Mimpi Buruk
"Umm, haus sekali rasanya. Tinggal satu kamar lagi yang belum sempat aku bereskan," gumam Namilea lalu ia melihat ada sebotol air di atas meja pantri.
"Ah kebetulan sekali aku sedang haus," lanjutnya dan langsung meminum air di botol tersebut.
Setelah merasa dahaganya hilang. Gadis cantik itu pun berjalan menuju kamar yang belum di bersihkan. Namun di tengah jalan, ia merasakan tidak enak pada tubuhnya.
Namilea tiba-tiba mengerang. Tubuhnya mendadak panas. Dia berjalan sempoyongan menuju salah satu kamar yang akan di bersihkan. Suasana di sana remang-remang, hawa panas semakin menjalari sekujur tubuhnya.
"Aww, tolong aku!" lirih Namilea.
Seorang pria beranjak dari duduknya. Ia menghampiri Namilea, dan gadis itu antara sadar dan tidak, ia melihat siluet seorang pria. Pria yang gagah tampak tampan meski yang terlihat hanya bayangannya.
"Tolong aku! Panas!"
Tiba-tiba Namilea mencium pria itu dengan kasar dan juga liat, serta penuh gairah, sembari mengalungkan tangannya di leher pria itu.
Sang pria menggeram dalam kuluman bibir perempuan muda itu. Gadis tersebut terus menciumi bibir sang pria meski terkesan kaku. Si pria tahu, jika perempuan yang tengah menciumnya itu pasti belum pernah berciuman terlihat dari caranya yang kaku ketika mencium bibirnya.
"Tolong aku! Panas!" lirih Namilea di sela kulumannya.
Awalnya si pria enggan membalas, tetapi melihat perempuan yang berada di hadapannya kepanasan membuat ia tidak tega. Lalu, ia pun membalas lumatan demi lumatan Namilea tak kalah kasar dan liar.
"Aku akan menolongmu! Ingat jangan salahkan aku ketika kau sadar nanti. Dan ingat ini, jangan sampai kau mencariku, jika terjadi apa-apa denganmu!" tegas pria itu.
Suaranya begitu tegas, ngebass, dan juga terdengar begitu dingin di telinga Namilea. Perempuan itu mengangguk dalam pelukan tangan besar itu. Namilea sudah tidak tahan, ia ingin segera menuntaskan hasrat yang sudah mencapai ubun-ubun.
Lalu pria itu mencium, melumat bahkan mengigit bibir mungil milik Namilea. Ia merengkuh begitu erat tubuh ramping itu. Sehingga membuat kulit mereka saling bersentuhan, membuat gelenyar-gelenyar aneh mengaliri darah keduanya.
Setelah beberapa menit berciuman dalam posisi berdiri, perlahan tapi pasti sang pria membawa Namilea ke atas ranjangnya yang besar nan luas. Namilea terus menerus menggeliat tak tahan. Samar gadis itu melihat bagaimana wajah pria yang kini tengah berada di atas tubuhnya.
Pria itu mulai menurunkan wajahnya, ia melumat bibir Namilea yang terbuka itu. Si pria mulai membuka pengait bra yang dipakai oleh Namilea, secara perlahan bra yang di pakai oleh Namilea pun turun.
"Ternyata tubuhmu indah juga!" desis si pria.
Namilea menggeleng sebab tidak tahu apa maksud dari perkataan pria itu. Lalu, tanpa aba-aba si pria langsung melumat d**a wanita muda itu, membuatnya reflek membusungkan dadanya. Dia melenguh, lalu pria itu mengangkat wajahnya dan menatap tajam pada Namilea.
"Keandra Andromeda. Itu namaku, agar kau mengingat dengan siapa kau tidur! Tapi seperti apa yang aku katakan tadi, jika terjadi sesuatu denganmu maka jangan mencariku!" ucapnya tetapi sama sekali tidak di dengarkan oleh Namilea.
Sesekali Namilea merintih. Bukan karena rasa nikmat, melainkan rasa sakit yang ia rasakan. Sebab Keandra menggigit d**a Namilea begitu keras.
"Aww! Pelan-pelan," rintih Namilea.
"Diam, jangan mengeluh. Nikmati saja apa yang kau pinta!" Hentak Keandra.
Perempuan itu melenguh membuat Keandra kembali ke kenyataan. Karena sudah merasa tanggung, akhirnya Keandra pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Sesekali lenguhan terdengar keluar dari bibir Namilea.
Keduanya tenggelam dalam pergumulan penuh nikmat dan keringat, hingga tenaga Namilea terkuras habis. Namun, Keandra terus menikmati tubuh gadis itu hingga berkali-kali dan ia merasakan kepuasan tiada tara. Malam yang panjang, membuat wanita muda itu terlelap dalam mimpi.
"Bangun kau! Dasar w************n!"