Sore hari itu, sebelum pergi ke kantin ... Dika menerima telepon dari sang mantan bahwasanya mantan meminta maaf Dika untuk perjalanan bersamanya di hari sabtu yang tepat di hari yang sama tawaran Shafa diterima oleh Dika, entah apa yang di inginkan sang mantan dari Dika karena menyanyikan mantan Dika untuk bertemu dengannya.
Dika bingung karena ingin memilih siapa, dia merasa tidak enak dan malu terhadap Shafa karena sudah menerima tawarannya semalam. Akibatnya, Dika membuat Shafa menunggu di kantin, sebelum itu Dika mencari Fiqri terlebih dahulu untuk meminta izin solusinya, dan pergi bersama di kantin untuk menemui Shafa.
"Fiq, mantan gue nyuruh buat ketemuan pas sabtu?"
"Hahhh mantan yang mana? Jadi gimana rencana kita sama Shafa? Batal? Aduh padahal kita udah kasih tau Shafa semalam" -Fiqri dengan kebingungan menentukan mana yang akan Dika pilih.
"Mantan gue yang anak fk itu loh, inget gakkk ?? nah makanya gue nanya sama lu ini gimana solusinya ...?"
"OH SI INAS ?, Emang kenapa ngebet banget pengen ketemu lu?"
"Gatau juga, tadi ditelfon dia maksa gitu kek ada yang penting, jadi gimana nih?"
"Gue bingung juga dik, apa kita ketemu sama Shafa dulu biar ngomongnya enak?"
"Ohiya jugasi, ayuk dah udah telat nih"
Inas, salah satu mantan Dika yang berakhir 2 tahun yang lalu mantan sekaligus terakhir Dika untuk saat ini, Inas adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran yang tidak kalah cantik dengan Shafa akan tetapi Inas memiliki keegoisan yang tinggi, karena yang membuat hubungan dia dan Dika tidak bertahan lama.
15.44, tepat Dika dan Fiqri tiba di Kantin, Shafa dan pengemudi sudah lelah menunggu mereka berdua dengan muka yang dapat mengatasi untung saja jeruk dapat menolong kelahannya.
"SHAFAAAA MAAFKANN KAMI BERDUA KARENA TELAT"
"Gapapa fiq, santuy"
When in hati Shafa sudah lelah menunggu kedatangannya, cuman karena dia tidak mau mengatakan dia capek, 'didepan Dika harus terlihat kuat dan selalu baik-baik saja', Shafa selalu mengatakan itu dalam hatinya.
"Ohiya fa jadi gini, kami mau ngomong sesuatu nih, tapi sebelum itu kamu jangan marah dulu yah fa"
"Wah kenapa nihhh? Kok ada yang aneh."
"Jadi alasan kami tadi telat itu karena Dika ditelfon hemm tepatnya mantannya si"
"Terus terus kenapa?" -perasaan Shafa mulai tidak enak.
Dika langsung memotong pembicaraan Fiqri dan Shafa
"Jadiii tadi mantan aku minta aku buat ketemu sama dia hari sabtu, katanya pengen ngomong sesuatu yang penting dan kesannya terlihat, makanya aku bingung mau gimana, sekali lagi aku minta maaf ya fa, bukan gak pengen pergi tapi pengen pergi tapi pengennn banget kok juga gatau kalau bakal gini jadinya "
Perasaan Shafa seakan akan hancur seketika, mencair dalam suatu keadaan adalah hal yang paling menyebalkan. Baginya, liburan bersama orang yang ia sukai adalah hal yang selalu masuk di daftar harapan Shafa, sudah berapa kali dia diberikan harapan lalu di tinggalkan, kesenangan Shafa semalam itu membuat dirinya terlalu jatuh dari ketinggian yang sangat tak terduga, sebelum itu, Shafa memang sudah pakaian terbaik dan kebutuhan lainnya pada saat malam setelah mengobrol dari Dika.
Shafa terlihat kecewa dan pasrah akan tetapi dalam hatinya selalu berkata 'didepan Dika harus terlihat kuat dan selalu baik-baik saja'.
Shafa merespond dengan tenang dan dingin, tetapi kecemburuan Shafa membuat jantungnya seakan akan berdetak begitu lama, ekspresi cantik yang biasanya mulainpudar pada saat dia berkata,
"Ouuu iya, kita undur liburannya dulu aja, kamu selesai urusannya biar besok besok ga ada yang dibebanin lagi, nanti pas sabtu aku bakal gabut gabut amat kokkk wkwkwkwk"
Dika dan Fiqri sangat menghargai akan hal itu,
"Makasih fa, ntar kita coba atur jadwal ulang lagi yaa"
"Iya siap dik" -kebingungan menghampiri pikiran Shafa.
-------------------------------------
Tepat hari sabtu yang harusnya Dika dan Fiqri menikmati liburan bersama Shafa, dan seharusnya mereka juga menyembuhkan diri di tempat liburan mereka, tetapi itu semua hanyalah rencana yang gagal yang digagalkan oleh mantan Dika.
Jam dinding berbunyi di keheningan kamar Dika, tetapi ada suara lain yang melawan suara jam itu, ternyata adalah telepon Dika yang berbunyi. Inas menelfon Dika untuk memastikan mereka pergi jam berapa dan akan bertemu dimana, tak kira kira Inas langsung menentukan tempat dan jam dengan tidak meminta pendapat dari Dika, inilah sikap ceroboh yang membuat Dika bosan. Ternyata jam yang ditentukan Inas itu bertepatan dengan rapat di kampusnya Dika.
"Jam 10 ya Dik! Ketemu di BCC, abis itu kita main ke dufan," -dengan Inas yang penuh semangat.
"Hah? Jam 10? Aku ada rapat jam 10 sampai 12 nas, gabisa ganti jam?"
Rapat apaan dik, aku juga ada pertemuan pas itu tapi aku tinggalin aja deh maless "
Rapat UKM, aku jadi panitia di acara UKM ku nas, gabisa dilewatin gitu aja rapatnyaa .. "
Dika langsung membisukan panggilan telepon Inas dan berteriak
"NGEESEEELIIIIN BANGETTT TAU GAK SEEEEE !!!!"
"Yah jadi gimana? Gimana kalau kamu rapat di BCC aku temenin jadi sebelum jam 10 kita berangkat nah pas sampe kamu langsung rapat" -ucap Shafa yang merasa takut jika tidak bertemu pada hari itu
"Aduhh yaudah deh kalau gitu, aku mandi dulu abis itu berangkat ke BCC"
"Ih kamu ga jemput aku?"
"Yaudah kerumahmu"
Dika sangat kesal dengan situasi yang terlalu cepat yang membuat Dika tidak nyaman jika bertahan lama, Shafa merasa Dika masih sebagai pacarnya akan tetapi padahal hubungan mereka sudah berakhir, Dika yang tidak mengharapkan apa apa lagi dari Inas tetapi Inas sangat mengharapkan banyak bagi Dika.
Sesampainya di BCC Dika langsung rapat dan mengabaikan tingkah mantannya, Inas pun memesan makanan dan minuman dan labgsung membayarnya, tidak lama kemudian rapat Dika selesai. Inas yan sudah muak menunggu sampai gabut tidak tau mau buat apa karena dari awal rapat sampai akhir kamera laptop Dika harus menyala dan sewaktu waktu Dika pun harus selalu di mic, makanan Inas sudah hampir setengah dan makanan Dika masih belum di sentu sedikitpun. Dika capek dan langsung makan makanan yang dipesankan oleh sang mantan. Inas pun membuka obrolan mengenai tujuan ajakan Dika bertemu hari ini.
"Dik sebenarnya gw mau ngomong tapi takut pikiran lu kemana mana soalnya sekarang aja lu abis rapat" -memulainya dengan deg-degan.
"Ngomong apaa emang? Kalau lu takut ngomong kenapa manggil gw kesini? Gw juga kalau misal gak mau denger ya ga bakal datang, buktinya gw datang berarti mau dengerin apa yang mau lu omongin faaaaa, adooooh"
Disini Dika hanya megatakan yang sebenarnya dalam perasaannya, Dika juga selalu menjaga hubungan baik dengan mantan, Dika juga selalu ada buat mereka-mereka, kebanyakan mantan Dika juga itu masih berharap. Walaupun pendiam tapi dia cuek dan selalu care ke semua orang.
Inas pun mengatasinya dengan semangat
"Ohiya haha jadii, sebelum itu gue pengen nanya ke lu, lu sekarang ada temen deket ga? Atau pacar atau apalah gitu ..."
"Mmm ga ada sik, semuanya temenan biasa, kenapa?"
Aku ngomong jujur aja ya, maaf sebelumnya kamu pengen gak kalau misalnya mau membatalkan hubungan kita yang 2 tahun berakhir? Aku sampai sekarang susah banget lupain kamu Dika, aku susah buka hati untuk orang lain karena kamu emang beda banget sama cowo - cowo yang pernah aku kenal: "), aku juga susah fokus belajar selalu mikirin kamu dik ..."
Karena Inas adalah orang yang kalau mau menyatakan sesuatu itu berbelit-belit pasti langsung ke titik apalagi yang ia ajak mengobrol adalah mantan yang paling dia sayang. Dalam kasus yang cukup jujur, tetapi keadaan akan berubah karena Dika telah berubah karena kesalahannya seperti ini,
"Maaf banget sebelumnya nas, bukannya aku menghargai perasaan kamu .... tapi aku mau ucapin terima kasih yang sebesar - besar buat kamuu dan hati kamu, yang sampai sekarang masih menyimpan perasaan buat aku. Ada baik kalau kita temenan saja nas, aku sekarang ga kepikiran buat gituan, mood ku masih diatur, jangan sampai aku tambah nyakitin kamu .... "
ungkap Dika yang penuh hiburan sekaligus menghibur.
Lalu Inas dengan sangat tanggap, Inas merasa bahwa cinta Dika kepada Inas sudah benar-benar hilang dan sudah tidak ada harapan untuk mengulang,
"Gapapa dik, kalau emang itu mau kamu ... aku juga gak bisa ngapa-ngapain kan, aku juga makasih ya dik sudah selalu ada buat aku walaulun udah gak pacaran lagi, kamu baik banget asliiii tetap jadi Dika yang aku kenal ya dik"
"Iya sama sama nas, kamu juga kalau butuh apa apa bilang aja, kalau pengen cerita juga bilang aja, aku bakal selalu berusaha membuat kamu selalu nyaman di posisi kita kok, kita jadi teman baik yahh".
"Iyaaaa siap bosss, makasihhh dikk"
Situasi pun mulai canggung, Dika masih tidak enak kepada Inas begitupun Inas merasa kecewa. Inas sangat sedih dan sakit hati cintanya ditolak yang ia sayangi, padahal di fakultas Inas banyak sekali cowo yang deketin Inas dan detik ini pun Inas bakal bisa cowo kalau dia mau. Tapi sikap yang Inas selalu memiliki.
Selain itu, Dika yang bertahan dengan posisinya menolak Inas karena memang dia sudah tidak bisa menerima seseorang saat ini karena mood dia sedang berantakan, menurut Dika kembali berhubungan dengan mantan hanya mengulang cerita yang sama. Menjadi teman baik para mantan cukup baik, dan menjadi orang yang bermanfaat membuat dia lebih baik dibandingkan mengspesialkan hanya 1 orang saja.
Cinta yang dulu adalah bukan cinta yang sekarang, tetapi cinta yang sekarang adalah cinta yang berusaha untuk menjadi cinta yang selanjutnya.
Lalu langkah apa selanjutnya bagi seorang Dika yang untuk saat ini tidak menerima perempuan yang ingin mendapatkan bahagia ?????
Ternyata sahabatnya Fiqri membuat Dika berubah ... karena apa?
saksikan di eps selanjutnya ....