Sore hari yang cerah di musim panas. Hae Ri berlari kecil menuju bibir pantai. Ia lalu menghirup aroma laut yang khas. Shin Won yang melihat Hae Ri bertingkah seperti itu hanya tersenyum tipis. Sebelumnya dia tidak pernah melihat Hae Ri bertingkah seperti itu. Hae Ri selalu tenang dan pendiam. Itu yang Shin Won tahu. Jadi bagi Shin Won ini adalah pemandangan langka. Ia bahkan memotret gadis itu diam-diam.
“Hae Ri-ya jangan terlalu dekat dengan air,” teriak Shin Won mengingatkan.
“Ne,” sahut gadis itu sambil menoleh.
Hae Ri merasa sangat senang sekali bisa pergi ke pantai sudah lama sekali ia tidak pergi ke sana. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali dia pergi ke pantai. Beruntung sekali dia dan timnya mendapat proyek untuk desain panggung sebuah pertunjukan musik yang akan diselenggarakan di sekitar Jumunjin Beach Breakwater yang terletak di Desa Gyohang, Jumunjin, Kota Gangneung, Provinsi Gangwon. Pantai ini terkenal memiliki pemandangan yang indah. Salah satu drama Korea terpopuler The Lonely And Great God juga syuting di pantai ini.
“Hae Ri-ya aku harus pergi mengecek panggung sekarang,” ucap Shin Won mengecek ponselnya.
“Bukankah panggungnya sudah selesai? Tinggal geladi bersih saja kan?”
Hae Ri menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya. Angin sore itu bertiup cukup kencang.
“Hanya pengecekan terakhir.”
“Aku akan ikut sunbae.”
“Tidak perlu. Kau bisa lebih lama di sini, kita bertemu nanti saat pertunjukkan akan dimulai.”
Shin Won tidak tega jika Hae Ri harus ikut dengannya untuk mengecek panggung. Dia ingin gadis yang disukainya itu lebih lama menikmati indahnya pantai ini.
“Baiklah, kalau begitu aku akan menyusul sunbae nanti.”
“Aku pergi dulu.”
Setelah Shin Won pergi Hae Ri kembali berjalan menyusuri pantai itu. Dia akan fokus menikmati keindahan alam yang sangat jarang sekali ia lihat. Menikmati angin yang berembus menerpa wajahnya. Untuk sesaat dia bisa melupakan semua beban hidupnya.
Tak jauh dari tempat Hae Ri berdiri, seorang pria tengah sibuk dengan kameranya. Dia sedang mengabadikan indahnya pemandangan pantai itu ke dalam setiap jepretan kamera. Hae Ri mengamati pria itu. Dia mengenalnya.
“Jung Ha-ssi,” gumam Hae Ri.
Pria yang memegang kamera itu kemudian menoleh ke arah Hae Ri. Ia menyipitkan mata mengamati Hae Ri. Lalu sesaat kemudian ia sedikit membungkukkan badan menyapa gadis itu. Mereka kemudian berjalan mendekat.
“Sebelum kau salah paham, aku ingin bilang bahwa aku kemari karena urusan pekerjaan bukan karena Ahreum yang mengirimku ke sini,” kata Hae Ri begitu ia berhadapan dengan Jung Ha.
Jung Ha tertawa kecil mendengar perkataan gadis itu. Dia tahu bahwa Hae Ri ke sini bukan karena Ahreum. Ia tidak memberi tahu Ahreum atau In Ha jika akan ke Jumunjin Beach Breakwater.
“Aku tahu,” kata Jung Ha.
“Ne?” Hae Ri menatap Jung Ha bingung.
“In Ha dan Ahreum tidak tahu jika aku pergi ke sini.”
Hae Ri mengangguk tanda mengerti. Dia sedikit merasa tidak enak karena sudah berprasangka buruk.
"Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Hae Ri.
“Hanya jalan-jalan saja.”
Jung Ha sedang ingin menghibur diri dari penatnya rutinitas.
“Proyek apa yang sedang kau kerjakan?” tanya Jung Ha kemudian.
“Desain panggung untuk konser musik malam ini,” jawab Hae Ri.
“Konser musik?”
Hae Ri mengangguk. Sejenak ia berpikir untuk berpamitan pergi atau dia harus mencoba mengajak Jung Ha menonton konser itu. Lagi pula dia merasa tidak enak jika tiba-tiba pergi.
“Mau menonton konsernya bersama?” ajak Hae Ri kemudian. Dalam hati Hae Ri berharap Jung Ha menolaknya. Ia tidak bisa membayangkan betapa canggungnya mereka berdua nanti.
"Hanya kita berdua?"
Hae Ri dengan cepat menggeleng.
"Tidak, dengan rekan kerjaku. Mereka sudah lebih dulu pergi ke lokasi konser."
Jika hanya berdua Hae Ri pasti bisa pingsan karena canggung.
“Apa benar aku boleh ikut?”
Hae Ri tersenyum canggung lalu mengangguk. Harapannya tidak menjadi kenyataan. Harusnya dia tidak mengajak Jung Ha.
***
“Hae Ri-ya.” Shin Won melambaikan tangan ke arah Hae Ri.
Hae Ri balas melambaikan tangan. Ia dan Jung Ha kemudian berjalan menghampiri Shin Won dan rekan kerjanya yang lain. Shin Won menatap Jung Ha menyelidik. Siapa dan bagaimana pria itu bisa bersama Hae Ri?
“Jung Ha-ssi ini Lee Shin Won teman kerjaku.” Hae Ri memperkenalkan Jung Ha pada Shin Won.
“Anyeonghaseo,” Shin Won menyapa sambil sedikit membungkukkan badannya.
Jung Ha balas menyapa sambil sedikit membungkuk.
“Sunbae, yang lain pergi ke mana?” Hae Ri melihat ke sekeliling mereka dan tidak menemukan rekan kerjanya yang lain.
“Mereka menonton tepat di depan panggung.” Shin Won menunjuk deretan penonton yang berada di depan panggung.
"Ohh..." gumam Hae Ri.
Alunan musik yang terdengar menandai bahwa konser telah dimulai. Semua orang menikmati musik yang mengalun dengan merdu. Termasuk Hae Ri dia terlihat sangat menikmati setiap melodi yang terdengar. Shin Won yang berdiri di samping gadis itu tersenyum sambil mengamati Hae Ri. Dari pada melihat pertunjukkan musik, bagi Shin Won mengamati Hae Ri jauh lebih menyenangkan.
Jung Ha yang juga berdiri di samping Hae Ri juga sesekali melirik ke arah gadis itu. Sesekali ia tersenyum ketika Hae Ri bertepuk tangan. Selama ini Hae Ri hanya menunjukkan ekspresi datar ketika bertemu dengannya. Jadi, Jung Ha tidak tahu kalau gadis itu bisa berekspresi seperti tadi.
Sebagai penutup acara akan ada pertunjukkan kembang api di langit. Puluhan kembang api meluncur ke langit dan memancarkan cahaya warna-warni yang begitu indah.
“Aaaa,” teriak Hae Ri kaget mendengar ledakan kembang api yang terakhir. Itu ledakan yang cukup keras hingga membuat semua orang terkejut.
Dengan cepat Jung Ha segera menutup kedua telinga Hae Ri. Itu refleks.
Shin Won awalnya ingin melakukan hal yang sama, tapi dia kalah cepat. Dia hanya bisa menahan rasa kesal dengan mengepalkan tangan. Sementara Hae Ri dan Jung Ha saling bertatapan. Tenggelam dalam sorot mata masing-masing. Mereka bertatapan cukup lama, tepuk tangan penontonlah yang akhirnya menyadarkan mereka.
“Mian,” kata Jung Ha sambil menarik tangannya.
“Ne, terima kasih,” balas Hae Ri dengan kikuk.
Untuk pertama kalinya Hae Ri dibuat gugup oleh perlakuan seorang pria. Dia bahkan tidak berani menatap Jung Ha setelah apa yang pria itu lakukan tadi.
Saat kau menutup telingaku waktu itu rasanya waktu seolah berhenti
Aku seperti ditarik masuk oleh sorot matamu yang menenangkan
Harusnya waktu itu aku segera sadar sebelum terjebak semakin dalam
***
Hae Ri duduk di belakang meja kerjanya. Matanya menatap pemandangan malam hari dari balik jendela. Ia lalu teringat kejadian saat Jung Ha menutup telinganya. Gadis itu lalu menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Ia kemudian dengan cepat menggoreskan pensil ke atas kertas. Mereka ulang kejadian itu dalam sebuah gambar. Tak lupa dia memotret gambar itu dan mengunggahnya ke akun i********:. Sebelum menekan tombol kirim Hae Ri berpikir sejenak, caption apa yang harus dia berikan. Lalu dengan cepat Hae Ri mengetik sesuatu.
‘Efek kupu-kupu.’
Hae Ri kemudian menghela napas, mengingat kejadian saat itu membuatnya teringat pada Jung Ha. Waktu itu Jung Ha terasa seperti orang lain. Tatapan matanya terlihat sangat berbeda, terlihat begitu tenang dan mengahanyutkan.
Plakk.
Hae Ri menampar pipinya sendiri.
"Yak! Apa yang aku pikirkan?"
Hae Ri cepat-cepat menghapus bayangan Jung Ha dari pikirannya. Dia segera mengambil buku sketsa di depannya.
"Ada banyak proyek yang harus aku periksa, kenapa aku malah memikirkan pria itu?"
Ketika aku mulai penasaran padamu
Harusnya aku berhenti
Jika aku berhenti mungkin perasaan itu tak akan pernah hadir
Perasaan yang membuatku terbang untuk sesaat
Lalu menjatuhkanku ke titik terendah