Aura menggigit bibir, bibirnya seolah terkunci rapat. Rasanya sangat sulit mengucapkan kalimat itu jika harus menatap wajah Axel! Apalagi Aura sadar kalau dirinya sudah jatuh hati pada Axel! Entah sejak kapan, Aura bahkan tidak pernah menyadarinya! “Kenapa? Tidak bisa mengucapkannya? Itu berarti kamu berbohong saat mengatakan hal tadi!” cibir Axel, merasa lega karena dugaannya tidak sepenuhnya meleset. Mungkinkah Aura sama seperti dirinya yang baru menyadari perasaannya sendiri? Tidak heran kalau Aura masih ragu dan malu-malu kucing! “Dasar geer!” sungut Aura dengan wajah merona, tidak bisa mengelak dan tidak dapat memenuhi keinginan Axel juga. Axel tersenyum tipis, genggaman tangannya semakin erat seolah enggan melepaskan Aura. “Jujur awalnya aku juga tidak yakin dengan perasaanku pa

