Danesh termenung lama ketika kembali ke rumah. Pria tinggi itu sesekali tersenyum ketika mengingat percakapan singkatnya dengan Sherin serta dua sahabatnya yang lain. Lila dan Wita. “Saya bisa bantu apa?” “Gampang banget, Mas. Mas tinggal ngaku aja kalau selama ini jadi pacar rahasia temen saya ini,” sahut Lila cepat sembari melirik ke arah Sherin. “Heii…!!” Sherin tak sempat melayangkan protes lantaran Lila dan Wita makin bersemangat menjabarkan skenario balas dendam mereka pada Barra dan selingkuhannya. “Denger dulu, Sher!” Wita menimpali dengan tatapan sinis. “Mas Danesh mau kan? kasihan lho, Mas, temen saya ini, jangan sampe nasibnya makin ngenes karena dianggap cewek lemah yang nggak bisa balas perbuatan jahat selingkuhan pacarnya.” Lila makin makin semangat membujuk Danesh. “

