BAB 13 — Diriku yang Tidak Ingin Aku Menangkan

661 Kata
Reyhan menatap cermin di ambang pintu kosnya. Tapi bukan dirinya yang tercermin di sana — melainkan sosok tinggi berjubah hitam, bermata kosong, dengan senyum yang terlalu tenang untuk disebut manusia. Reyhan Caelthorn. Versi lain dari dirinya. Atau... mungkin versi aslinya? “Sudah waktunya,” katanya. Suaranya berat, seperti gema dari tempat yang tak punya waktu. Reyhan mundur setapak. “Apa yang kau mau?” Caelthorn mengangkat cermin itu lebih tinggi. “Aku tidak datang untuk menjawab pertanyaan. Aku datang untuk mengakhiri duplikasi.” “Duplikasi?” Caelthorn menghela napas. “Kau pikir sistem itu muncul untuk menyelamatkanmu? Tidak. Sistem adalah benih. Dan benih harus memilih satu pohon untuk tumbuh sempurna. Yang lain... harus ditebang.” Reyhan merasakan sistem bergetar di dalam pikirannya — sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan sistemnya sendiri... tak berani menjawab. “Jadi semua ini… hanya seleksi?” tanya Reyhan lirih. “Bukan hanya seleksi,” jawab Caelthorn. “Ini eliminasi. Dari 28 versi Reyhan, hanya satu yang bisa menjadi Inti Sistem. Dan yang tersisa sekarang hanya dua.” Reyhan menelan ludah. “Kau dan aku.” “Benar.” Caelthorn menurunkan cermin perlahan. “Tapi ada satu hal yang membuatku heran... kenapa kau belum hancur? Sistemmu seharusnya meledak di Cermin Kedua.” Reyhan mengangkat dagu. “Karena aku tidak mencoba jadi kuat. Aku mencoba jadi... utuh.” Untuk pertama kalinya, Caelthorn terlihat terganggu. Ia menoleh ke kanan, seolah mendengar sesuatu dari dimensi lain. Lalu berkata: “Kalau begitu, mari kita uji apakah keutuhan bisa melawan kekuasaan.” Tiba-tiba dunia di sekitar mereka berubah. Ruang kos Reyhan runtuh seperti pasir. Mereka berdiri di tempat datar kosong — seperti dunia virtual. Lantai putih tak berujung. Langit hitam. Tak ada arah, tak ada suara, kecuali detak jantung Reyhan yang bergema keras di telinganya sendiri. > [ARCHIVE MODE: BATTLE PHASE INITIATED] Sistem Reyhan aktif. Tubuhnya menyala dengan energi biru — bukan dari luar, tapi dari semua emosi yang pernah ia hadapi: marah, takut, cinta, luka, harapan. Sementara Caelthorn berdiri diam. Tangannya terbuka, dan dari dalam cerminnya keluar salinan-salinan Reyhan yang gagal: Alan, Subjek 005, Subjek 002. Mereka tampak kabur, tapi semua menyerang dengan kekuatan liar. Reyhan menahan napas. “Aku bukan kamu. Dan aku bukan mereka.” Dia menutup mata — lalu mengaktifkan Empath Sync dan Inner Echo bersamaan. Dunia seketika melambat. Emosi lawannya terpapar: ketakutan, kebingungan, kehampaan. > “Kami tidak ingin bertarung. Kami hanya ingin... tak dilupakan.” Reyhan membuka mata. “Kalau begitu... aku akan mengingat kalian semua.” Tubuhnya menyala lebih terang. Ia tidak melawan mereka — ia menyerap luka mereka. Satu per satu, bayangan itu hilang… bukan karena kalah, tapi karena dipeluk oleh ingatan Reyhan. Caelthorn mendesis. “Kau bodoh. Emosi membuatmu lambat. Lemah.” “Tapi itu juga yang membuatku hidup,” balas Reyhan. Caelthorn melompat ke depan. Cerminnya berubah jadi pedang hitam, mengayun ke arah Reyhan. Tapi saat pedang itu hampir mengenai wajahnya — Reyhan menahan dengan tangannya. > Skill aktif: Truth Pulse. Sentuhan itu cukup. Mata Caelthorn melebar. Dan Reyhan... mendengar isi hatinya. > “Aku lelah. Aku sudah terlalu lama hidup dalam ruang antara. Aku ingin bebas… tapi aku tak bisa mati sebelum seseorang menggantikanku.” Reyhan terhenyak. “Jadi... kau tidak ingin membunuhku?” Caelthorn menarik napas panjang. “Aku ingin kau layak membunuhku. Karena kalau tidak... kau akan hidup seperti aku. Abadi, tanpa arah.” Lalu cermin di tangannya pecah sendiri. Dunia sekitar kembali menjadi kamar kos. Caelthorn berdiri goyah. “Kau menang... kali ini,” katanya. “Tapi untuk menjadi Inti Sistem... kau harus melakukan satu hal terakhir.” Reyhan mendekat. “Apa?” “Buka kunci terakhir,” gumamnya. “Dan temui dia… yang menciptakan kita semua.” Reyhan menatap langit-langit. Notifikasi muncul. > 🧬 Misi Terakhir: “Sang Arsitek” Lokasi: Tidak Teridentifikasi Sistem akan membimbingmu... saat kamu siap. Saat Reyhan kembali menatap ke depan, Caelthorn telah hilang. Tapi di lantai, sebuah potongan kecil dari cermin tertinggal. Di dalamnya, Reyhan melihat wajahnya — kali ini... utuh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN