Rey terus menjalani hari-harinya seperti biasa di sekolah. Namun ada sesuatu yang aneh, suara langkah kaki terdengar lebih ringan dan bayangan yang tampak lebih panjang pada hari itu.
Ketika Rey duduk di kantin, suara tawa dan obrolan teman-temannya terasa sama seperti biasanya. Namun, ketika dia memperhatikan perubahan kecil dalam perbandingan ukuran objek di sekitarnya, dia hanya menyeringai dan melanjutkan makan siangnya tanpa banyak berpikir.
Alicia dan Lisa duduk di meja yang sama dengan Rey, membicarakan rencana mereka untuk akhir pekan. Tidak ada yang tampak aneh dalam percakapan mereka.
"Kamu mau ikut ke pesta Sabtu malam, Rey?" Alicia mengajak Rey sambil menepuk bahu nya.
"Mungkin. Lihat saja nanti."
Lisa melihat Rey dengan tatapan tajam, seolah mencari tahu apakah ada sesuatu yang terjadi pada temannya itu, tetapi Rey hanya tersenyum dengan wajah yang tak berubah.
"Oke, kasih tahu kalau berubah pikiran." Jawab Lisa
Ketika bel berbunyi, menandakan berakhirnya istirahat, Rey berdiri dan berjalan menuju kelas. Pada suatu titik, dia merasa bahwa koridor sekolah ini tampak lebih panjang dari biasanya, tetapi dia hanya menyalahkan perasaannya yang mungkin lelah.
Sesampainya di kelas, dia melihat bahwa papan tulis tampak lebih besar, menyebabkan tulisan guru tampak terdistorsi. Meskipun sedikit terkejut, Rey duduk di kursinya seperti biasa.
Ketika guru masuk dan memulai pelajaran, suara sekelilingnya menjadi samar-samar. Rey mencoba memusatkan perhatiannya pada pelajaran, tetapi dia merasa seolah-olah suara itu terdistorsi, menciptakan simfoni yang aneh di telinganya.
"Rey, apa kau mengikuti penjelasan saya?" Guru tersebut menghampiri Rey yang tampak melamun.
"Maaf, saya hanya sedikit terganggu. Silakan lanjutkan."
Guru tersebut mengangguk dan melanjutkan penjelasannya, tetapi sesuatu terasa aneh bagi Rey. Meskipun dia tidak mengerti sepenuhnya, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, ia memilih untuk tetap berdiam diri dan melanjutkan seolah-olah semuanya normal.
Rey terus menjalani kehidupannya dengan ketidakpedulian yang hampir terlalu nyaman. Semua perubahan kecil dalam hidupnya hanya menjadi bagian dari rutinitas harian yang terasa membosankan. Hal tampak aneh yang terjadi di sekitarnya tidak lagi menarik perhatiannya.
Ketika istirahat tiba, Rey duduk di bawah pohon favoritnya di halaman sekolah. Dia memperhatikan cahaya matahari yang bersinar di antara daun-daun, menciptakan bayangan yang membentuk pola yang aneh. Meskipun terpesona sejenak, Rey segera melanjutkan membaca bukunya tanpa memberikan arti lebih pada kejadian itu.
Lisa dan Alicia, yang duduk di sebelah Rey, terlibat dalam percakapan tentang rencana mereka untuk akhir pekan. Meskipun obrolan mereka penuh semangat, Rey hanya membalas dengan senyuman pasif.
"Rey, kenapa kamu terlihat begitu tenang? Ada yang salah?" Lisa terlihat khawatir
"Tidak, tidak ada yang salah. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu."
Alicia melihat Rey dengan tajam, mencoba membaca ekspresi wajahnya. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa Rey sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka.
"Oke, kalau begitu. Ayo bicarakan lebih nanti." Alicia memegang tangan Rey.
Rey hanya mengangguk sambil memutar halaman bukunya. Pada suatu titik, dia merasa bahwa langit di atasnya tampak lebih luas dan lebih abstrak, tetapi dia dengan cepat melupakan perasaan itu dan terus membaca.
Dalam kelas, guru memberikan PR untuk malam itu. Rey menerima lembar tugas dengan acuh tak acuh, tanpa merasa tertarik atau terbebani. Dia hanya melihat ke luar jendela, di mana langit senja yang indah menciptakan siluet-siluet yang tak dikenal.
Hari-hari berlalu dengan cepat, seperti mesin waktu yang terus bergerak tanpa henti. Rey tetap dalam keadaan ketidakpedulian, menerima setiap perubahan tanpa pertanyaan lebih lanjut.
Seperti biasa, Rey terus menjalani hari-harinya tanpa banyak memperhatikan perubahan-perubahan kecil di sekitarnya. Meskipun ada sesuatu yang tak lazim dalam realitasnya, dia tetap memilih untuk tetap tidak peduli.
Ketika istirahat tiba, Rey duduk di bangku taman sekolah, menyaksikan daun-daun yang bergerak di bawah hembusan angin. Meskipun gerakan daun itu terasa agak lama dan tidak teratur, Rey hanya menganggapnya sebagai ilusi mata belaka.
Lisa dan Alicia duduk berdampingan dengannya, mereka berdua sedang asik mengobrol. Meskipun Rey sedikit teralihkan oleh perubahan kecil dalam suara lingkungan sekitarnya, teman-temannya tidak merasakan apa pun yang aneh. Suara tawa teman-temannya, suasana sekolah yang biasa, semuanya terasa seperti biasa bagi Rey.
Di dalam kelas, saat guru memberikan penjelasan, Rey melihat tulisan di papan tulis yang bergerak ke atas dan ke bawah tanpa alasan yang jelas. Meskipun itu terjadi di hadapannya, dia hanya mengerjakan tugasnya dengan tenang.
Hari-hari terus berlalu, membawa Rey kembali ke dalam kehidupan yang monoton. Semua keanehan yang pernah mewarnai realitasnya lenyap begitu saja, seperti bayangan yang tenggelam dalam kegelapan.
Ketika istirahat tiba, Rey duduk di bangku taman, merenung tanpa terganggu oleh perubahan kecil di sekitarnya. Daun-daun bergerak dengan tenang, dan suasana sekolah tampak begitu konvensional. Lisa dan Alicia tetap melibatkan Rey dalam obrolan mereka, tanpa merasakan sesuatu yang aneh.
Suasana sekolah terus berlangsung seperti biasa. Rey menyadari bahwa langit senja terlihat selalu sama, tanpa warna-warni yang mencolok.
Di dalam kelas, Rey fokus pada pelajaran tanpa distraksi apapun. Papan tulis dan tulisan guru tetap stabil, tanpa goyangan atau distorsi yang mencolok. Suara lingkungan sekolah terdengar normal, dan Rey benar-benar tenggelam dalam rutinitas harian.
Ketika bel pulang berbunyi, Rey meninggalkan sekolah dengan langkah yang tenang. Langit senja yang biasa terlihat seperti palet warna yang sederhana. Rey berjalan pulang dengan pikirannya yang jernih, tanpa bayangan misterius yang menyertainya.
Hari itu berakhir seperti kebanyakan hari lainnya, dan Rey berjalan ke rumahnya dengan keheningan yang menenangkan.
Rey melanjutkan perjalanannya, tanpa menyadari bahwa hari itu telah berlalu seperti sebelumnya. Langit senja memberikan latar belakang yang tenang, dan langkah Rey tetap mantap menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, atmosfer yang damai menyelimuti ruangan. Rey memilih untuk menghabiskan waktu malamnya dengan membaca buku favoritnya. Dalam keheningan kamar, ia merenung tentang hari yang telah berlalu, seolah-olah segala sesuatu kembali ke jalurnya yang biasa.
Tidak ada bayangan misterius atau perubahan aneh dalam pandangannya. Semuanya terasa normal dan terkendali. Rey terus mengikuti alurnya yang terbiasa, tanpa mencurigai bahwa kejadian-kejadian sebelumnya mungkin hanyalah bagian dari khayalannya.
Dalam kegelapan yang merangkul rumahnya, Rey menutup bukunya dan berbaring di tempat tidurnya. Dalam ketenangan malam, pikirannya meluncur ke dunia mimpi, membawa harapannya dalam setiap tidurnya.
Dalam kesunyian malam, Rey merenung, tetapi jawaban terus menghindarinya. Ia hanya melanjutkan perjalanannya dalam aliran waktu yang tak terhentikan, tanpa tahu bahwa sebuah misteri tetap terselip di antara langkah-langkahnya yang tak terduga.
Apakah kejadian-kejadian aneh yang terjadi sebelumnya hanya merupakan bagian dari khayalannya, ataukah semuanya benar-benar normal?