Bima baru saja selesai menghabiskan makanannya. Ia hendak beranjak dari kantin tersebut, namun langkahnya tertahan oleh sosok pria yang menyapanya. Bima menghela napas panjang dan baru menyadari bahwa rumah sakit yang ia kunjungi saat ini adalah milik keluarga tirinya. Bima merutuki kebodohannya karena telah masuk ke area yang terlarang ini. Bima berniat tidak ingin menghiraukan Endry. Tetapi, Endry terus berusaha menahannya untuk tetap berada di kantin. Bima pun dengan rasa malas kembali duduk di tempat semula. Ia enggan menatap Endry yang sudah duduk berhadapan dengannya. "Bim, kamu kok ada di sini?" tanya Endry. Bima menatap sinis. "Emangnya kenapa? Gak boleh? Ini kan rumah sakit. Siapapun boleh datang ke sini." "Hhh! Bukan gitu maksud Kakak, Bim. Kamu ke sini lagi jenguk orang saki

