bc

Bujang Lapuk itu Bos ku

book_age16+
236
IKUTI
3.7K
BACA
HE
age gap
kickass heroine
heir/heiress
sweet
bold
loser
detective
office/work place
like
intro-logo
Uraian

Ketidaksengajaan dari sebuah masalah dari kekacauan yang di perbuat oleh adira, akhirnya membawa nya pada kehidupan yang berbeda. niat yang awalnya, ingin memperbaiki dan bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan malah membuat nya terjebak dalam kehidupan seorang laki-laki idaman semua wanita.

Laki-laki dingin, cuek, pendiam itu bernama rehan. seorang bos dan pemilik berbagai usaha yang kini telah berusia 35 tahun dan mendapatkan gelar seorang bujang lapuk.

Kebiasaan rehan yang kerap membuat adira kesal marah di setiap waktu, akhirnya membuat hati sang wanita muda kecil berusia 20 tahun itu terketuk.

akankah cinta bersambut? akankah gelar bujang lapuk terhapus?

Pantengin ceritanya jangan lupa dukungan juga saran-saran nya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Jangan panggil saya om
“Astaga, aku telat!" Adira memukul kepala nya berulang kali mengingat kebodohan nya pagi ini, akibat begadang semalam karena harus berjualan alhasil telat bangun pagi. “Gimana ini ah, bisa-bisa di pecat sebelum kerja!" Adira menggoes sepeda nya dengan kecepatan di atas maksimal, jika saja pesepeda seperti ini di tilang pasti sekarang dirinya sudah berada dalam masalah. Hari ini adalah hari pertama nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota ini, kenalkan Diara seorang perempuan berusia 20 tahun, yang saat ini masih berjuang untuk mencari uang demi bisa melanjutkan kuliah. Tin tin! cittt! Brak! “Aduh!" Karena kurangnya hati-hati dan tanpa perhitungan ilmu pengebutan, adira tak bisa menghindari mobil di hadapan nya, alhasil tabrakan tak bisa di hindari. Adira terjatuh berikut dengan sepeda yang menindih tubuh nya, ah Diara kenapa kau bodoh sekali. Belum habis rasa sakit di tubuh nya, karena terjatuh dengan begitu sempurna nya, kini diara kembali mendapatkan masalah. “Heh bangun, jangan pura-pura mati untuk menghindari tanggung jawab!" adira mengangkat wajah nya, dan mendapati seorang pria gagah perkasa di depan nya sedang berkacak pinggang sambil Memelototi dirinya. “Bangun!" Bentakannya itu berhasil, membuat nya tersadar dari imajinasi kotor yang menghantui. “Ma maaf om saya gak sengaja!" “Om, kamu panggil saya om? kamu kira saya nikah sama tante kamu makanya kamu panggil saya om ha!" Adira tersenyum kikuk mendengar nya, jadi aku harus panggil apa? tidak mungkin kan aku panggil opa? tapi lebih cocok opa sebenarnya. pikirnya. “Lihat ini lihat, gara-gara sepeda butut kamu itu mobil saya rusak!" Adira menatap ke arah telunjuk pria tua itu, ah adira kau pasti akan kena masalah sekarang. “Kamu tau artinya ini?" “Iya om saya tau gak perlu teriak, itu lecet kena sepeda saya." “Agrrhhh, bukan itu maksud ku," teriak nya sembari menutup wajahnya, bisa ku lihat sekarang dia begitu frustasi. “Jadi maksud om apa? kan saya udah jawab itu mobil lecet karena kena sepeda saya." “Saya mau kamu tanggung jawab, perbaiki mobil ini hari ini juga. Dan kamu harus bayar waktu saya yang tersita, karena perangai bodoh kamu itu!" “Loh om kok malah gitu, asal om tau ya saya juga rugi waktu karena mobil om ini. asal om tau saya bakal di pecat sekarang karena telat masuk di hari pertama, mana cari kerjaan sulit lagi." Keluhan adira sepertinya tak berarti apa-apa baginya, pria itu memang tidak punya hati. “Sudah jangan banyak tingkah, mobil ini sebentar lagi akan di jemput dan saya mau kamu biayai semuanya. Dan ini kartu nama saya, kamu harus ganti waktu saya," ujarnya menyerahkan kartu nama milik nya. “Tapi om saya belum gajian, baru hari ini saya masuk kerja om. tolonglah kasihani saya om." “Tidak, sudah tau belum paham gimana kondisi jalan sok ngebut kamu. pokoknya saya gak mau tau, awas ya kalau kamu gak tanggung jawab saya bisa bawa ini ke ranah hukum." Setelah mengatakan itu, Tidak lama berselang datang sebuah mobil yang serupa tapi tidak semewah mobilnya tadi, pria tua itu langsung naik tanpa berbicara apapun. “Ah Diara, gimana ini." Drt drt! adira merogoh saku celana ku, mencari handphone yang sepertinya kondisinya tidak jauh beda dari sepeda ku. ternyata ada pesan masuk dan itu dari teman ku yang menawarkan pekerjaan ini. “adira, lo dimana? niat kerja gak sih, lo telat 30 menit. Cepat datang gue udah minta izin sama bos cepet kalo masih mau kerja." Setelah membaca pesan itu adira langsung gerak cepat, ah biarkan saja mobil ini. aku yakin pria itu gak bakal tau aku dimana. karena tak ingin terkena masalah baru adira lantas meninggalkan begitu saja sepeda nya di dekat mobil itu, ah biar saja itu jadi ganti ruginya. pikir adira. Adira mencari ojek agar bisa sampai di tempat tujuan, tak lama berselang rezeki pun tiba. ojek yang di cari akhirnya tiba. “Mas ke perusahaan ini ya, ngebut ya mas saya udah telat banget ini," cerocos nya sambil memakai helm. “Wahh mbak sekarang musim tilang, saya kurang berani!" “Ah mas, saya tambahin deh ongkos nya tapi ngebut ya." Tanpa banyak bantahan kang ojek langsung menambahkan kecepatannya, dari tadi kek bilang harus tambah ongkos. Hanya membutuhkan waktu 20 menit adira tiba di perusahaan, ah semua orang sudah masuk malu sekali baru kerja udah telat. Takut ada yang marah adira lekas menghubungi sena, “Halo sen, aku di luar ini. lo keluar dong please gue takut masuk nanti malah di omelin bos." “Gak bisa adira, gue sibuk udah masuk aja gak bakal ada yang tau kok. cepet kerjaan banyak ini." Tut! Adira menurunkan handphone dari kuping nya, “Ah kebiasaan si sena ini, suka nutup telpon tiba-tiba." Akhirnya mau tak mau adira langsung masuk, benar saja semua mata tertuju padanya.sudahlah anak baru telat juga, mungkin itu isi pikiran mereka sekarang. adira sibuk melirik kesana-kemari, mencari dimana letak tempat nya bekerja. Yaitu pantry. Bruk! “Aduh sakit banget!" keluh nya sambil menepuk pelan b****g nya. “Punya mata gak sih, nabrak orang sembarangan aja!" kesal nya. “Kamu yang gak punya mata, ngapain kamu kesini!" deg! Adira berbalik menatap siapa yang menjawab ucapan nya itu. “Om?" Dia mendelik mendengar ucapan adira, “Saya bukan om kamu. ngapain kamu kesini, ngikutin saya kamu?" “Tuduhan om itu terlalu kejam, justru saya yang harus nanya ngapain om disini. saya itu disini kerja, ngapain juga ngikutin orang kejam kayak om!" “Diam kamu, saya sial sekali ketemu kamu. sekarang juga kamu saya pecat!" Tubuh adira rasanya mati rasa mendengar ucapannya itu, jantung rasanya berdebar-debar seperti jatuh cinta. “Om saya mohon jangan pecat saya, saya anak yatim piatu om butuh makan!" Adira menggenggam erat tangannya berusaha mendapatkan maaf dari pria arogan ini, meskipun jika jujur adira tidak melakukannya Sepenuh hati. “Ahh tidak," dia mengibaskan tangan adira dan langsung pergi dari sana. tak putus akal adira langsung mengejarnya dan menarik lengannya. ”om tolong, jangan gitu lah om. saya benar-benar gak sengaja soal hari ini om, seharusnya om bangga punya karyawan kayak saya, saya nabrak om itu karena takut telat loh om. saya disiplin." Tampak laki-laki di hadapan nya itu hanya tersenyum tipis, kemudian dia mendekatkan wajahnya sembari berkata, ”Karyawan disiplin itu bangun pagi, mandi dan berangkat. Bukan muka ileran dan ngebut di jalan." Adira menghentakkan kaki kesal, sudah aku hari ini sudahlah telat belum makan. harus ganti rugi, kena pecat, ah Tuhan lengkap sudah penderitaan ku ini, rutuk nya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.9K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook