyler saat itu karena bisa lulus di usianya yang masih muda, tapi siapa yang tahu takdir tuhan? Saat itu Maximillian yang masih berusia 10 tahun tidak dapat merasakan rasa sayang dari kelurganya lagi, dan saat Max beranjak remaja, Max tidak menjalani masa remaja seperti remaja pada umumnya, ia dituntut sebagai pewaris perusahaan dan mengelola bisnis di saat ia masih dikatakan sebagai seorang pelajar walaupun masih di dampingi oleh tangan kanan kepercayaan keluarga Skyler hingga umurnya yang ke 18 tahun. Maximillian membuka pintu balkon, duduk di salah satu bangku disana sambil menyesapkan seputung rokok ditangannya, membiarkan tubuhnya rileks dan rambutnya diterpa angin, Maximillian menghembuskan nafasnya. Ia menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangannya membuat wajahnya terlihat dengan jelas. Alis yang tebal, bulu mata yang lebat dan panjang, mata hitam yang tajam, garis rahang yang kokoh, hidung yang macung dan bibirnya yang berwarna cerah alami walaupun merokok, kulitnya putih dan rambutnya juga berwarna hitam legam. "Aku penasaran dengan keadaan wanita itu, apa sudah mati? Tidak lucu sekali, bagaimana dengan pistol ku nanti." gumam Maximillian, ia menghembuskan asap rokok dari mulutnya dengan santai, lalu mematikan rokok itu. Ia kembali masuk kedalam kamarnya, melepaskan seluruh pakaiannya, menampakan tubuh tegap, tinggi dengan otot membentuk 8 kotak di perutnya, tubuhnya sangat proposional. Lalu Max masuk kedalam kamar mandi, membiarkan tubuhnya berada di bawah air shower, ia memejamkan matanya, kilasan balik saat ia memberi nafas buatan pada Shelina Resse memenuhi kepalanya, itu pertama kalinya ia mencium bibir seseorang. Dan entah kenapa Maximillian suka dengan kegiatan itu, Max tersenyum tipis, "aku menyukai benda kenyal itu." gumamnya. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN