Episode 5

1103 Kata
 Rania buru-buru keluar dari kelas setelah mata kuliah nya selsai disusul Diandra  yang mensejajarkan Langkah nya dengan Rania "Buru-buru bener?"  Rania menunjukkan ponsel nya pada Diandra "Wah jodoh ku mau  Dateng ya " ujarnya girang membuat Rania terkekeh geli  "Udah nungguin depan rumah makanya Buru-buru pulang" "Kenapa ga masuk aja "  "Kuncinya kan sama aku dodol" Rania mencubit pipi Diandra dan berlari menjauh  "Dasar Rania..sakit nih pipi aku" teriaknya dan kembali mengejar Rania  "Pipi aku merah nih tanggung jawab pokonya!!" Rania malah tertawa melihat sahabatnya nya manyun  "Jangan cemberut dong nanti kan ga cantik di liat kak Adit" godanya membuat pipi Diandra semakin memerah,dasar Rania .   "Amel masih lama ya?" "30 menitan lagi katanya"  "Aduhh kelamaan,aku pulang duluan ga papa kan"  "Eh..duluan aja ga papa kali,kasian juga jodohku capek nunggu"    Mereka bertiga sebenarnya satu fakultas tapi Amel hari ini ada mata kuliah tambahan jadi mereka pisah "Ya udah aku duluan, tungguin dia ntar ntar ngambek lagi kalau ditinggal"  "Ok buk bos" jawab nya dengan tangan diatas memberi hormat dan berhasil membuat Rania tertawa sebelum meninggal kan nya . Jarak kampus dengan rumah tidak terlalu jauh jadi mereka ga perlu pake kendaraan ke sana ditambah lagi jalanan yang Rame membuat mereka malas untuk pakai kendaraan kadang malah memilih jalan setapak untuk ke kampus seperti yang Rania lakukan sekarang dia memilih jalan setapak yang agak sepi hanya beberapa orang saja yang lewat , Rania asik memainkan ponselnya sambil jalan sebelum seseorang menabrak nya dan terjatuh     "Auww" Teriaknya  "Maafkan saya saya sedang buru-buru" ujarnya cepat dan langsung mengulurkan tangan nya membantu Rania  "Saya juga yang salah ga fokus di jalan "  Rania sudah sempurna berdiri dan saat bertatapan dengan pemuda itu ia melihat pemuda itu menegang,dengan cepat di lepas nya tangan Rania dan langsung berlari menjauh dari Rania seperti orang ketakutan "Hey tunggu!!!kau kenapa" teriak Rania namun orang itu sudah berlari cukup jauh "Astaga...siapa dia?kenapa dia setakut itu pada ku?apa aku seperti hantu hah?dasar orang aneh " sungut nya dan melihat dirinya dilayar ponsel nya  "Kurasa aku masih cantik ,tapi kenapa dia setakut itu" katanya lagi  Dan kembali meneruskan perjalanan nya sambil menggerutu tak terima dengan sikap pria yang di menabrak nya tadi.  Adit yang sudah menunggu adiknya pulang langsung berdiri begitu melihat Rania datang sambil cemberut "Kamu kenapa ko gitu banget mukanya,ga suka kakak jengukin ya "    "Kakak...." Rania menyalami dan memeluk kakaknya dia benar-benar merindukan pria dalam pelukannya ini  "Rania kangen..banget tau sama kakak.." "Mmmm kakak juga kangan banget sama kamu" Adit menenggelamkan adiknya dalam pelukannya membuat. Rania jadi tenang  "Khem-khem"  Mereka terlalu asik berpelukan tanpa menyadari masih ada orang disana,Rania langsung melepaskan pelukannya mendengar ada orang lain dibelakang nya  "Zul.." "Kamu masih ingat aku Rania" "Maaf ya Zul tadi sempet lupa ada kamu " Adit terkekeh geli  "Mana mungkin aku lupa sama kamu Zul, walaupun kita jarang ketemu muka kamu ga berubah kan" giliran Zul yang terkekeh mendengar nya  "Nggak apa mas,harusnya Zul yang minta maaf ganggu " mereka tertawa bersama seperti acara lebaran saja saling bermaaf-maafan salaman    "Gimana kuliah kamu Ran, menyenangkan"  "Yah..biasa lah Zul sama seperti umumnya kadang seneng kadang juga kesel apalagi kalau  Tugas,duh pengen cepet-cepet wisuda "  "Kamu yang semangat dong belajar nya,biar kuliah nya cepat kelar" timpal Adit  "Siap bos" jawab Rania memasang senyum manis    "Tadi kenapa mukanya jelek banget pulang ngampus " goda Adit  Mendapat pertanyaan itu Rania kembali manyun mengingat kejadian yang di alami nya tadi belum lagi kakinya juga sedikit sakit meskipun nggak luka  "Rania ketemu orang aneh" jawabnya nya sinis membuat kedua orang didepannya memicing kan matanya  "Orang aneh???kenapa"tanya Zul "Tadi pas jalan pulang Rania di tabrak orang sampe jatuh dia buru-buru minta maaf dan langsung bantuin Rania" "Ye..itu mah orang baik namanya,aneh apanya " potong Adit  "Ihh kakak Rania belum selse ngomong juga!!" Rania melotot kesal pada kakaknya  "Iya deh,iya maaf" Adit terkekeh "Abia liat wajah Rania dia seperti otang ketakutan gitu dan Langsung kabur,,Rania coba hentikan tapi dia langsung lari gitu aja,kan aneh !!" Rania menggeleng heran Adit dan Zul juga manggut-manggut berfikir siapa sebenanya orang yang di maksud Rania  "Aku masih cantik kan"tanyanya konyol membuat Adit dan Zul menahan tawa "Namanya cewek yang pasti cantik lah " timpal Zul sembari terkekeh mengiyakan "lalu kenapa dia takut padaku "   Mereka tampak berfikir sejenak,apa yang di takutkan orang itu sebenarnya Dari Rania  "Mungkin saja  kamu mirip sama orang yang dia takuti dan saat sekilas liat wajah kamu dia langsung mengklaim bahwa kamu dan orang yang dia takuti itu sama makanya dia langsung lari" kata adit menenangkan adiknya  ."bener juga sih mas ,aku juga mikir gitu" timpal zul "Ya udah ga usah di fikiirin,kalian pasti capek kan,ayo masuk" Rania membuka pintu rumah dan masuk lebih dulu di ikuti keduanya. Sedikit tentang Zul,Zul adalah anak seorang karyawan di gudang meubel pak Burhan,ayah Rania. Ayah nya sudah lama bekerja pada keluarga Rania,dia sekolah dibiayai orang tua Rania dari masuk Smp,ayah Zul menolak,tapi pak Burhan terus memaksa dan akhirnya sampe Zul masuk salah satu universitas dia tetap di biayai pak Burhan.    "Kamu kok pulang sendirian,amel dan Diandra kemana ??kok ga bareng" Adit menyadari 2 sahabat adiknya tak ada disana setelah masuk rumah,rumah yang dulu jadi tempat tinggal nya dimasa SMA sampai kuliah "Masih di kampus,bentar lagi pulang kok,tadi Amel ada matkul tambahan jadi Rania Tinggal,kasian kakak nunggu didepan kelamaan" jawab Rania yang datang dari arah dapur membawa minuman dan kue kering di atas nampan  "Mama papa sehat kak?" "Iya,tapi papa belum bisa kesini masih sibuk di gudang"      "Assalamualaikum "  "Wa'alakumsalam " Seseorang datang dan memberi salam saat mereka asik ngobrol dan Rania yang sudah kenal suara itu langsung buka pintu untuk mereka "Maaf ya Rania pulang duluan* ujarnya pada Amel "Ga pa-pa kali,kakak mana "  "Tuh didalem Sama si Zul" Diandra dan Amel mengikuti Rania masuk dan menemukan dua orang pria ganteng duduk di sofa depan tv tempat mereka biasa menghempaskan diri. saat pulang ngampus "Hay!" Sapa Adit melihat dua sahabat adiknya  "Kakak apa kabar" tanya Amel yang langsung menyalami Adit diikuti Diandra dengan malu-malu "Baik,kalian gimana " "Baik juga kak" jawab Amel sementara Diandra speakless di depan Adit  Diandra menyukai Adit dari dulu tapi Adit pura-pura tidak tau saja  Meskipun sebenarnya dia juga menyukai gadis di depannya  Dia tidak mau memacari anak yang masih sekolah jadi dia biarkan saja Diandra  Menunggu dirinya mengungkapkan rasa   "Di,kok diem" goda Rania padahal dia tau sebenarnya "Ah..eh ak..aku ga papa kok"  Rania ,Amel dan Adit menahan tawa sementara Zul hanya senyum saja karena dia sama sekali tak mengerti tentang mereka,wajah Diandra malah memerah karena perlakuan mereka  "Aku ke atas dulu ya "lirihnya dan di iyain semuanya  Secepat kilat ia ngacir ke atas untuk menenangkan dirinya sebentar  "Sial!! Aku harus tenangin diri dulu sebelum jantung ku copot depan kak Adit" gerutunya sepanjang anak tangga dimana kamarnya berada  Rumah itu tidak terlalu besar namun bertingkat dan ada 2 kamar yang lengkap dengan kamar mandinya di  diatas ruang tamu dan dapur dan ruang belajar dibawah.diandra terus melangkahkan kakinya menjauh dari mereka dan sesekali mendengar mereka tertawa dia mengelus d**a nya berharap jantung nya tidak berdegup kencang saat balik kesana nanti dan dia bisa pastikan Adit pasti melihat wajahnya memerah dan itu karena dirinya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN