bc

Amnesia

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
family
HE
love after marriage
friends to lovers
arranged marriage
heir/heiress
drama
tragedy
sweet
high-tech world
childhood crush
secrets
addiction
like
intro-logo
Uraian

Leyra Meizzani Laoval terbangun dari koma setelah 7 bulan lamanya. Sebuah kecelakaan yang belum diketahui dalangnya menimpa hingga membuatnya mengalami hilang ingatan alias amnesia. Ia dikejutkan oleh dirinya yang telah menikah dengan seseorang yang ia kagumi dulu. Ingatannya terjebak di usia 25 tahun, padahal usianya kini menginjak 27 tahun. Kini, ia berusaha mengumpulkan puzzle ingatannya yang acak. Dengan dibantu Rayn Sagastra, sang suami. Apakah Leyra mampu menjalani hidupnya? Siapa yang mencelakai Leyla? Bagaimana kehidupan rumah tangga Leyla?Haiiii Semua, ini novel pertama aku. Mohon dukungannya terima kasih💓💓💓

chap-preview
Pratinjau gratis
Awal yang indah (Dimulai dari Ciuman)
Pagi yang begitu cerah, memulai hidup yang indah. Ya, semua berusaha mencapai keinginannya mendapatkan hidup yang indah. Begitu dengan Leyra, terperangkap pada memori 2 tahun yang lalu. Sekuat tenaga ia berusaha mengingatnya tetapi nihil. Seminggu sudah, ia berusaha tetap saja sia-sia. Namun, ia tetaplah Leyra, seorang gadis yang pendiam dan sedikit canggung. 1 hal yang sangat ia syukuri, menikah dengan pria idamannya Rayn Sagastra. Pria tampan yang sejak dulu mampu membuat jantung Leyra berdegup kencang secara ugal-ugalan itu justru menjadi suaminya. Tetapi, bagaimana hubungan mereka sebelumnya? Bagaimana bisa mereka menjadi suami istri? Apakah berawal dari cinta pandangan pertama seperti novel romantis atau justru benci berubah jadi cinta? Leyra benar-benar frustasi, pasalnya Rayn tidak menjelaskan hal itu. Sudah seminggu semenjak Leyra keluar dari rumah sakit, pria itu hanya memperlakukan Leyra seperti orang sakit. Rayn merawatnya dengan sepenuh hati, Leyra sangat bersyukur untuk itu. Tapi, pertanyaan tadi sangat mengganjal di pikirannya. Namun, wanita itu tak berdaya karena sifatnya yang canggung dan pendiam ia tak menanyakan apapun pada suaminya itu. Seperti pagi ini, hanya denting sendok dan garpu yang memenuhi ruangan. Leyra tak tahan lagi, hari ini dia harus mendapatkan sekilas jawaban. Dimulai dari aktifitas apa yang biasa mereka lakukan. Rayn yang sudah rapi dengan setelan jas seperti biasanya akan bersiap pergi ke kantor. Pria itu menuruni anak tangga, sembari menenteng tasnya. Sementara itu, Leyra yang tengah di ruang tamu menunggu dengan degupan di jantungnya. Ya, gadis itu bersiap untuk melakukan rencananya. "Maaf, apa boleh saya bertanya sesuatu?" Meskipun suaranya terdengar bergetar, tak disangka Leyra bisa mengeluarkan suara yang ia tahan selama seminggu itu. Rayn yang tadinya berjalan melewatinya, menghentikan langkahnya. "M-maaf kalau sibuk nanti saja-" "Aku tidak sibuk," potong Rayn, berjalan menghampiri Leyra. Pria itu duduk lalu meletakkan tasnya di atas meja. Tangan Leyra bergetar, ia tak menyangka kalau setakut itu setelah Rayn berada tak jauh darinya. "Sebenarnya saya ingin bertanya, apa yang biasanya saya lakukan di rumah dan bagaimana sikap saya terhadap anda?" Pelan dan lembut suara khas Leyra yang canggung itu akhirnya lolos juga dari bibir wanita itu. Rayn tersenyum, kedua matanya menatap lurus sang istri. Yang ditatap menunduk canggung. "Pertama-tama, kita berbicara seperti biasa dan ada aktifitas pagi yang kita lakukan. Kamu yakin mau tahu?" Memangku wajah dengan tangan