bc

STUPID LOVE

book_age18+
2.2K
IKUTI
19.6K
BACA
possessive
sex
badboy
goodgirl
student
bxg
highschool
office/work place
classmates
friends
like
intro-logo
Uraian

Novel masih tahap Revisi.

WARNING ADEGAN 21+

DALTON AJI MAHESWARA adalah anak pemilik yayasan sekolah yang sangat terkenal di ibu kota. Kini tahun ajaran kedua ia bersekolah di SMA MAHARDIKA. Dalton adalah anak yang luar biasa. Dia sangat pandai dalam menindas siapa saja yang tidak patuh padanya. Karena kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya yang super sibuk mengurus beberapa bisnisnya, Dalton kekurangan perhatian. Hanya perhatian kakaknya lah yang ia bisa harapkan. Sang kakak DELANA RAYU MAHESWARA selalu menyempatkan diri untuk memberi perhatian pada adik semata wayangnya. Suatu hari SMA MAHARDIKA menerima siswa perempuan pindahan. Siswa yang terlihat kalem dan pendiam itu menarik perhatian Dalton untuk terus mengusiknya. Ketika gadis-gadis lain berbondong-bondong menginginkan perhatiannya, namun tidak dengan siswa baru tersebut.

RANAI PRAMANINGTYAS seorang gadis manis yang baru saja pindah ke sekolah barunya. Di tahun ajaran ini, ia melamar ke beberapa sekolah di ibu kota yang dekat dengan rumah Ibu nya. Dari sekian banyak sekolah yang menerimanya, Ran terkejut karena sekolah terbaik di ibu kota menerima dirinya dan memberika beasiswa penuh. Ran hanya ingin bersekolah dengan damai dan terus berprestasi hingga lulus sekolah. namun siapa sangka, ia terus di ganggu oleh para siswa disana, hanya karena ia memakai peralatan sekolah yang sederhana bukan barang modis.

“Kita liat, apa yang ada di dalam tas kumuh ini!” ujar Dalton. Ia meraih tas Ran dan membongkarnya. Mengeluarkan isi nya satu-satu sambil tertawa mengejek.

~PLAKKK!~ sebuah tamparan mendarat di wajah Dalton sesaat setelah ia melumat tiba-tiba bibir Ran.

“Aku.. Benci sama kamu. Kamu adalah manusia terjahat yang pernah aku temui! Sekolah ini adalah neraka untuk orang seperti ku!” ujar Ran sambil menatap tajam pada Dalton yang terdiam memandangnya.

“De! Jaga sikap kamu! Jangan kurang ajar sama perempuan!” ujar Dilana. Ia lalu menghampiri Ran yang duduk tertunduk menahan tangisnya.

akan kah terjadi sesuatu yg spesial antara Dalton & Ran. atau mungkin jatuh hati pada sosok lain?

