4. Mini Market

1038 Kata
Bilqis merasa kelaparan saat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ia membuka lemari, kulkas, semuanya. Namun tidak ada apapun yang bisa dijadikan camilan. "Mah, gak ada camilan apa? Iqis laper," teriak Bilqis dari dapur. Mamahnya yang sedang di ruang keluarga hanya bisa mengelus dadanya sabar. Di rumah seperti di hutan Bilqis ini. Bisanya berteriak terus. "Gak ada, mamah belum belanja," jawab mamahnya yang tak kalah dengan nada tinggi. Bilqis mencak-mencak tidak jelas, perutnya ini butuh asupan. Perutnya ini butuh makanan. Bayinya bisa mati kelaparan kalau tidak makan. "Mah, Iqis lapar," rengek Bilqis seperti anak kecil. "Makan nasi," sahut mamahnya yang tak bisa diganggu saat sedang menonton televisi. Bilqis memutar otaknya, ia harus seperti apa supaya bisa mengisi perutnya ini? Apakah ia harus ke mini market? "Iqis ke mini market deh, Mah. Mamah mau nitip apa?" tanya Bilqis yang berniat ke mini market depan komplek. "Kamu mau ke mini market naik apa? Mamah gak titip apa-apa deh." Wanita dengan usia empat puluh tahunan itu masih saja fokus pada apa yang ia lihat di televisi, sampai-sampai tidak mengindahkan putrinya yang tengah kelaparan. "Jalan kaki, Mah. Lagian gak terlalu jauh kok, depan komplek doang. Iqis pamit ya, Mah." Bilqis mencium punggung tangan mamahnya. Gadis dengan piyama kucing itu langsung memakai sandal kucing berwarna hitam dan berjalan menuju mini market depan komplek. Niatnya Bilqis juga akan mampir ke kedai roti bakar sebelah mini market, tapi kalau buka. Bilqis yang sedang dalam mode senggol bacok sekalian membeli roti jepang untuk persediaan. Perutnya saat ini juga sakit, ia ingin membeli jamu kemasan di mini market juga. Bilqis sudah sampai di mini market setelah sepuluh menit lamanya ia berjalan, gadis itu membuka pintu mini market dengan lemas. "Selamat malam!" sapa mba penjaga di mini market itu. "Enak banget ya kalau ke mini market setiap saat, berasa punya doi yang ngucapin pagi, siang, sore, malam," celetuk Bilqis dengan lirih. Gadis itu menuju tempat camilan, memilih camilan mana yang akan ia bawa pulang dan dimakan saat kelaparan. Gadis itu memilih kue bolu coklat, pop corn, rumput laut, camilan potato, sampai hampir semua camilan ia beli untuk jaga-jaga. Setelah semuanya cukup ia berjalan ke arah roti tawar, gadis itu memilih roti tawar yang akan ia beli juga. "Roti tawar ini apa ini ya?" tanya Bilqis dalam hati. Remaja berusia enam belas tahun ini menimang-nimang dan membedakan kedua roti tawar di tangannya. Roti tawar yang satu dengan pinggiran coklat, apa ya namanya, kulit roti tawar pokoknya. Roti yang satu pure roti tanpa ada kulitnya. Coba kalian jawab, di antara kedua roti ini manakah yang kalian suka? Sebenarnya Bilqis bukanlah orang yang pemilih, ia memakan apa saja, asal bukan kayu dan batu. Tapi Bilqis juga tidak menyukai kulit roti, daripada susah-susah membuang kulit roti, lebih baik Bilqis membeli yang tidak ada kulitnya bukan? Ya walaupun sedikit lebih mahal harganya. "Ya udah deh yang ini aja," putus Bilqis yang memilih roti tawar yang berada di tangan kanannya. Roti tawar tanpa kulit. Anak dara yang rambutnya dikucir itu langsung memilih selai mana yang akan ia beli juga. Di sini ada selai strawberry, kacang, cokelat, blueberry, nanas, ada juga keju parut untuk menambah kesan mantap. "Cap cip cup kembang kuncup, milih mana yang mau dicup!" Daripada kebingungan memilih, lebih baik Bilqis cap cip cup saja, simpel dan tidak membuat pusing. "Oke strawberry." Hasil cap cip cup nya adalah strawberry, oleh karena itu Bilqis menaruh selainya di keranjang belanjaan dan menaruh keju parut untuk toping pelengkap. "Satu lagi deh, supaya lebih mantap." Gadis yang memakai gelang kaki motif kucing itu juga mempersiapkan cap cip cup legend-nya. Legenda cap cip cup ini sangat membantu Bilqis, selain dalam jawaban saat ulangan ataupun ujian, Bilqis juga merasa terbantu saat seperti ini, kebingungan memilih belanjaan. "Cap cip cup kembang kuncup, milih mana yang mau dicup!" "Yes, coklat!" Cewek serba ribet memang Bilqis ini, jika ingin coklat kenapa harus cap cip cup dulu coba? Beruntung jika hasil cap cip cup nya coklat, jika nanas, blueberry, kacang, bagaimana coba? "Selagi ada yang susah, kenapa harus yang gampang?" batin Bilqis tersenyum riang. Gadis yang sangat membenci hewan kucing itu langsung berlari ke sekat di mana ada roti jepang. Bilqis memang aneh, tidak suka dengan kucing, tapi suka jika semua yang ia kenakan bermotif kucing. Katanya gambar kucing itu lucu, gemas, imut, sedangkan kucing yang asli itu galak. Seluruh kamar Bilqis ia desain dengan penuh kucing, fanatik kucing bisa dibilang. Tapi kucing gambar doang. Dari bed cover motif kucing, lukisan kucing, wallpaper kamar kucing, boneka kucing, foto polaroid kucing tersebar di mana-mana, dan banyak lagi lainnya. "Yang ada sayapnya aja kali ya?" tanya Bilqis pada dirinya sendiri. "Iya deh." Setelah memilih roti jepang itu, Bilqis langsung berjalan menuju lemari es, membeli jamu kemasan dan es krim. Bilqis termasuk ke dalam list pecinta coklat garis keras. Pokoknya coklat itu istimewa, membuat Bilqis kembali mood. *** Seorang pria yang sedang kelaparan juga melangkahkan kakinya memasuki mini market, pria itu membeli makanan seperlunya saja. Dari makanan hasil olahan kentang, olahan jagung, coklat, strawberry, kue kering, kue bolu, dan lain semuanya masuk ke keranjang. "Es krim enak kali, ya? Tapi nanti aja deh, gue pilih jajan lainnya aja." Pria itu memilih kembali jajanan kesukaannya. "Pop corn enak kali, ya? Buat nemenin ngerjain tugas, atau nonton film, atau mungkin buat baca buku," ujar pria itu yang langsung mencomot tiga bungkus pop corn karamel favoritnya. "Roti tawar juga deh, buat sarapan supaya cepet." Pria yang usianya enam belas tahun itu melangkahkan kakinya menuju tempat roti tawar, mengambil roti tawar tanpa kulit dan mengambil selai coklat kesukaannya. Setelah semuanya selesai, remaja laki-laki yang memakai kaos hitam berjalan mendekati lemari es untuk membeli minuman dengan botol biru. Katanya kadar ketampanan pria dapat dilihat dari pakaiannya. Pakaian hitam jauh lebih tampan, manis, fresh, pokoknya nilai ketampanannya jauh lebih plus daripada lainnya! Oleh karena itu pria tersebut memakai pakaian hitam, lagian dirinya tidak mempunyai pakaian lain selain hitam. Adik kecilnya dan mamahnya membelikan baju hitam semua, katanya supaya cepet dapat jodoh karena tampan. Padahal dirinya sudah yakin, banyak gadis memekik, berteriak karena tergila-gila kepadanya, tak perlu memakai seperti ini segala macam. Setelah selesai dengan urusan minuman es, pria itu melangkahkan kakinya menuju tempat es krim. "Ini gue dulu yang ambil!" sentak seorang gadis dengan suara cempreng, sontak pria itu menegakkan kepalanya. "Ernest?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN