Setibanya di rumah, Aleesa bergegas mandi, kemudian mulai membuka proposal design yang besok akan dia presentasikan. Belum sempat konsentrasinya terfokus pada materi besok, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Tanpa curiaga siapa yang datang, Aleesa segera membuka pintu. Matanya membulat melihat Jose berdiri tepat di depannya. “Kak Jose?” gumamnya hampir tak terdengar. Mata keduanya saling beradu, mengobati rindu yang lama terkurung. “Aku ingin bicara denganmu! Ikut denganku!” ujar Jose dengan nada dingin lalu beranjak kembali ke dalam mobilnya. Aleesa masih diam mematung. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Hal yang paling ditakutkannya akhirnya terjadi. Tapi mau bagaimana lagi, saat ini dia tidak punya pilihan selain bicara dengan Jose. Jika tidak, dia tahu akibat yang harus dia tang