kirinya. Leyra membalas tatapan Rayn, lalu secepatnya memutus kontak mata mereka. "Iya saya harus tahu, katakan saja," jawabnya tanpa keraguan. Rayn melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya. Sebenarnya ia harus tiba di kantor secepatnya namun, untuk hari ini ia rela berkorban. "Hmmm, sebelum berangkat kerja biasanya kita berbagi ciuman," jawab Rayn yang langsung membuat Leyra tercekat kaget. "Dan juga, biasanya kamu memanggilku dengan sebutan sayang," lanjut Rayn, yang lagi-lagi membuat Leyra bergidik. Leyra kembali menatap Rayn, pria itu memasang tatapan serius yang langsung diyakini Leyra bahwa suaminya itu tidak berbohong. Tetapi, apakah mungkin dirinya yang canggung berbuat seperti itu? "Aku tidak akan memaksamu untuk melakukannya. Jangan memaksa apapun, biarkan saja mengalir apa adanya. Jangan terlalu dipikirkan dan kita akan memulai dari awal lagi." Rayn berdiri, lalu mengambil kembali tasnya. "Sudah pukul 8, aku harus pergi." Saat pria itu melangkah, tiba-tiba Leyra mencekal tangannya. "B-baiklah, ayo kita lakukan!" Seru Leyra dengan penuh keyakinan. Rayn terkejut, ia kehabisan kata-kata. "Seperti kata Anda, kita akan mulai dari awal jadi, ayo kita lakukan. Panggilan sayang, saya akan berlatih jadi, kita mulai dengan ciuman dulu," jawab Leyra dengan keyakinan dan kesadaran penuh. Rayn menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. Wajahnya memerah. "Maaf, saya salah bicara ya?" tanya Leyra merasa bersalah. Rayn menggeleng. "Wajah Anda memerah," ujar Leyra sembari menunjuk ke wajah Rayn. Pria itu kikuk, ia mendesah panjang. Lalu mendekati Leyra, membuat wajah mereka berada begitu dekat. "Kamu yakin?" tanya Rayn. Leyra mendongak. "Tentang ciuman?" Leyra mengangguk pelan. "Baiklah kita mulai, kusarankan kamu tutup mata saja dulu," ujar Rayn. Leyra terheran, ia masih ragu akan dirinya yang berani melakukan hal-hal yang menurutnya sensitif seperti ciuman. Namun, wanita itu mengikut saja ini demi mengumpulkan ingatannya yang kabur. Leyra menutup matanya, Rayn menatap Leyra begitu dalam. Tangannya menyentuh wajah putih Leyra dengan lembut. Pandangannya mengarah pada bibir merah muda milik Leyra. Lelaki itu mencium dahi Leyra, "aku pergi," ucapnya sembari berlari dari hadapan Leyra. Leyra menatap punggung Rayn yang menjauh darinya. "Dia tidak marah kan?" **** Di kantor Rapat diadakan dengan terburu-buru, pasalnya Rayn sebagai Direktur terlambat datang ke kantor. Padahal hari ini, investor penting dari luar negeri datang dari London. Namun, mereka tak bisa berbuat apa-apa karena perusahaan Harsey milik keluarga Rayn sedang naik daun yakni peringkat kedua. Sebagai Direktur, pria itu mampu menjalaninya diusia tergolong muda, yakni 29 tahun dan berhasil menduduki posisi kedua dalam bidang mall dan perhotelan. Ayo kita mulai dengan ciuman!!! "Haaa...!" Rayn tersentak ketika mendengar bayangan suara Leyra tadi pagi. Semuanya menatap ke arahnya. Pria itu berdehem, melipat kedua tangan lalu menatap seorang pria yang tengah berpresentasi di depan. "Lanjutkan," ujarnya. Rapat pun dilanjutkan kembali. *** Leyra menatap potret pernikahan dirinya dan Rayn yang berukuran besar di dinding. Ia mengamati dengan seksama pada ekspresi mereka berdua. Datar berbeda dari pengantin biasanya yang tersenyum semringah di hari yang sakral. "Apa kami sungguh pasangan bahagia? Atau justru sebaliknya?" Tiba-tiba suara bell berbunyi, Leyra segera berlari menuju pintu. Ia dikejutkan seorang wanita yang langsung memeluknya. "Leyra, bagaimana kabarmu?" tanya wanita itu sembari melepaskan pelukannya. Leyra menatap bimbang, ia menggigit bibir bawahnya. "M-maaf si-siapa ya?" tanyanya ragu. "Aku Ranita, maaf aku lupa kalau kamu hilang ingatan." Wanita itu tampak merasa bersalah. "Aku awalnya teman Rayn, tapi setelah kalian menikah kita berteman dekat," jelas wanita itu lagi. Cantik! Seperti artis. Leyra menatap takjub pada wanita itu. Ranita memang cantik, dia memiliki darah Prancis-London. Mata birunya sangat menawan, proforsi tubuhnya juga tinggi dan langsing. "Oh ya, Rayn ke mana?" tanya Ranita sembari matanya menyapu ke sekeliling. "Dia ke kantor," jawab Leyra sambil tersenyum. Ranita mengangguk pelan, "maaf ya, aku baru datang sekarang. Sekarang dunia permodelan sedang sibuk-sibuknya. Oh ya, ini aku bawakan gaun untukmu." Mengambil gaun yang dimaksud dari paper bag. Leyra menutup mulutnya, terkejut sekaligus takjub pada gaun yang dibawa Ranita. Gaun berwarna burgundy yang dilapisi payet serta hiasan manik-manik yang berkelap kelip. "Selamat kembali, Leyra. Aku harap pertemanan kita semakin dan semakin bertahan lama," ucap Ranita. Leyra tersenyum, "terima kasih, kuharap pertemanan kita tetap baik." "Dan... Ini adalah cokelat yang paling terkenal. Ini kesukaan Rayn, kudengar saat ini kau dilarang mengkonsumsi yang manis-manis seperti cokelat!" Memberikan bingkisan yang berisi cokelat. "Jadi, ini untuk Rayn ya," jelas Ranita sembari tersenyum manis. Leyra membalas senyuman, ia tak berhenti menatap takjub betapa cantiknya Ranita. "Tapi... Tenang aku membawakan pizza untuk kita makan. Kau kan suka sama pizza," ujar Ranita. Leyra tersenyum semangat, ia pun langsung mengambil sepotong ketika Ranita menyodorkan kotak pizza itu. *** Di dalam ruangan, tampak orang-orang berkumpul membahas masalah penting yang tengah dihadapi. Mereka adalah penanam saham, berbagai karakter ada di sana. Tetapi, Rayn yang biasanya ambisius, malah mengabaikan perbincangan para tetua lainnya. Dia sibuk melirik jam tangan miliknya, frustasi memikirkan Leyra yang tanpa ada kabar. "Pembagian bulan ini sama seperti bulan yang lalu. Jadi, pertemuan hari ini cukup sampai di sini, terima kasih," ujar Rayn membuat para tetua terdiam sekaligus heran. Pria itu berjalan keluar diikuti asistennya. "Theo kita ke mall hari ini," ujar Rayn. Theo sang asisten terkejut, "tapi Tuan, mall akhir-akhir ini stabil dan tugas kita bahkan sudah selesai beberapa- "Aku ingin membelikan istriku ponsel," jawab Rayn membuat Theo terdiam. Selama perjalanan menuju mall, Rayn terlihat urung-uringan. Wajahnya menunjukkan kecemasan. "Apa nyonya masih belum mengingat Tuan?" tanya Theo. "Ya begitulah," jawab Rayn sembari menatap jalanan di luar jendela mobil. "Itu bagus," ujar Theo. "Apa?" "I-itu... Maksud saya, saya harap nyonya tetap sehat-sehat saja," jawab Theo gelagapan. "Kusarankan kau tidak banyak bicara, apalagi di depan istriku!" tegas Rayn. Theo mengangguk mengiyakan. Mobil melaju kencang, hingga membawa mereka ke tempat tujuan yaitu mall. Rayn berjalan menuju tempat khusus ponsel. Selama itu, dia diperhatikan oleh orang-orang yang berlalu lalang. "Selamat datang Tuan Rayn," ujar seorang karyawan toko ponsel. "Berikan aku ponsel yang mahal," ujar Rayn.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
173.0K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
295.9K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.7K
bc

TERNODA

read
193.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook