Siang ini Keysha berjalan menuju kantin bersama Kansa.
"Akhir pekan ini, mau kemana?" Tanya Keysha
"Main yuk" ajak Kansa
"Ayo aja. Kemana? Jangan cuma makan lah berburu gitu kek biar lebih greget" lanjut Keysha
"Iya si greget tapi capek tau berburu- berburu gitu."
"Ya gakpp kan ser ...." Keysha mengambil omongannya saat melihat sesuatu yang mengusikakai. Dia berhenti dan memutar fokus ke arah yang langsung menghancurkan suasana siang ini.
"Kenapa si?" Tanya Kansa. Lalu Kansa mengerti setelah dia melihat apa yang melihat Keysha. Ada Zaldi dan Anisa ada di sana duduk di bangku taman dan terlihat sedang memainkan hpnya lalu tertawa bersama seperti sedang main game.
"Yuk" Keysha menghentakkan pergi dengan kesal lalu berjalan cepat meninggalkan Kansa.
"Woy tunggu" kata Kansa
Keysha terus berjalan cepat meninggalkan Kansa yang jauh di belakangnya sampai akhirnya Keysha berhenti dan duduk di salah satu bangku yang ada di salah satu koridor yang cukup sepi.
"Kenapa si Lo cepet banget jalannya. Gue cape tau" cibir Kansa yang sudah duduk di sebelah Keysha yang menunduk. Keysha diam dia menangis sekarang. "Kunci?" Panggil Kansa yang berbicara Keysha seperti terisak "Lo nangis?" Tanya Kansa
"Kenapa si Zaldi merlakuin gue kaya gini Sa? Gue juga punya buat buat bisa tetep cinta sama dia. Gue udah kaya cewek murahan yang tidak langsung gue nyatain sendiri gue gue ke dia. Tapi kenapa dia gak pernah ngerti. gue dengan main-main. Gue cewek Sa gue cewek. Gue sama kaya cewek lainnya yang bisa baper dan Lo pasti tau dan sering liat gimana menggunakan Zaldi ke gue dan gak mungkin gue gak baper. apa? Si Anisa dia anggap apa? Gue harus gimana? " Panjang bicara lebar dengan suara khas orang menangis
"Gue ngerti Key. Dan menurut gue kalau Lo udah ngerasa lelah dengan semua ini kenapa gak Lo akhiri aja semuanya. Lo belajar buat perasaan cinta Lo sama Zaldi."
"Gak bisa Sa. Gue cinta sama dia."
"Yaudah menurut gue Lo jauhin dulu aja Zaldi semoga dia sadar kalau Lo udah lelah terus-terusan di gituin sama dia"
"Gak bisa" jawab Keysha masih menangis
"Nyoba dulu Key" jawab Kansa
Satu orang laki-laki mendengar semuanya. Itu Zidan dan dengan penuh emosi dia bergegas untuk segera pergi mencari Zaldi.
Zidan berjalan dengan cepat dan tak lama dia melihat Zaldi yang sedang berjalan bersama Fizan. Zidan segera menghampiri Zaldi dan menyeret Zaldi ke tempat yang sedikit sepi di sekolah.
"Napa si Lo?" Tanya Zaldi setelah berhadapan dengan Zidan dan Fizan hanya diam dibelakang keduanya dengan kebingungan.
"Brukk" satu pukulan mendarat dia rahang Zaldi sampai Zaldi tersungkur ke lantai
"Lo apa-apaan si?" Teriak Fizan yang kaget dan dengan cepat membangunkan Zaldi.
"Why?" Ucap Zaldi yang masih tersungkur di lantai
"Lo harusnya sadar kalau Keysha bener-bener cinta sama Lo. Gue berusaha relain Keysha buat Lo. Tapi apa yang Lo lakuin sama Keysha? Lo cuma bikin dia sakit hati. Lo gak tau atau bego kalau Keysha bener-bener suka sama Lo. Dan Lo harus tau berapa kali Keysha nangis cuma gara-gara Lo, Lo yang bertingkah kaya pengecut yang gak bisa ngehargain sahabat Lo sendiri. Kalau Lo emang gak bisa cinta sama Keysha Lo jaga sedikit aja perasaan dia, gak usah berduaan sama Anisa. Gue gak bisa liat Keysha nangis cuma gara-gara Lo" bentak Zidan dengan rahang yang mengeras. Zaldi tersenyum kecil lalu bangun.
"Kalau Lo emang cinta sama Keysha kenapa Lo nyerah? Kenapa Lo relain Keysha buat gue? Bukannya disini Lo yang jadi pengecut karna gak bisa merjuangin cinta Lo sendiri?" Tanya Zaldi
"Gue ngehargain Lo Zal. Gue tau bahagia Keysha cuma sama Lo. gue sahabat dari SMP sama Keysha. gue tau semuanya tentang dia dan gue gak bisa perjuangin dia karna dia cuma bakal milih Lo."
"Terus mau Lo apa?" Tanya Zaldi
"Gue mau Lo mikir Lo harus bersikap kaya gimana sama Keysha atau si Anisa kalau Lo beneran suka sama Anisa jangan pernah kasih hal-hal dan perlakuan yang bikin Keysha berharap sama Lo dan kalau sebaliknya Lo jaga perasaan Keysha." Jawab Zidan dan pergi setelah melemparkan tatapan tajamnya sebagai bukti penegasan dari apa yang dia ucapkan. Zaldi menarik nafas panjang memegang ujung bibirnya yang terasa perih
"Gue rasa Zidan bener" ucap Fizan. Zaldi menatap Fizan dengan dahi yang membuat lipatan
"Maksud Lo?"
"Ayolah man please penyesalan itu di akhir dan karma itu ada. Lo gak bisa terus-terusan main-main gini sama Keysha, seenggaknya kalaupun Lo gak mau punya status pacaran sama dia bener kata Zidan seenggaknya Lo jaga perasaan dia lah. Dia cewek Zal dan harusnya Lo salut sama Keysha yang bisa nyatain perasaannya sama Lo walaupun ya gak terang-terangan tapi dia gentle. lah elu? Lo cuma berada di posisi cowok yang mainin dua hati cewek sekaligus. Zidan gak salah bilang Lo pengecut." Kata Fizan
"Terus gue harus gimana?"
"Tanya hati Lo pastiin perasaan Lo yang sebenarnya sama Keysha setelah Lo tau Lo ambil keputusan Lo berenti baperin Keysha atau Lo jaga perasaan Keysha." Jawab Fizan lalu pergi setelah menunjukan jari telunjuknya ke arah d**a Zaldi.
☘☘☘
Lavasha keluar dari ruangannya dan sudah ada Kaevan yang berdiri disana, membuat Lavasha tersentak dan seketika wajahnya memucat.
"Bisa bicara sebentar?" Tanya Kaevan
"Ada urusan apa yah dengan saya?" Tanya Lavasha berusaha berbicara formal. Kaevan tersenyum dan tanpa basa-basi dia menarik lengan Lavasha menuju taman yang berada di belakang rumah sakit.
"Lepasin" ujar Lavasha dan tangannya terlepas dari pegangan Lavasha
"Galak amat si Say" kata Kaevan
"Ini rumah sakit kalau anda punya urusan dengan saya silahkan bicarakan saya tidak punya waktu banyak. Saya harus beker..." Lavasha berhenti berbicara saat satu tangan Kaevan menarik pinggang Lavasha ke pelukannya.
"Aku kangen sama kamu. Kenapa kamu dulu pergi gitu aja? Kenapa no hp kamu gak pernah aktif lagi? Pacaran jarak jauh tuh emang gak enak yah apalagi tanpa kabar. Tapi selama ini aku yakin kalau kamu gak bakalan ingkarin janji kamu kalau kamu bakal terus percaya sama aku selama aku di Kanada dan akupun berjanji untuk selalu setia sampai aku kembali ke Indonesia dan bersatu kembali dengan wanitaku. Kamu harusnya ingat tentang itu." Kata Kaevan. Untuk beberapa saat Lavasha diam dengan perasaan bahagianya namun disisi lain dia menyadari tentang kejadian setelah semua harapan dan janji itu. Dengan sigap Lavasha melepaskan pelukan Kaevan.
"Kamu apa-apaan si" bentak Lavasha
"Kenapa?" Tanya Kaevan "aku salah?"
"Harusnya kamu gak usah balik ke Indonesia. Buat apa kamu balik lagi kesini?"
"Buat kamu?"
"Buat dia tunangan kamu." Tegas Lavasha dan bergegas untuk pergi namun tangan Kaevan dengan sigap Manarik tangan Lavasha sampai keduanya berhadap-hadapan dengan jarak yang tak jauh.
"He'u" cegukan Lavasha kembali terjadi. Kaevan tersenyum manis dan satu kakinya melangkah membuat posisinya lebih dekat "He'u" untuk kedua kalinya Lavasha cegukan
"Please ada yang harus aku jelasin tentang semua kejadian dulu. Tentang wanita yang kamu anggap tunangan aku, tentang semuanya aku punya penjelasan yang harus kamu dengar. Sepulang kerja nanti aku tunggu kamu didepan" kata Kaevan "setuju?" Lanjutnya. Lavasha diam dia masih gugup dengan posisinya dengan Kaevan sekarang
"Ish" Lavasha mendorong Kaevan yang berada di depannya dan melangkah pergi meninggalkan Kaevan.
"Sepulang kerja yah" kata Kaevan setangah teriak
"Terserah" jawab Lavasha yang terus berjalan tanpa menengok
"Masih aja cegukan padahal ini panas. Masa kedinginan juga" Kaevan berbicara sendiri menatap langit lalu tersenyum gemas lalu masuk kembali.
☘☘☘
Lavasha kembali keruangan nya dengan perasaan yang tidak jelas. Dia harus bahagia atau kembali terluka. Dia harus tetap mendengarkan penjelasan Kaevan yang nanti akan di jelaskan atau tidak. Semuanya membuat Lavasha bingung.
"Sha Lo dari mana si? Katanya mau ke kantin gue sama Rara ke kantin Lo gak ada." Tanya Kimmy
"Tau Lo katanya mau makan?" Tambah Lentera. Lavasha diam tidak merespon. Dia duduk di kursinya dan melamun
"Sha?" Panggil Kimmy. Lavasha tidak menjawab "kenapa si tu anak?" Lanjut Kimmy kepada lentera
"Woyyy Lavasha Arunikaaaaa" teriak Lentera dengan suara toanya
"Ih Ra, Lo apa-apaan si berisik" omel Lavasha
"Abis Lo kenapa si? Ngelamun terus."
"Kay ngajak ngobrol dia minta gue buat ketemuan malam ini katanya dia mau ngejelasin semuanya" kata Lavasha
"What? Serius Lo?" Tanya Lentera dan Lavasha mengangguk
"Nah kan apa gue bilang Lo gak bisa berprasangka jelek dulu sama si Kaevan. Nyatanya dia punya penjelasan kan" kata Kimmy
"Terus Lo mau dengerin Sha?" Tanya Lentera
"Harus lah" kata Kimmy
"Justru gue bingung gue harus dengerin penjelasan dia atau gak usah." Jawab Lavasha
"Ya dengerin lah Sha" kata lentera
"Kecuali kalau Lo udah gak cinta lagi sama Kaevan Lo gak usah dengerin penjelasan dari dia" tambah Kimmy
"Jadi gue harus dengerin penjelasan dia gitu?" Tanya Lavasha
"Ya iya. Bukannya Lo masih cinta?" Tanya Lentera. Lavasha diam
"Yaelah ni anak kaya kids zaman now aja kek gini aja harus mikir. Sha Lo bukan ABG lagi yang harus dilema cuma gara-gara hal kek gini. Lo udah dewasa udah seharusnya Lo lebih legowo buat ngehargain orang yang ingin menjelaskan tentang kesalahan fahamannya. Urusan masuk akal atau enggak bagi Lo tuh penjelasnya, itu mah urusan belakangan." Kata Kimmy
"Nah tepat" setuju Lentera
"Hah... Oke deh gue bakalan tetep debgerin penjelasan dia dulu" kata Lavasha
"Huhuy roman-romannya si jomblo sempurna mulai besok gak jomblo lagi" kata Lentera
"Sialan Lo gue udah pacaran sama dia udah lama yah. Dan masa kejombloan gue juga berakhir udah lama." Kata Lavasha
"Ini mah harus-harus-siap-siap nyari do i nih Ra. Kita gak bisa kalah sama si jomblo kekal." Kata kimmy
"Yo i My" jawab Lentera
"Apaan si kalian" kata Lavsha
"Btw Sha jika Lo balik lagi sama Kaevan dokter Davie buat gue yah" kata Lentera
"Emang Davienya mau!" Kata Kimmy
"Ya pasti mau lah. Bantuin yah Sha."
"Iya Lentera ku" jawab Lavasha
"Iiiiih makasih Shaha. Aku mencintaimu" kata Lentera
"Najis" cibir Kimmy.
Tolong beri gak bisa cegukan. Batin Lavasha karna fikirannya masih menunggu pertemuannya dengan Kaevan nanti.