chap-preview
Pratinjau gratis
1. SEKOLAH ELIT.
“AAAAAAA…!!! Hah! Hah! Hah! AAAAAA… Sakit Bu… hiks..hiks….” “Sing sabar Ndok… kuat sayang, Demi anak mu Nak” Ujar Sang ibu yang kini tengah berada di sisi putri nya yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Peluh bercucuran deras disekujur wajah dan tubuhnya. Wajahnya memerah karena erangan yang ia lakukan demi mengeluarkan sang buah hati tercinta. Betapa berat rasanya, pertama kali ia hamil lalu melahirkan tanpa di dampingin sang suami. “Huh! Huh! Huh! AAAAAA… Ibuu… Sakit Bu… aku capek..” lirih Seorang wanita. Air mata bercucuran dari matanya. Sungguh Rasa sakitnya tak terbayangkan. Ia menggenggam kuat tangan sang ibu dan berpegangan pada pinggiran kasur ruang bersalin. “Sabar sayang. Istigfar.. ngucap banyak-banyak Nak” ujar sang ibu dengan air mata yang berlinang. “Ya tuhan lancarkanlah persalinan anakku” “Ayo bu… sedikit lagi,, kuat ya bu.. bayi nya sedikit lagi keluar bu” ujar sang dokter. “AAAAAAA… huh..huh..huh… AAAAAAA” ‘Sayang… ayo Nak,, keluar ya.. bantu Ibu..’ Beo hati perempuan tersebut. “AAAAA… Bu… AAAAAAAA” “EAaakk…” terdengar tangis kecil yang melengking di dalam ruangan. Seorang bayi mungil nan lucu kini hadir menyapa semua yang ada di dalam ruang bersalin.” Tujuh Belas tahun kemudian Pagi ini terlihat begitu cerah. Ranai Pramaningtyas yang sering di panggil Ran atau Ai, telah bersiap mengemas barangnya dan meletakannya di mobil sewaan. Hari ini ia akan pindah ke Jakarta. Ibu nya sudah duluan pindah ke Jakarta, karena sang ibu membantu adiknya untuk menjaga toko kue disana. Ran menghabiskan satu tingkatan kelas dahulu baru menyusul sang ibu. Kini ia sudah siap dengan hari barunya nanti. “Ai.. baik-baik ya disana ndok… belajar sing rajin, Patuh sama ibu mu, Ojo lali mangan yo cah ayu ku” ujar Sang Eyang melepas kepergian cucu tercintanya. “Iya Eyang.. Ai bakal belajar yang rajin, biar nanti Ai bawa piala untuk eyang” ujar Ran. Lalu Ran memeluk Eyangnya dengan sayang. “Assalamualaikum Eyang.” “Walaikumsalam” Lalu Ran pergi meninggalkan pekarang rumah Eyangnya. Ran menikmati perjalanannya sampai di terkantuk dan tertidur. Ran memang tipe Gadis yang gampang ngantuk apalagi di dalam mobil sedan, di angkutan umum saja dia akan ngantuk sampai bisa bisa lelap sesaat. Setelah beberapa jam, Ran akhirnya sampai di rumah tantenya. “Mbak.. Mbak Ran.. banging Mbak, sudah sampai” ujar pak supir yang tak lain adalah tetangganya yang memiliki mobil. “Eh? Udah sampe to Pak? Aduh aku ketiduran, maaf ya pak” ujar Ran. “Ndak apa ndok… mari bapak antar barang-barangnya” Ran lalu keluar dari mobil dan melihat rumah yang terlihat sederhana dan model lama namun terlihat nyaman. Tak lama keluar sang ibu, tante dan om nya, juga anaknya yang masih kecil. “Assalamualaikum...” “Walaikumsalam” Ran lalu memeluk ibunya, dan kemudian tantenya. Ia juga segera bersalaman dengan om nya, juga tak lupa menyapa si kecil. “Apa kabar kamu Nak?” “Baik bu.. ibu gimana? Masih suka sesak nafas?” “Nggak. Ibu sudah sembuh, apalagi sambil ngasuh Gia.” Ujar Ratna. “Tante, om apa kabar?” tanya Ran. “Baik Ai… aduh tante sama om seneng pas tau kamu mau pindah kerumah ini” ujar Ratih tante Ran dengan gembira. “Loh.. emang kenapa?” “Tante jadi punya temen ngobrol dan ngerumpi” “Kan ada ibu tan…” “Isshh.. ibu mu itu nggak asik di ajak ngobrol!” ejek ratih. “Eh tapi… Mas Ardan mana Tan?” tanya Ran. “Mas Ardan Masih di Kalimantan barat. Dia ada proyek disana”ujar Ratih. “Eeeehh.. ini pada mau ngobrol di depan pintu aja? Nggak mau masuk?” ujar Dimas om nya Ran. “Weleh iya ya. Yo wes ayo masuk” ujar Ratna. “Mbak Ai gendong” pinta Gia. Lalu dengan senang hati Ran menggendong sepupu kecilnya. Mereka masuk kerumah. Setelah mereka makan siang lalu berbincang bincang, Ran di antar oleh ratna untuk membenahi kamarnya. Kamar Ran dan kamar Gia jadi satu, namun dengan ranjang yang terpisah. Ran membenahi baju-bajunya dan di masukan ke lemari yang sudah di siapkan untuknya. Saat ia sedang melipat baju-bajunya, sebuah notifikasi muncul di ponselnya. “TRINGG!~ Ran merogoh koceknya dan melihat notifikasi tersebut. Mulutnya menganga seketika melihat notifikasi yang tak disangka-sangkanya. Ia bangkit dan segera berlari mencari ibunya. “Bu..! ibu! Bu!...” Ran memanggil-manggil ibu nya. Ia berlari kesana-kemari. “Bu! Ibu!” “Opo to ndok.. ko teriak-teriak!” ujar Ratna saat melihat anaknya yang berjalan kearahnya. “Kenapa Ai?” tanya Ratih. Bukannya menjawab, Ran malah loncat-loncat sambil tertawa. Membuat Ratna dan Ratih bingung. “Ai.. kamu kenapa nak?” tanya Ratna. “Akuu…. AKU KETERIMA DI SMA MAHARDIKA! SMA TERBAIK DAN POPULER BUuuu!!” ujar Ran dengan semangat. Seketika kedua wanita dewasa tersebut terkejut. “Beneran Sayang?” tanya Ratna. “Ini serius Ai?” tanya Ratih. “Iya.. iya.. iya..” ujar Ran dengan bahagia. “Ini ibu sama tante liat pemberitahuannya. Aku juga lolos menjadi siswa beasiswa full disana” Ran sangat bahagia. Ratna dan Ratih membaca pemberitahuannya dengan seksama, lalu keduanya serempak memeluk Ran. “Berarti, kamu besok udah harus siapin peralatan sekolah kamu. Buku, tas, sepatu, alat tulis lainnya. Kita beli besok” ujar Ratih dengan semangat. “Nggak.. nggak.! Nggak usah tante, peralatan sekolah ku masih bagus. Buku, tas, sepatu semuanya masih bagus. Nggak perlu beli” tolak Ran. “Tapi kan, kamu sekarang sekolah di sekolahan Elit sayang. Kamu harus berpenampilan modis juga. Tenang aja, nanti tante yang beliin semua kebutuhan kamu” “Nggak usah tan.. kalau yang lama masih bisa ke pake, ngapain harus mubazir. Aku memang sekolah di sekolah elit, tapi yang terpenting bukan penampilan. Yang penting aku harus rajin belajar, dan pertahankan beasiswa ini sampai lulus” tutur Ran. Kedua wanita paruh baya itu pun tersenyum. Ya, Ran memang anak yang sederhana dan tidak neko-neko. Ia tidak pernah mempermasalahkan penampilannya. Selama itu masih terlihat baik dan sopan, ia tidak akan mubazir membuang uang hanya untuk mengganti yang lebih bagus. “Nyari duit itu susah tante” ujarnya, yang membawa tawa Ratna dan Ratih. “Ponakan ku iki memang bagus ya mbak yu… Wes ayu.. cerdas lagi. Ndok.. ndok.. tante jadi makin sayang sama kamu Ran” ujar ratih dan membuat Ran tersenyum. Hari yang di nanti pun tiba, kini Ran tengah bersiap-siap untuk bersekolah. Karena dirinya belum mendapat seragamnya, kini ia memakai Seragam SMA lamanya, yaitu salah satu SMA Negeri di Jogja dulu. Ran menguncir kuda rambut lurusnya. Lalu ia memakai tas ransel berwarna hitam dengan gantungan Y. ia memakai sedikit pelembab wajah dan bibir, lalu memakai Bedak tabur Piva, Bedak tabur jaman dulu. Dan sedikit memakai Parfum kesukaannya, parfum dari seseorang yang sangat ia sukai. “Mbak Ai.. mau kemana?” tanya Gia. “Mbak mau sekolah. sama kayak Gia” jawab Ran dan menggandeng tangan Gia lalu keluar kamar. “Mbak Ai mau sekolah di sekolahan Gia?” tanya gia dengan polos. Lalu Ran tersenyum. “Nggak dong, Mbak mau pergi kesekolahan Mbak. Beda sama Gia. Kan mbak udah besar, gia masih kecil. Jadi sekolahnya beda” jelas Ran. “Oh gitu ya. Oke deh” Lalu kedua nya sarapan, setelah itu, Ran dan Gia di antar Dimas. Ran sangat berdebar dalam hatinya. namun ia berusaha tenang dengan menarik nafasnya dalam dalam lalu hembuskan. Sampailah Ran di sekolahnya. Ia sangat takjub dengan sekolahnya kini. Benar-benar elit dan mewah. Ia tak menyangka dapat bersekolah di sekolahan ini. membayangkan uang bulannya saja sudah tak berani. Namun kini, anugrah dari tuhan menghampirinya, ia dapat bersekolah di SMA MAHARDIKA. Ran memasuki area sekolah. ia bertanya pada beberapa orang siswa dimana letak ruang guru, lalu ia bergegas keruang guru. “Permisi selamat pagi…” ujar Ran. “Pagi.. ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang guru. “Iya Bu.. saya siswi pindahan dari jogja dan mau bertemu Ibu Karisa” “Oh iya.. nama kamu siapa?” “Nama Saya Ran Pramuningtyas” “Sebentar ya” lalu guru tersebut memanggil seseorang di balik bilik meja. Terlihat guru cantik berkacamata berdiri dan melihat kearahnya. Guru cantik tersebut berjalan menghampiri Ran. ‘Ya Allah.. cantiknya guru ini’ ujar Ran dalam hati. “Halo.. kamu Ranai Pramuningtyas? Dari SMA Negeri 17 Jogja?” “Iya bu. Panggil Saya Ran saja bu” “Kenalkan Nama saya Karisa Rahayu. Saya wali kelas kamu” ujar Karisa menjabat tangan Ran. “Saya Ranai Pramuningtyas bu” “Baik kalau gitu, kita sekarang ke kelas kamu. Kelas 11.IPA 2” ujar Karisa. Ran lalu mengikuti langkah wali kelasnya. Ia melihat sekeliling lorong sekolah. kelasnya berada di lantai dua. Terdengar suara ribut-ribut dari sela-sela jendela. Namun tak berapa lama suara tersebut menghilang. Ran melihat plang nama kelasnya. 11.IPA 2. Ran membiarkan karisa masuk dahulu. “Good morning everybody” “Morning Miss karisa” jawab serempak. “Oke anak-anak. Hari ini kita kedatangan siswi baru. Dia siswi pindahan dari jogja. Dan ibu harap, kalian bisa berteman baik dengannya. Tolong buat dia nyaman berada di sekolah kita. Mengerti?” “Iya Bu..” jawab serempak. Lalu, karisa meminta Ran masuk kedalam kelas. Ran masuk dengan sedikit menundukan wajahnya. Ia malu ditatap seluruh penghuni kelas. “Baik… Silahkan kamu perkenalkan diri kamu” ujar karisa. Lalu Ran mulai menaikan pandangannya, ia menarik nafas sesaat untuk menenangkan hatinya. “Nama saya Ranai Pramuningtyas, saya siswi pindahan dari SMA Negeri 17 jogja. Terima kasih” ujar Ran. “Duh si eneng kenalannya irit banget!” celetuk seorang cowok dengan gigi gingsulnya. Ran hanya melirik datar. “Baik, kalian bisa kenalan lebih dalam lagi nanti saat istirahat. Sebentar lagi Guru Fisika kalian akan datang. Jadi jangan ribut” ujar karisa. Lalu karisa menoleh pada Ran. “Ran, kamu bisa duduk di meja Kedua atau meja kelima. Terserah kamu mau pilih yang mana” ujar karisa. “Jangan belakang sini bu. Ini ada yang punya, dia belom masuk” ujar cowok usil tadi. Lalu karisa meneliti siswanya di kelas. “Dalton? Dia belom datang?” tanya karisa. “Iya bu.” “Yasudah, Ran, kamu duduk di meja kedua saja kalau gitu” ujar karisa. Ran pun menempati meja kedua. Ran sebenarnya sangat gugup. semua yang ada di kelas ini terlihat orang-orang berkelas. Dandanan mereka terlihat mewah. Bahkan ada yang mewarnai rambutnya dan bermakeup cukup tebal. Karena memang SMA MAHARDIKA setara dengan sekolah international, mereka cukup membebaskan gaya siswa disana, kecuali memakai perhiasan berlebihan, siswa siswi disana tidak di perbolehkan memakai emas, berlian, mutiara dan sebagainya kecuali sejenis cincin, atau kalung. Mereka hanya boleh memakai satu jenis dan satu benda saja. Tak berselang lama seseorang masuk ke kelas mereka. Cowok tersebut terlihat cuek, bahkan cara berpakaiannya saja tidak rapih. Baju yang harusnya terkancing, bahkan tidak di kancing sama sekali. Rambutnya sedikit berantakan namun masih terlihat normal, juga tatapannya yang terlihat sombong. Namun tak bisa di pungkiri bahwa dia memiliki paras yang sangat rupawan. Kulitnya kecoklatan, matanya setajam mata elang, tubuhnya terlihat tegap, berdada bidang dan bahunya lebar. Dia tampan dan terlihat sangat gentle. “Oy! Dalton.. lo terlambat dikit aja bisa abis lo kena si bapak kepala botak itu” ujar salah seorang temannya di belakang sana. Sekilas cowok yang bernama Dalton tersebut melirik Ran dan berjalan melewatinya. “Bodo amat.” Ujarnya. Dan guru fisika yang maksud pun datang. Jam istirahat tiba, Ran membereskan meja nya. Lalu sebuah uluran tangan datang dari kursi sampingnya. Ran menoleh dan melihat Gadis berkacamata menjulurkan tangannya pada Ran. “Hai.. nama aku Tita adisty. Boleh kenalan?” tanya Tita. Ran tersenyum dan menyambut uluran tangan Tita. “Hai. Aku Ran.” “Kamu mau ke kantin?” “Boleh deh. Aku haus soalnya” Lalu keduanya berjalan keluar dari kelas menuju kantin. Kantin sekolah terlihat luas dan terkesan mewah. Ini seperti bukan kantin sekolah, melain kan seperti café. Tita membawa Ran pada sebuah meja. “ “kamu mau pesan apa? Itu menunya ada di atas meja” tawar Tita. Lalu Ran melihat, dan melotot seketika melihat daftar harga pada menu. ‘Minum orange jus aja dua puluh lima ribu? Waduh.. mahal banget ya’ cicit Ran dalam hati. “Aku mau makan Nugget boiler sama minum Mangga Squash. Kamu mau pesen apa?” tanya Tita. “Ini… kenapa orange jus bisa semahal ini ya?” tanya Ran. “Hmm… ini pakai jeruk asli dari pulau Jeju” jelas Tita. “Aku mau minum Es teh biasa aja deh.” Ujar Ran. Karena Cuma itu yang harganya cukup murah. Itu pun seharga lima belas ribu. Entah teh apa dan darimana hingga harganya mahal seperti itu. “Kamu nggak makan?” “Nggak aku nggak laper” “Yaudah biar aku yang pesan” ujar Tita berniat hendak bangun. Namun Ran mencegahnya. “Nggak usah. Biar aku aja. Aku mau kantinnya” ujar Ran. “Hmm.. nggak apa nih?” “Iya nggak apa-apa” lalu Ran berjalan menuju stand loket makanan yang ada di kantin. Ran berdiri di barisan ke empat. Ia menunggu untuk memesan Nugget lalu ia akan pergi ke stand minuman. Ran berdiri menunggu antrian sambil memandang sekitar. Ia sangat takjub dengan sekolah yang ia tempati kini. Sungguh sekolahan elit berbasis internasional yang mewah dan keren. Saat sedang fokus-fokusnya memperhatikan ruangan kantin tersebut, seseorang menabrak dirinya hingga tergeser beberapa langkah dari barisan. “Minta maaf lo” ujar seseorang dengan suara berat. Suara bass yang terdengar maskulin di telingan Ran. Ran menoleh pada orang yang telah menabraknya. “Minta maaf? Bukannya kamu yang udah nabrak aku?” ujar Ran. “Elo ngehalangi jalan gua! Jadi ya salah lo ngapain ngehalangi gua, bikin gua nabrak elo” ujar Dalton dengan tatapan tajamnya. “Bukan salah aku dong. Kan Aku lagi antri disini, dan jalan juga masih luas. Kamu bisa jalan sana, jalan situ, jalan itu. Bukan Cuma ini aja” ujar Ran menunjuk satu-satu celah jalan. Dalton menatap tajam lalu kemudian tersenyum mengejek. “Lo berani jawab gua? Lo bocah baru,, belagu. Lo nggak tau siapa gua?” ujar Dalton. Ran hanya mengangkat kedua bahunya pertanda ia tak tahu dan mungkin tak peduli. “Oke gua maafin dan berbaik hati sama lo kali ini karena lo nggak tau siapa gua. Tapi jangan harap kali” ujar Dalton sambil menunjuk wajah Ran dan berlalu pergi dari hadapan Ran. Lalu terdengarlah bisik-bisik kecil dari orang-orang yang berada di sekelilingnya. “Ran.. kamu diapain sama Dalton?” tanya Tita yang segera menghampirinya. “Aku nggak di apa-apain kok. Cuma marah-marah nggak jelas aja dia” “Aduh kamu jangan sampe berurusan sama Dalton deh. Bisa bahaya” “Emang kenapa? Emang dia siapa?” “Nanti aku ceritain. Sekarang kamu duduk dulu aja. Biar aku yang bawa Pesanannya” ujar Tita. “Eh.. nggak usah-.. “Udah nggak apa-apa. Duduk aja” Lalu Ran pun duduk menempati kursi mereka. Berjarak tiga meja, ada Dalton dan teman-temannya yang duduk di sofa kantin. Banyak pasang mata gadis-gadis yang memperhatikannya. Dalton sangat tampan dan rupawan. Walaupun sikap minus dan kepintarannya tidak dapat di banggakan, namun tak akan ada yang menolak dengan charisma yang Dalton miliki. Dalton tak sengaja menatap Ran yang sedang menatap keluar jendela. Tatapan Dalton begitu datar. Cukup lama ia menatap Ran,namun ter ganggu saat rombongan pacar Dalton datang. Ran masih menatap takjub ke sekeliling sekolah ini. ada rasa bangga yang cukup besar dalam dirinya karena ia bisa bersekolah disini dengan beasiswa penuh. Ia akan berusaha sekuat mungkin untuk terus mempertahankan prestasinya. Ia ingin meluluskan dirinya dengan nilai terbaik dan menggapai cita-cita nya. “Ran.. ini minum kamu.. ini buat kamu juga” ujar Tita. “Loh aku nggak beli ini” “Aku traktir kamu. Kamu cobain Kebabnya. Enak banget” ujar Tita dengan senyum cantiknya. “Makasih ta” ujar Ran. Tita mengangguk dan tersenyum. Ran memperhatikan Tita. Anak dengan dandanan cupu ini sebenarnya anak yang cantik. Terlihat dari hidung mancung nan mungil, bibirnya yang kecil. Tita gadis manis dan imut. Namun kaca mata bulat menutupi nya. Dan juga rambut kepangnya. “Oya, Ran.. aku mau kasih tau kamu kalau kamu jangan sekali-kali berurusan sama Dalton. Jangan ketipu sama wajah gantengnya. Dia itu… parah.” Ujar Tita. “Maksud kamu? Emang dia itu siapa sih? Kok kayaknya sombong banget?” “Kamu nggak tau dia ya? Dia itu Dalton Aji Maheswara. Anak Laki-laki tunggal dari keluarga Derry Bayu Maheswara dan Wilona Anastasya. Mereka keluarga besar MAHARDIKA MAHESWARA, yang punya banyak yayasan pendidikan juga berbagai bisnis di bidang kuliner dan Fashion. Dan sekolah ini, adalah milik keluarga mereka, yang otomatis Dalton pemilik sekolah ini. jadi mendingan kamu cari aman deh kalau mau sekolah disini” ujar Tita panjang lebar. Ran terdiam. Ia berfikir penyebab Dalton yang wataknya sanagt sombong. ‘Jadi pemilik sekolah? pantes aja gaya selangit. Tapi biasanya kalau di film-film anak orang kayakan terkesan dingin, keren, cerdas dan berwibawa.. kalo dia sih malah kayak playboy cap kaki gajah’ beo Ran dalam benaknya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.7K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook