Bertemu Teman Lama

1155 Kata
“Maaf Bu, ini berkas yang Ibu minta,” ucap Rena sambil menaruh berkasnya di atas meja atasannya itu.   “Ah iya, makasih ya Ren. Oh ya Ren, saya ingin minta tolong. Ini sudah saya cek nanti tolong kamu hubungi divisinya. Bilang sama mereka ada beberapa yang salah. Tolong diperbaiki lagi ya. Setelah itu saya akan menandatanganinya,” ucap Aurora.   “Ah iya baik Bu. Apa ada lagi?”   “Nanti kita makan siang bersama ya. Setelah itu temani saya belanja.”   “Kita akan ke mall Bu?”   “Iya, apa kamu tidak ingin ikut?”   “Ah tentu saja mau Bu, masa pergi jalan-jalan saya tidak mau si!” jawab Rena dengan cepat.   “Ya sudah selesaikan saja dulu. Nanti ingatkan saya kalau sudah jam makan siang,” ucap Aurora lalu ia melanjutkan mengecek pekerjaannya lagi dan Rena meninggalkan ruangan Aurora.   Aurora melihat sekretarisnya yang sangat sibuk. Ia pun akhirnya membawa berkas yang akan ia fotocopy sendirian. Rena hanya menyapa sekilas saja. Ia pikir mungkin saja Bosnya ini hanya ke toilet.   “Selamat siang Bu,” sapa salah satu pegawainya.   “Siang,” jawab Aurora ramah   Aurora menuju ruang fotocopy. Para karyawannya melihat kearahnya dan ada salah satu karyawan yang menghampiri Rena.   “Ren, Bu Aurora fotocopy sendirian?” ucap salah satu karyawan.   “Hah? Masa si?” ucap Rena lalu ia melihat ke arah ruang fotocopy.   “Memangnya kamu ngapain saja dari tadi?” ucap wanita muda itu.   “Aku di sini kerja. Mana aku tahu dia mau fotocopy!” ucap Rena lalu wanita muda itu langsung pergi saat melihat Aurora kembali keruangannya.   “Bu, kok tidak bilang kalau mau fotocopy?”   “Sudah tidak apa-apa. Lanjutkan saja pekerjaan kamu. Satu jam lagi kita jalan ya,” ucap Aurora lalu ia masuk ke dalam ruangannya.   Aurora menyandarkan tubuhnya ke sandaran bangkunya. Ia menghembuskan nafasnya panjang sambil memijat keningnya.   Aurora menatap foto yang ada di meja kerjanya. Sebuah foto saat dirinya masih berusia lima belas tahun. Di mana foto tersebut adalah foto terakhir keluarga yang ia buat bersama dengan kedua orang tuanya.   “Hai Papa, hai Mama, aku baik-baik saja di sini,” ucap Aurora sambil tersenyum.   Aurora kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia begitu serius dan sangat fokus sekali. Kalau sudah bekerja Aurora akan selalu lupa dengan hal yang lainnya.   Di sisi lain.   “Ada yang tertinggal tidak sayang?” tanya Kevin sambil menutup koper istrinya.   “Sudah semua. Terima kasih ya sudah membantu.” Kevin mengangguk lalu ia membawa kopernya dan Mikaila menarik tangan Kevin lalu memeluk suaminya dengan erat.   Kevin belum memberikan pergerakan apa-apa. Ia hanya merasa aneh saja. Tidak biasa-biasanya Mikaila memeluknya seperti ini jika ingin pergi keluar kota.   Mikaila melepaskan pelukannya lalu melingkarkan kedua tangannya kebelakang leher Kevin dengan mesra.   Mikaila langsung mencium bibir suaminya dengan lembut. Ia memejamkan kedua matanya dan Kevin membalas kecupan bibir itu lalu menarik pinggang istrinya lebih rapat lagi.   “Kamu jangan macam-macam ya kalau aku sedang keluar kota,” ucap Mikaila manja dan ia memainkan jari-jari lentiknya ke wajah tampan suaminya. Kevin hanya mengangguk tanpa memberikan senyumannya lalu Mikaila kembali mencium rahang suaminya.   “Biar aku antar kamu sampai Bandara,” ujar Kevin dan Mikaila mengangguk. Ia tidak akan pernah menolak jika Kevin ingin mengantarkan ke Bandara. Karena menurut Mikaila memang sudah sepantasnya Kevin menjadi sopirnya selama ia berada di samping Kevin.   Kevin menaruh kopernya ke bagasi mobilnya dan ia langsung masuk ke dalam mobil lalu mengemudikan mobilnya.   Sepanjang perjalanan menuju Bandara tidak ada perbincangan di antara mereka berdua. Sama-sama hening dan Mikaila juga tak menatap wajah suaminya sama sekali.   Kevin masih fokus dengan stir mobilnya dan Mikaila sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka berdua kadang terlihat romantis dan kadang terlihat seperti acuh. Mungkin Kevin sedang merenungi nasib pernikahannya dengan Mikaila. Apa mungkin bisa bertahan. Ia juga memikirkan bagaimana jika Aurora hamil dan melahirkan anak untuknya. Apa mungkin Mikaila mau merawatnya? Banyak pertanyaan di dalam hati Kevin. Ia ragu tapi ia juga tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah membesarkannya dan memberikannya kehidupan enak. Walau nakal Kevin masih suka patuh terhadap orang tuanya.   Setibanya di Bandara. Kevin langsung menurunkan kopernya dan Mikaila menatap wajah dingin suaminya.   “Aku pergi dulu ya. Kamu jaga kesehatan dan jangan lupa makan ya,” ucap Mikaila dan Kevin mengangguk lalu ia mencium kening istrinya dan memberikan koper Mikaila.   Mikaila mengambil kopernya dan ia selalu bisa bertindak manis jika akan pergi meninggalkan suaminya itu. Mikaila berjinjit, ia mencium sebelah pipi suaminya lalu tersenyum.   Kevin tersenyum lalu memeluk Mikaila dengan mesra. “Hati-hati, aku akan merindukan kamu.”   “Aku juga akan merindukan kamu,” ucap Mikaila lalu ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam Bandara.   Kevin melihat punggung kecil istrinya setalah tak terlihat lagi ia pun masuk ke dalam mobilnya. Kevin langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan Bandara dengan perasaan yang tak menentu.   ***   Di salah satu Mall ternama. Aurora dan Rena sedang menikmati makan siang mereka. Mereka berdua juga membicarakan soal pekerjaan yang belum mereka selesaikan tadi di kantor. Aurora memang orang yang sangat perfect jika itu soal pekerjaan. Ia tidak ingin ada masalah disetiap pekerjaan yang ia kerjakan selama ini.   Dari kejauhan seseorang memperhatikan senyum Aurora yang begitu manis. Pria bertubuh tegap itu tersenyum sambil melipat kedua tangannya di depan dadanyaa.   “Aurora, kamu masih saja cantik seperti dulu,” ucap pria itu pelan.   Pria itu langsung mendekati Aurora. Dan Rena mengernyit saat pria itu mendekati mereka berdua. Aurora tak bisa melihatnya karena posisi pria itu berada dibelakangnya.   “Hai Ra, apa kabar?” tanya pria itu.   Aurora kaget dan mengernyit. “James?” ucap Aurora.   “Aku kira kamu lupa sama aku. Makin cantik saja,” ucap James yang tak mengalihkan pandangan matanya.   “Bisa saja kamu. Kamu kok di sini?” tanya Aurora.   “Hmmm, lagi liburan saja,” James.   “Owww… Sudah makan? Mau makan bersama?” tawar Angel.   “Boleh? Tidak mengganggu kalian berdua?” tanya James.   “Tidak, tapi aku akan segera kembali ke kantor setelah makan,” ucap Aurora.   “Baiklah, aku tidak bisa menolaknya jika wanita cantik yang memintanya,” ucap James lalu memesan menu makanan yang ia inginkan.   “Jadi siapa kekasih kamu sekarang?” tanya James yang masih penasaran dengan Aurora yang sedikit tertutup.   “Tidak ada,” jawab Aurora.   “Masa si? Aku tidak percaya,” ucap James.   “Tanya saja Rena kalau tidak percaya,” ucap Aurora dan James langsung melihat Rena.   “Iya benar kok Pak James, Ibu tuh sibuk terus kalau di kantor bisa sampai larut, mana ada waktu buat pikirin pacaran. Yang ada di kepala Ibu tuh ya kerja saja,” ucap Rena dengan jujur dan Aurora sama sekali tidak marah karena yang dibilang Rena memang benar adanya.   “Wow, amazing wanita karir satu ini,” ucap James lalu menu makanan yang ia pesan datang dan James langsung menikmatinya.   Mereka bertiga berbincang dan banyak hal yang James pertanyakan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak berjumpa. James penasaran melihat Aurora yang semakin terlihat cantik sekali.   Bersambung 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN