Antara Realitas dan Imajinasi

1154 Kata
Rey terbangun dari tidurnya dengan rasa aneh yang menyelinap di dalam dirinya. Sesuatu terasa berbeda, meskipun dia tidak bisa merasakan dengan pasti apa yang sebenarnya berubah. Dia berjalan melintasi lorong-lorong sekolah dengan tatapan yang berbeda, mencari-cari sesuatu yang menurut nya janggal. Tetapi semuanya terlihat sama, seperti biasa. Namun, di kelas saat dia memandang ke luar jendela, ada sesuatu yang tak lazim. Langit tampak berwarna ungu muda, sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Rey mencoba berfikir positif dengan menganggap sebagai sebuah perubahan cuaca, tetapi warna langit yang tidak biasa itu menghantuinya sepanjang hari. Di tengah istirahat, dia menemukan sebuah buku yang tidak dikenal di dalam loker sekolahnya. Sampulnya terlihat kuno, dengan goresan-goresan halus di sepanjangnya. Rey merasa tertarik dengan keberadaan buku itu, tetapi ada sesuatu yang menahan langkahnya untuk membukanya. Entah kenapa, dia merasa seperti buku itu memiliki keterkaitan khusus dengannya. Saat matahari terbenam, Rey kembali ke padang rumput dalam mimpinya. Elysia masih ada di sana, tetapi kali ini dia terlihat gelisah. "Rey, dunia yang kamu ketahui dan dunia yang sebenarnya, mereka tidak selalu sejalan." Rey mencoba mencerna kata-kata Elysia, tetapi sebelum dia bisa bertanya, dia terbangun dengan napas tersengal-sengal di kamar tidurnya. Sesuatu tidak beres, tetapi apa itu, dia tidak bisa menjelaskan. Keesokan harinya, ketika Rey tiba di sekolah, dia melihat Lisa dan Alicia seperti biasa, tetapi ada hal aneh dalam tatapan mereka. Seperti mereka tahu sesuatu yang Rey tidak tahu. Dia merasa seakan-akan dikelilingi oleh misteri yang tersembunyi. Di sela-sela pelajaran, Rey melihat sebuah bayangan di luar jendela kelasnya, bayangan yang menarik perhatiannya. Seseorang berdiri di atas bukit jauh, dan entah mengapa, Rey merasa terpanggil untuk pergi ke sana. Dengan hati-hati, dia meninggalkan kelas dan pergi menuju bukit itu. Ketika dia mendekat, bayangan itu semakin jelas. Tapi saat dia hampir mencapai puncak, bayangan itu menghilang, meninggalkan Rey dalam kebingungan yang lebih besar. Sesampainya di puncak bukit, Rey merasa ada yang tidak beres. Ada kekuatan yang tak terlihat bergerak di sekitarnya, mengganggu kestabilan dunianya. Malam itu, ketika dia kembali ke padang rumput dalam mimpinya, Elysia muncul lagi, kali ini dengan tatapan yang penuh kekhawatiran. "Rey, dunia ini penuh dengan misteri yang sulit dijelaskan. Tetapi kamu harus waspada terhadap sesuatu yang bersembunyi di balik tirai realitasmu." Elysia menghilang begitu saja. Sebelum Rey bisa menanyakan lebih lanjut, semuanya berubah. Dia terbangun dengan keringat dingin, tetapi kali ini, dia merasa seperti telah menemukan sesuatu yang hilang. Keesokan harinya, saat dia melintasi koridor sekolah, dia melihat bayangan yang bergerak dengan cepat di pandangnya, tetapi ketika dia berbalik, tak ada sesuatu yang mencurigakan. Hatinya berdegup lebih cepat, tetapi dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanya bayangan biasa. Dalam kelas, ketika dia duduk di mejanya, dia menyadari bahwa bukunya berada di halaman yang tidak pernah dia baca. Ayat-ayat yang asing menghiasi halaman, dan Rey merasa seolah-olah dia telah tersesat di dalam buku yang tak dikenal. Dia mencoba membaca, tetapi kata-kata terasa samar dan bergerak seperti air di permukaan kertas. Di jam istirahat, ketika dia berjalan melintasi taman sekolah, dia melihat bunga-bunga yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Warna-warna yang mencolok dan bentuk-bentuk yang aneh. Teman-temannya melihatnya seakan-akan semuanya normal, tetapi dunia di sekeliling Rey terus berubah dengan cara yang sulit dijelaskan. Malam itu, ketika Rey terlelap di tempat tidurnya, dia kembali ke padang rumput dalam mimpinya. Elysia tidak ada di sana. Namun sebuah siluet hitam muncul dari kegelapan, menggoda Rey dengan sapaan yang samar. "Rey, dunia yang sebenarnya tidak seperti yang kamu lihat." Rey berusaha bertanya lebih banyak, tetapi kata-katanya terhenti oleh sesuatu yang tidak terdengar. Mimpi ini, atau apapun itu, terasa semakin nyata dan terkait erat dengan kejanggalan-kejanggalan di dunia Rey. Keesokan harinya, Rey merasa terjebak dalam ketidakpastian. Teman-temannya bertingkah seperti biasa, tetapi dia melihat kilatan-kilatan yang aneh di sudut mata dan mendengar bisikan-bisikan yang tidak dapat diidentifikasi. Dia memutuskan untuk mengungkap kejanggalan ini dan memahami makna di baliknya. Dengan hati-hati, dia mulai menyelidiki buku yang muncul di loker sekolahnya. Sampulnya terasa dingin saat dipegang, dan ketika dia membukanya, halaman-halaman yang sebelumnya tak terbaca sekarang dipenuhi dengan kalimat yang terasa begitu akrab. Ada sesuatu yang berubah, tetapi dia belum tahu apa. Saat Rey menelusuri lorong-lorong sekolah yang sunyi, dia melihat bayangan yang dikenalinya. Itu adalah siluet hitam dari mimpinya. Sebuah pertukaran pandangan yang singkat terjadi, dan ketika Rey mencoba mendekat, siluet itu lenyap tanpa jejak. Rey menemukan buku aneh yang tergeletak di lantai, rey mengambil nya. "Buku apa ini? Dan mengapa buku ini terlihat sangat aneh" Ucap rey dengan kebingungan. Namun sebelum rey membuka buku tersebut, Rey terbangun dengan napas yang terengah-engah, merasa seolah-olah dia baru saja melewati badai. Tapi ketika dia memandang sekelilingnya, semuanya tampak seperti biasa. Langit biru cerah, teman-temannya berbicara di lorong-lorong sekolah, dan buku-buku di rak perpustakaan tampak normal. Kejanggalan-kejanggalan yang menghantuinya seolah-olah lenyap tanpa jejak. Rey merasakan kombinasi lega dan kebingungan. "Mimpi itu lagi" Ucap Rey dengan nafas terengah-engah Saat Rey duduk di kelas, dia merasa seolah-olah selembar kain tebal telah diangkat dari matanya. Buku-buku di mejanya memiliki halaman-halaman yang normal dan ajaran-ajaran yang dikenalnya. Tidak ada lagi kata-kata yang kabur atau warna-warna yang aneh. Lisa dan Alicia, yang sebelumnya tampak seperti mereka menyimpan rahasia, tersenyum padanya seperti biasa. Rey mencoba menanyakan mereka tentang apa yang terjadi, tetapi teman-temannya hanya tertawa dan menganggapnya sebagai bercandaan. Ketika istirahat tiba, Rey pergi ke taman sekolah dengan hati yang masih dipenuhi keraguan. "Apakah semuanya benar benar mimpi? Namun semua itu terlihat sangat nyata" Rey terlihat bimbang Di tengah-tengah taman, dia melihat seorang gadis duduk sendirian di bawah pohon. Rambut panjangnya tergerai di angin, dan tatapannya terasa begitu akrab. Rey mendekati gadis itu dengan langkah yang ragu. "Rey, bukankah dunia ini penuh dengan misteri yang menarik?" Ucap gadis misterius tersebut kepada Rey Rey terkejut. Gadis itu, yang sebelumnya tak pernah dikenal, sekarang duduk di sana seolah-olah dia selalu ada. Apakah ini bagian dari kejanggalan yang sebelumnya dia alami, atau apakah ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar? Saat matahari terbenam dan langit memerah, gadis misterius itu menghilang begitu saja. Rey kembali ke dunianya yang biasa, tetapi kebingungan dan keanehan masih bersarang di benaknya. Malam itu, ketika dia tidur, Rey kembali ke padang rumput dalam mimpinya. Elysia hadir lagi, kali ini dengan senyuman misterius di bibirnya. "Dunia ini adalah panggung bagi pertunjukan misteri, Rey. Dan terkadang, semuanya jauh lebih misterius dari apa yang kita ketahui" Sebelum Rey bisa menyampaikan pertanyaannya, semuanya berubah. Dia terbangun dengan rasa penasaran yang semakin dalam. Hari-hari telah berlalu, dan kehidupan Rey kembali ke jalur yang dikenal. Semua kejanggalan yang meresahkan itu seolah-olah menjadi sejarah yang terlupakan. Rey mulai membayangkan bahwa mungkin itu hanya imajinasinya, sesuatu yang datang dan pergi seperti angin yang melintas. Rey masih mencoba memahami apa yang di katakan oleh Elysia di padang rumput dalam mimpinya. "Realitas adalah kanvas, Rey. Dan kadang-kadang, kita hanya melihat sebagian kecilnya." Kata kata tersebut masih menggema di benak Rey. Malam itu, Rey menatap langit yang dihiasi oleh bintang-bintang yang bersinar begitu jauh. Namun Rey tetap berfikir positif bahwa semua yang dialaminya hanyalah mimpi buruk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN