BAB 10 — Sisa dari Mereka yang Gagal

513 Kata
Malam terasa lebih hening dari biasanya. Tapi bukan karena dunia tenang — melainkan karena Reyhan tahu… badai sedang mendekat. Semenjak misi Cermin Ketiga selesai, sistem menjadi lebih… sunyi. Tidak ada notifikasi. Tidak ada perintah. Seolah sedang mengamati dalam diam. Hingga jam 03.12 dini hari, ponselnya menyala sendiri. > 🔔 “Akses Rahasia Terbuka.” File: [███] Judul: Log Subjek 017 — Status: Terminated Reyhan terpaku. File itu tak bisa dibuka dari aplikasi biasa. Tapi sistem langsung merespons: > “Apakah kau ingin tahu kebenaran, Reyhan?” Jantungnya berdetak cepat. “Ya.” Dunia sekitar seakan bergetar. Tiba-tiba kamar kosnya menjadi hitam. Bukan kegelapan biasa — tapi gelap seperti ruang hampa. Dan di depannya muncul layar transparan, menampilkan rekaman video buram. Seorang remaja laki-laki — kurus, tampak kelelahan, berbicara pada kamera. “Namaku Alan. Aku pemegang sistem ke-17. Kalau kau menonton ini... itu artinya aku gagal.” Reyhan membeku. > “Sistem ini bukan milikmu sendiri. Ini eksperimen. Kau dipilih. Sama seperti aku, dan yang lainnya.” Alan menunduk. Di balik matanya ada sesuatu yang pernah Reyhan lihat: putus asa yang tidak bisa dihapus dengan uang atau kekuatan. “Sistem ini... punya kemauan sendiri. Ia tidak hanya memberimu kekuatan — ia juga menguji apakah kau layak hidup setelah mendapatkannya.” Video terguncang. Alan menoleh ke belakang, lalu berbisik, “Kalau suara-suara mulai berbicara saat sistem diam... itu berarti kau sudah terlalu dalam. Dan mereka sedang menilai.” Tiba-tiba layar mati. Sistem langsung muncul di kepala Reyhan — suaranya lebih berat. Lebih... nyata. > “Data Subjek 017 terungkap. Protokol Evaluasi Final akan segera dimulai.” “Evaluasi Final?” Reyhan terperangah. “Aku belum menyelesaikan semua cermin!” > “Tiga cermin sudah cukup untuk mengakses tahap berikut. Tapi… tidak semua lulus. Termasuk Alan.” Reyhan menggertakkan gigi. “Jadi kalau gagal, aku akan—?” > “Dihapus.” Satu kata yang membuat tubuh Reyhan kaku. Tiba-tiba, layar hitam di hadapannya menyala kembali. Tapi kali ini, bukan video. Melainkan daftar nama — panjang, berderet, dengan status: Subjek 001: Hilang Subjek 002: Mati Subjek 005: Gila Subjek 009: Melarikan Diri Subjek 017: Terminated Subjek 018: Aktif (Reyhan) Ada satu catatan di bawah namanya: > Status: Masih Diawasi — Potensi Tak Terduga Reyhan mengepalkan tangan. “Jadi ini semua bukan anugerah. Ini... permainan.” > “Ini seleksi,” balas sistem. “Dan kau... bisa jadi yang pertama berhasil — atau yang terakhir mencoba.” Tiba-tiba, suara asing muncul. Lain dari suara sistem. Lebih manusiawi. Lebih... familiar. > “Kalau kau ingin tahu siapa yang menanamkan sistem ini ke kepalamu… datanglah ke titik asal: Menara Amarta.” Reyhan terdiam. Itu nama yang hanya ia dengar dari berita: gedung terbengkalai di kota lama, konon milik organisasi teknologi bawah tanah. > “Di sana... kau akan tahu kenapa cuma kau yang belum mati.” --- Di akhir malam itu, satu notifikasi muncul: > 🗝️ Misi Khusus Terbuka: Kunci Segalanya — Menara Amarta ⚠️ Risiko: Tidak semua jawaban bisa kau terima. 🎯 Tujuan: Bertahan hidup... dan temukan siapa yang memegang sistem aslimu. --- > To be continued…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN