bc

Terlambat

book_age16+
187
IKUTI
1K
BACA
time-travel
fated
dominant
goodgirl
aloof
powerful
sweet
humorous
enimies to lovers
friendship
like
intro-logo
Uraian

Bilqis adalah gadis yang sebenarnya belum begitu mahir mengendarai mobil maupun motor.

Sampai suatu saat Bilqis tak sengaja menabrak Ernest-teman satu kelasnya sendiri.

Semenjak kejadian itu Bilqis dan Ernest seperti ditakdirkan untuk selalu bertemu, dari ajakan berangkat bersama, telat bersama, ulangan bersama, bahkan menjadi partner kelompok sekalipun.

Setelah cukup mengenal Ernest, Bilqis memasukkan Ernest ke dalam list cogannya. Namun takdir sepertinya tidak menakdirkan mereka bersama. Ernest tidak memiliki rasa apapun kepada Bilqis.

"Lo beneran gak ada rasa apapun sama gue? Biasanya penyesalan datang di akhir loh, Nest! Kalau di awal namanya pendaftaran. Gue cinta sama lo, Ernest, dan gue yakin lo akan menyadari perasaan lo ke gue dengan terlambat, saat detik-detik terakhir di ambang perjalanan gue."

Sebenarnya apa ambang terakhir perjalanan Bilqis yang ia katakan? Apakah benar jika Ernest akan terlambat menyadari? Penasaran dengan kisah mereka? Jangan lupa dibaca, ya!

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Bilqis Theta Sarendra
Seorang gadis dengan rambut panjang berwarna cokelat yang dikucir itu sedang menulis sesuatu di kertas. "Woy, Qis! Lagi ngapain lo?" tanya Azila dengan sedikit berteriak, seorang gadis yang baru saja dari kantin, Ardila membawa banyak camilan mengingat jam pelajaran setelah istirahat akan kosong. "Berisik banget sih lo, Zil! Gue lagi bikin contekan buat ulangan matematika peminatan, besok kan ulangan harian, lo lupa apa amnesia? Kalau di rumah gue gak sempet, yang ada nyokap malah curiga." Namanya Bilqis Theta Sarendra, seorang gadis dengan rambut cokelat panjang yang sering dikucir daripada diurai ataupun dikepang. Gadis yang memiliki manik mata coklat kayu dengan sifat petakilan. Azila yang mendengar ucapan Bilqis langsung memelototi gadis itu. "Enak aja kalau ngomong gue amnesia! Kalau gue amnesia gak mungkin inget nama lo, k*****t! Emang lo gak ada akhlak, ya. Kalau besok ulangan itu harusnya belajar, Iqis, bukan malah bikin contekan. Nama doang theta, salah satu alfabet sains tapi otak gak bisa menyerap matematika." Ya, nama tengah Bilqis adalah salah satu alfabet dalam sains, tidak asing bukan? "Ya lo bilang ke nyokap sama bokap gue aja sana! Mana gue tau kalau mereka bakal namain gue theta, kalau bisa sih gue pengen lahir langsung segede segini aja, hemat pampers, s**u, barang-barang bayi." Astaghfirullah, siapapun tolong tenggelamkan Bilqis! Kenapa otak gadis itu tidak balik-balik? Apakah otak Bilqis digadaikan terus-menerus? Namaste Azila, punya temen seperti Bilqis memang menguras kesabaran yang ekstra. Tapi gapapa, hadiahnya adalah disayang Tuhan! Karena orang sabar disayang Tuhan, bukan? "Lo belum nemu obat buat ngembaliin otak lo ya, Qis? Lama-lama gue enek kalau punya temen not have akhlak kaya lo," ujar Azila dengan santainya. Memang mereka berdua ini sahabat yang sama-sama tak punya akhlak. Bilqis masih tetap menulis dengan santainya, padahal dirinya ini sedang dihina. "Otak gue digadai buat beli handphone baru, terus pas pembagian akhlak gue molor makanya gak kebagian," jawab Bilqis yang tentunya tidak serius, mana mungkin seorang Bilqis Theta Sarendra serius, kalau serius seluruh rakyat Indonesia sujud syukur yang ada. "Woy Axvel, bagi bobanya! Gue ngidam boba ini, kalau gak bagi nanti anak gue ileran!" Bilqis berteriak membuat seluruh murid di kelas menatapnya penasaran. "Lo hamil, Qis? Siapa bapaknya? Kok perut lo rata?" celetuk salah satu murid di kelas, namanya Abela. Abela adalah salah satu murid pandai yang sangat disayangi guru. "Anaknya Axvel, makanya kalau Axvel gak bagi boba nanti anaknya ileran!" Axvel mendelik mendengar ucapan tidak bermutu yang disampaikan oleh Bilqis. Ini namanya pencemaran nama baik, semenjak kapan Axvel yang alim, baik hati, dan tidak sombong, rajin menabung, dan lain-lain melakukan hal yang tidak-tidak dengan Bilqis. Sekalipun Axvel melakukan hal yang tidak-tidak, pria itu memilih perempuan yang benar lah, bukan Bilqis yang otaknya digadaikan seperti ini, nanti otak anaknya sama-sama digadaikan, dong? Axvel melempar camilan yang ia beli di kantin tadi ke arah Bilqis, membuat Bilqis meringis sakit. "Enak aja kalau ngomong! Kapan gue ngelakuin itu ke lo? Jangan ngadi-ngadi ya lo! Coba jelaskan langkah-langkahnya sampai detail! Sampai-sampai lo hamil anak gue!" "AXVEL!"  Semua murid di XI MIPA 4 menggelengkan kepala masing-masing, bisa-bisanya Axvel menanggapi ucapan Bilqis yang sama-sama otak minus! "BILQIS! AXVEL! Not have akhlak kalian, ya! Not have otak juga! Otak kalian berdua di mana sih? Bisa-bisanya kalian bercanda urusan anak! Emang lo mau sama Axvel, Qis?" tanya Azila yang mulai geram dengan candaan sahabat-sahabatnya ini. Astaghfirullah, sabar Azila. "Lo mau sama gue, Vel?" tanya Bilqis dengan raut datarnya, gadis itu malah duduk di meja dengan santai. Mulut Axvel menganga. Apa yang tadi ia dengar? Bilqis menembaknya atau bagaimana? Tapi mengapa ucapan Bilqis datar, apakah sudah biasa bercanda sampai tidak bisa serius, atau Bilqis tak bisa serius? Bahkan semua murid di XI MIPA 4 sama-sama terkejut. Mengapa hal sakral ini biasa saja jika diucapkan oleh Bilqis? "Lo nembak gue, Qis?" tanya Axvel dengan polosnya. Bilqis menyipitkan matanya, apa tadi yang ia dengar? Seorang Bilqis menembak Axvel? Yang benar saja! "Enggak, gue cuma jadi kurir ucapannya Azila aja, kan tadi Azila bilang kalau gue mau gak sama lo. Ya gue tanya lo aja lah, kan laki-laki adalah imam, gue ikut jawaban imam," sahut Bilqis dengan santainya, gadis itu malah menyetel musik dengan keras, satu kebiasaan Bilqis yang harus terlaksana kalau kelas free atau jam kosong. Mendengar jawaban Bilqis yang kelewat santai membuat semua murid menggelengkan kepalanya. Ya, ini salah mereka semua yang menganggap Bilqis serius, seorang Bilqis tidak mungkin serius! Siapapun tolong ruqyah Bilqis segera! Bilqis menyetel music box-nya. Gadis itu memilih lagu tatu untuk membuat rakyat XI MIPA 4 menjadi ambyar. "Senajan koe ngilang, ra iso tak sawang nanging ning ati tansah kelingan." Suara seorang wanita yang halus menyanyikan lagu tatu membuat semua murid maju di depan kelas sambil mempersiapkan segalanya. "Tarik, Sist!" ucap Bilqis menginterupsi. "SEMONGKO!" seru semua orang dengan semangatnya, mereka benar-benar kompak jika disuruh ambyar bersama. Opo aku salah yen aku crito, opo anane. Wong sing ning sandingmu ben melu krungu piye tenane.  Opo aku salah yen aku kondo opo anane. Ceritane tresno nalika mbiyen aku lan koe. Mereka semua berjoget ria sambil bersenandung dengan suara fals-nya, tertawa, seolah meratapi nasib, padahal mereka semua gila! Hanya satu pria yang tidak ikut, pria itu sebenarnya tidak tahu bagaimana bisa ia satu kelas dengan orang-orang gila. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya, buang-buang waktu jika meladeni teman satu kelasnya. Lebih baik ia mengerjakan tugas yang belum selesai atau belajar supaya lebih memahami materi. "Axvel, Axvel!" panggil Bilqis yang mulai target jahilnya. "Apa?" tanya Axvel dengan santainya. Ia tak mau kena perangkap jebakan Bilqis lagi. Ia tak mau gila karena ide jahil Bilqis lagi. "Lo tau gak seberapa cintanya gue sama lo?" tanya Bilqis memulai idenya. Semua orang tercengang dengan pertanyaan Bilqis, apa mereka bisa berharap jika kali ini adalah pertanyaan serius? Apa mereka boleh berharap sekali saja bahwa Bilqis serius? "Gak," jawab Axvel dengan ketusnya. "Sebanyak pasir di pantai, gak akan kehitung, sampai aku capek kalau ada ombak yang terus menghancurkan pengorbananku." Gila! Stress! Gak waras! Butuh rumah sakit jiwa! Sudah dibilang untuk tidak boleh menganggap Bilqis serius, seperti ini kan jadinya. Mereka semua diangkat lalu dihempaskan. Memang Bilqis sudah gila stadium akhir. "Gak waras!" sahut Axvel dengan kaki yang diangkat satu di meja guru. "Lo bisa waras gak, Qis?" tanya Pelita, salah satu temannya juga. "Gue waras, sehat wal'afiat tanpa satu kekurangan apapun kok," jawab Bilqis meyakinkan, enak saja dibilang gak waras. "Lo lupa kalau lo kehilangan dua hal?" tanya Azila seolah-olah sedang serius, membuat semua orang bertanya. Apa yang Bilqis rasakan kehilangannya? "Kehilangan apa?" Seperti biasa, Bilqis adalah Bilqis, santai dan gila adalah sifat abadi gadis itu. "Akhlak sama otak!" "Azila, k*****t! Kan lo yang kehilangan itu semua! Sini lo, gue gebuk dulu!" teriak Bilqis yang langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari mengejar Azila. "Gak kena, gak kena, wle!" ledek Azila yang berada di belakang tubuh Axvel. "Coba sini kejar lagi," tantang Azila yang membuat raut wajah Bilqis merah. Bilqis sama sekali tidak suka jika ada yang menganggapnya lemah, Bilqis adalah Bilqis yang pantang menyerah. Dengan otak cerdik nan jahilnya. Bilqis langsung mendekati meja milik Azila, gadis itu mengambil semua jajan milik Azila dan berseru, "Gue emang gak berhasil ngejar dan nangkep lo, tapi gue berhasil ambil semua jajan lo, wle!" "Bilqis, jajan gue jangan lo ambil!"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

TERNODA

read
198.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook