“Xena … Xena … kamu dimana?” Xavier terus berteriak memanggil-mannggil istrinya. Tak ada sahutan disana membuatnya semakin kawatir. Ia berjalan menuju kamarnya, dan tak ada istrinya disana, ia juga sudah menjadi ke ruang depan dan dapur tak ada juga sosok istrinya disana. Sungguh, ini membuatnya bingung. “Kemana perginya Xena ini.” Gumamnya. Ia terdiam sejenak. “Tak mungkin Xena bisa kabur dari sini. Tak ada celah untuknya kabur.” Monolognya. Hingga pikiran Xavier tertuju pada kamar mandi. Ia pun langsung bergegas menuju toilet tersebut, dan langsung membuka pintu itu. “Xena … Xena … kau di dalam?!” teriaknya dari luar. Gadis cantik dengan manik coklat itu sudah tergeletak di lantai dengan tangan berlumuran darah dan benda tajam di tangan yang satunya lagi. Xavier bingung, pintunya

