Bab 14

1251 Kata
Setelah menunggu setengah jam, Bima mulai gelisah karena Denisa tak kunjung menghampirinya di kantin. Padahal Denisa sudah berjanji untuk makan siang bersama dengannya. Tetapi, wanita itu tak muncul juga. Berulangkali Bima menghubungi Denisa, namun tidak mendapatkan jawaban. Hal itu tentunya semakin membuat Bima merasa panik. "Jo, Denisa kok gak ke kantin ya?" tanya Bima pada Jojo. Jojo yang sejak tadi sibuk dengan permainan di ponselnya pun mulai menyadari hal tersebut. Ia celingukan ke area sekitar kantin dan tidak menemukan sosok Denisa. Bahkan Kevin dan Vera juga tidak terlihat di sana. "Ayas juga gak tahu, Bim," jawab Jojo. "Coba kamu telepon si Denisa. Kali aja dia masih di kelas. Ada pelajaran tambahan." "Hhh! Aku udah coba telepon, tapi gak dijawab, Jo. Ini si Kevin sama Vera juga gak kelihatan dari tadi. Mereka kemana ya?" "Mungkin Kevin lagi jalan-jalan sama Vera. Kan biasanya emang gitu," ujar Jojo yang tetap berpikir positif. Bima menghela napas panjang. "Kita ke kelasnya Denisa yuk. Mau cari tahu aja, dia masih di kelas atau udah keluar dari tadi. Aku gak tenang banget kalau kayak gini." "Ck! Baru juga setengah jam nunggunya, Bim. Lagian dia gak mungkin hilang gitu aja. Pasti dia lagi ngumpul bareng temennya di kelas," kata Jojo. "Kamu mau ikut lihat dia ke kelas atau enggak? Kalau gak mau, biar aku pergi sendiri." Jojo mendengus sambil berdiri. "Iya, Ayas ikut. Sensi banget sih jadi orang. Heran." Bima tidak menghiraukan kekesalan Jojo karena pikirannya terus tertuju pada Denisa. Wanita itu benar-benar sudah membuat hatinya merasa cemas. Tidak mungkin Denisa pulang ke rumah tanpa memberinya kabar. Biasanya, Denisa selalu menghubunginya jika ada keperluan lain di luar. Bima dan Jojo tiba di depan kelas Denisa. Kelas itu sudah kosong sejak tadi dan tidak ada aktivitas belajar-mengajar di sana. Bima semakin panik dan kembali menghubungi Denisa. Tetapi, tetap tidak ada jawaban. Salah satu mahasiswi tampak menghampiri Bima dan Jojo yang masih berdiri di depan kelas kosong itu. Mahasiswi itu sangat mengenali Bima dan kebetulan juga teman Denisa. "Kak Bima cari Denisa ya?" tanya mahasiswi berambut ikal panjang itu. Bima mengangguk. "Iya. Kamu temennya Denisa ya?" "Iya, Kak. Kalau mau cari Denisa, dia udah keluar dari tadi, Kak. Udah ada setengah jam." "Udah ada setengah jam?" tanya Bima sambil mengernyit keheranan. Mahasiswi itu mengangguk. "Emangnya, dia gak nemuin Kak Bima?" "Enggak. Aku nungguin dia dari tadi di kantin, tapi dia gak ada," ujar Bima. "Kamu tahu gak, tadi dia jalan ke arah mana?" "Tadi aku sempat lihat dia jalan ke arah kamar mandi, Kak. Abis itu, aku gak lihat dia lagi. Coba Kak Bima tanya sama mahasiswa yang lain. Kali aja mereka lihat Denisa." "Oke. Makasih banyak ya infonya," ucap Bima pada mahasiswi itu. Bima bergegas pergi, diikuti oleh Jojo. Mereka berdua terus menanyakan kepada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang masih berada di area kampus. Beberapa dari mereka mengatakan tidak melihat Denisa. Tetapi, ada satu orang yang entah secara kebetulan melihat Denisa pergi bersama Kevin dan Vera menggunakan mobil. Seseorang itu adalah Angel. Wanita itu menghampiri Bima dan Jojo yang sedang kelimpungan di dekat parkiran kampus. "Bima," panggil Angel. Bima menoleh ke belakang dan saling bertatapan dengan Angel. "Ada apa?" "Kamu lagi cari Denisa, kan? Aku tadi gak sengaja lihat dia pergi sama Kevin dan Vera. Mereka bertiga naik mobilnya Kevin. Tapi yang bikin aneh, Denisa digendong sama Kevin. Kayaknya, Denisa pingsan deh," ujar Angel. "Kamu jangan bercanda, Angel," sahut Jojo, seolah tidak percaya dengan ucapan Angel. Angel menggeleng. "Aku gak lagi bercanda, Jo. Aku emang lihat Denisa digendong sama Kevin. Matanya ketutup. Vera juga kelihatan panik gitu. Coba deh, kalian telepon Kevin atau Vera buat cari kebenarannya. Aku cuma mau bantu kalian aja." "Makasih ya, Angel. Nanti aku coba telepon si Kevin. Sekali lagi makasih ya infonya," ucap Bima. "Iya sama-sama. Ya udah, aku mau ke perpustakaan dulu ya. Semoga kamu ketemu sama Denisa," pamit Angel yang bergegas pergi meninggalkan Bima dan Jojo. Tanpa membuang waktu, Bima langsung menghubungi Kevin untuk menanyakan fakta yang disampaikan oleh Angel. Panggilan pertama tidak terjawab. Bima terus berusaha menghubungi dan akhirnya Kevin menjawab panggilannya. "Halo, Bim." "Halo, Vin. Kamu dimana? Lagi sama Denisa ya?" tanya Bima. "Oh, iya. Tadi Denisa pingsan, terus langsung gue bawa ke rumah sakit bareng sama cewek gue." "Terus, gimana kondisi Denisa? Dia baik-baik aja, kan?" Bima tampak semakin cemas karena info yang diberikan Angel memang benar adanya. "Ehm, dia baik-baik aja kok. Lo tenang aja ya. Nanti gue share lokasi rumah sakitnya, terus lo jengukin dia di sini. Ajak juga si Jojo biar ada temen lo." Bima menganggukkan kepala. "Oke. Share sekarang, biar aku ke rumah sakit. Tolong jagain dia dulu ya." "Siap, Bos!" Panggilan diakhiri dan tak lama pesan masuk dari Kevin pun muncul. Bima langsung melihat lokasi rumah sakit yang dikirimkan Kevin dan bergegas mengajak Jojo untuk pergi menemui Denisa. Di sepanjang perjalanan, Bima terus memanjatkan doa untuk kesembuhan kekasihnya itu. Bima berharap, tidak ada penyakit serius yang diderita oleh Denisa. Sekitar satu jam, Bima dan Jojo pun tiba di rumah sakit. Mereka berdua masuk dan langsung pergi menuju ruangan yang sudah diberitahu oleh Kevin. Bima masuk ke dalam ruangan dan Denisa terkejut melihat kehadiran Bima di kamar rawatnya. "Kak Bima?" Bima mendekati Denisa lalu mengelus rambut kekasihnya. "Sayang, kamu kenapa?" "Aku baik-baik aja kok, Kak," ucap Denisa sambil menampilkan senyumannya. "Kakak kok bisa tahu aku di sini?" "Kevin yang ngasih tahu. Abisnya kau telepon gak diangkat sama kamu. Aku panik banget tadi." Denisa menyesal karena telah mengingkari janjinya untuk makan siang bersama Bima di kantin. "Maafin aku ya, Kak. Aku gak bermaksud buat batalin janji." "Iya, aku ngerti kok. Lain kali, kalau kamu sakit langsung ngomong sama aku ya. Biar aku gak panik kayak tadi," ucap Bima. "Iya, Kak." "Bim, kan sekarang udah ada lo di sini. Gue balik ya sama Vera. Gantian lo yang jagain dia," sahut Kevin pamit pulang pada Bima karena ia juga sudah lelah. "Biaya administrasinya udah dibayar. Lo gak usah mikirin itu ya." Bima tersenyum lalu mengangguk. "Makasih banyak ya, Vin." "Iya. Santai aja." Kevin menepuk pundak Bima sambil membalas senyuman Bima. Kemudian, ia menatap ke arah Jojo. "Jo, lo mau pulang gak? Biar gue antar pulang." "Entar si Bima gimana?" tanya Jojo. "Kamu pulang aja, Jo. Aku bisa jaga Denisa sendiri kok," ucap Bima. "Yakin?" Bima mengangguk. "Iya. Udah sana, ikut pulang bareng Kevin. Besok kamu ke sini lagi ya, sekalian bawain baju ganti buat aku." "Oke. Ayas duluan ya," kata Jojo sambil menatap Denisa. "Sa, cepat sembuh ya." Denisa mengangguk. "Makasih ya, Kak." Jojo pun beranjak pergi bersama Kevin dan Vera. Sementara Bima tinggal di rumah sakit untuk menemani Denisa. Bima duduk di sebelah Denisa sambil terus menatapnya. "Dokter bilang apa?" tanya Bima. "Gak ada penyakit serius, kan?" Denisa berdeham sejenak lalu menggeleng dengan cepat. "Enggak kok, Kak. Cuma capek aja. Harus istirahat dulu selama seminggu di sini." "Alhamdulillah. Aku lega jadinya," ucap Bima sambil menghela napas lega. "Kamu udah makan belum?" "Udah, Kak. Tadi disuapin sama Vera. Kakak sendiri udah makan belum?" Denisa bertanya balik pada Bima. Bima menggeleng. "Belum. Tadi kan aku nungguin kamu. Makanya aku gak pesan makanan dulu." "Ya Allah, maaf ya, Kak. Gara-gara aku, Kakak jadi belum makan siang," ucap Denisa menyesal. "Udah jangan dipikirin. Nanti aku bisa makan di kantin rumah sakit. Mending sekarang kamu istirahat ya. Aku mau makan dulu di kantin. Nanti aku balik lagi ke sini." Denisa hanya mengangguk dan membiarkan Bima untuk pergi ke kantin rumah sakit. Wanita itu merasa bersalah karena telah menutupi kejadian yang sebenarnya. Denisa hanya tidak ingin Bima menjadi sakit karena memikirkan penyakit yang dideritanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN