6

2127 Kata
'Hampir tidak ada jeda untuk bahagia dan sakit hati. semuanya selalu terjadi beriringan. Bahkan dalam tempo cepat' Lavasha membuka matanya perlahan. Sudah Ada Kaevan disampingnya dan Binar di sofa yang ada dikamar Kaevan. "Sha?" Kaevan meyakinkan Lavasha benar bangun dan Binar segera menghampiri Lavasha "Lo udah sadar?" Tanya Binar "Aku di.." "Kamu di apartemen Kay. Katanya kamu pingsan tadi. Badan kamu juga menggil banget terus tiba-tiba demam tinggi selama tiga jam lamanya dan akhirnya syukur kamu bangun juga" jelas Binar. Lavasha menoleh ke arah Kaevan yang hanya menatapnya. "Makasih yah Kay. Nar" "Sama-sama." Jawab Binar. "Yaudah gue balik ke kamar gue yah. Ngantuk" pamit Binar dan Lavasha mengangguk "Makasih Nar" kata Kaevan dan Binar mengangguk dan keluar dari kamar. "Koper aku mana?" Tanya Lavasha "Ada. Kamu mau kemana?" "Pulang" "Pulang?" "Ya" jawab Lavasha pelan dan Lavasha kembali mengingat kejadian beberapa jam yang lalu tentang semuanya sampai akhirnya cairan bening itu keluar dari sudut matanya lalu dengan cepat Lavasha menghapusnya dan bangun untuk duduk.  "Maaf yah Kay ngerepotin" kata Lavasha dengan suara yang bergetar "Gak ngerepotin" jawab Kaevan. Entah apa yang terjadi tapi Lavasha merasa malam ini Kaevan benar-benar menjadi laki-laki manis. "Makasih" lanjut Lavasha. Kemudian menegakan kepalanya supaya air matanya tidak jatuh "Hal yang paling melegakan untuk sesuatu hal yang tidak bisa di ungkapkan adalah dengan menangis" ucap Kaevan dan tangannya menggenggam tangan Lavasha erat. Untuk sejenak Lavasha diam dan kemudian menundukan kepalanya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Untuk sejenak Lavasha hanya menatap Kaevan yang juga menatapnya. Lavasha Tersenyum tapi air matanya mulai turun dan semakin deras. Tangan Lavasha tidak bisa diam. Dia selalu menghapus setiap butir air matanya yang jatuh dan Kaevan hanya diam dengan mata yang fokus melihat tingkah Lavasha "Biarin aja turun biar kamu lega" Kaevan menggenggam kedua tangan Lavasha yang digunakan untuk menghapus setiap butir air matanya yang jatuh melewati pipinya. "Kenapa?" Tanya Kaevan Lavasha diam menarik nafas panjangnya lalu menghembuskan nya dengan gusar dan kemudian tersenyum ke arah Kaevan yang menatapnya. "Makasih sudah mau kenal sama aku. Terimakasih karna Kamu orang pertama yang nanya aku kenapa saat aku diposisi seperti ini" ucap Lavasha. Kaevan diam "Dan kamu wanita pertama yang aku lihat sangat cantik saat menangis" kata Kaevan Lavasha tersenyum dengan air mata yang masih berjatuhan dan tidak bisa dia hapus karna kedua tangannya ada didalam genggaman Kaevan. Kaevan tersenyum dilepasnya tangan Lavasha dan kedua tangannya menghapus air mata Lavasha yang terus menerus turun. Diperlakukan seperti itu air mata Lavasha terus mengalir dan diluar kesadaran Lavasha dia menyandarkan kepalanya di d**a Kaevan dan dengan tersenyum manis Kaevan memeluk Lavasha berusaha menenangkan Lavasha walaupun dia belum tau apa yang sebenarnya terjadi. ☘☘☘ "Selamat pagi" sapa Kaevan dengan segelas s**u dan roti "sarapan dulu yah" "Makasih dokter" jawab Lavasha dan Kaevan hanya tersenyum sambil meletakan sarapannya di meja sebelah ranjangnya. "Kamu gak ke kampus atau UGD?" "Hari ini gak ada paling besok" "Asiiik. Jalan-jalan yuk" ajak Lavasha "Yaelah masih sakit" "Udah enakan ko. Suhu badan akh juga stabil" terang Lavasha dan dengan cepat punggung tangan Kaevan sudah menempel di dahi Lavasha. " Ayolah kan aku belum ke Banff National Park. Aku belum liat lake Louis, aku belum nyoba ski. Aku belum naik gunungnya." Rengek Lavasha "Kuat?" Tanya Kaevan dan melepaskan tangannya. dan Lavasha mengangguk dengan cepat. "Nanti jam 9 kita berangkat" "Yeeeee. Makasih Kay" Kaevan mengangguk. "Sarapan dulu yah" "Siap pak dokter. Kamu udah sarapan?" "Belum" "Yaudah ayo sarapan" ajak Lavasha ceria "Kamu aja dulu. Kamu mau pulang ke Jakarta?" "Ya. Setelah aku udah ke Banff National Park" "Ada masalah?" "Ada" jawab Lavasha santai padahal jauh dari lubuk hatinya dia sedang tidak ingin membahas itu dan air matanya ingin sekali keluar tapi dia tidak boleh terlihat lemah "Gak mau cerita?" "Gak ada yg perlu di ceritain" "Oke" "Kamu kapan pulang ke Jakarta?" Tanya Lavasha "Secepatnya" jawab Kaevan Lavasha mengangguk. "Kay bantuin aku cari hotel yah buat aku nginep tiga hari terakhir ini." "Disini aja" kata Kaevan. Kaevan sempat diam beberapa saat mengerti inti masalah Lavasha adalah dari kakaknya. "Gak usah makasih Kay. Udah beberapa kali kamu harus tidur di sofa." "Emang boleh tidur satu ranjang?" Tanya Kaevan serius "Ih ya gak boleh" ketus Lavasha "Haha. Denger yah Sha, kamu disini aja kemungkinan besok malem aku gak bakalan ada diapartemen jadi kamu yang nempatin." "Tapi Kay..." "Gak ada tapi-tapian. Atau gak jadi ke Banff National Park" "Idihh ngancam. Iya iya" "Sha?" "Hemh?" Gumam Lavasha "Kapan pun kamu mau kamu bisa cerita ke aku soal masalah kamu sekarang." Lavasha diam mendengar pernyataan dari mulut Kaevan jantungnya berdetak lebih kencang karena saat ini Kaevan sudah tidak memakai kata gue kamu tapi aku kamu. Lavasha tersenyum "Pasti" jawab Lavasha "thanks Dokter" lanjut Lavasha dan Kaevan tersenyum. ☘☘☘ Malam ini Kaevan tugas untuk berjaga di UGD rumah sakit yang merupakan tugas sebagai mahasiswa kedokteran. "Kamu jangan kemana-mana. Istirahat yah" Lavasha mengangguk "Hati-hati yah dokter" dan Kaevan mengangguk. Lavasha merebahkan tubuhnya lalu melihat-lihat hasil foto keduanya dengan beberapa gaya saat sebelumnya keduanya datang ke Banff National Park. Lavasha Tersenyum mengingat semuanya dengan Kaevan hampir selama tiga Minggu ini. Mungkin Lavasha masih sakit dengan keadaan tentang kakaknya tapi dia tidak ingin berlarut dalam hal itu karna ada hal yang lebih penting yaitu Zaldi. LavashaArunika Zal ZaldiRendra Apa kak? Kakak jadi pulang? LavashaArunika Lusa kakak pulang ZaldiRendra Oke. Kak Vanya sehat? LavashaArunika Ya. Kamu baik-baik aja kan ZaldiRendra Tentu. Kakak gimana? LavashaArunika Baik. key datang ke rumah lagi? ZaldiRendra Enggak. Ih parno amat kak LavashaArunika Kakak khawatir aja ZaldiRendra Kak Kimmy sama kak Rara ada kerumah tadi LavashaArunika Iya mereka ngabarin kakak ko ZaldiRendra Oh gitu. Yaudah kak udah dulu yah Zaldi banyak tugas kakak tetep pulang lusa dan hati-hati LavashaArunika Iya pasti. Kamu juga hati-hati disitu jangan macem-macem ZaldiRendra Siap Bos Lavasha Tersenyum menyimpan hpnya lalu menarik selimutnya untuk segera tidur dengan earphone yang akan dia pakai malam ini dengan lagu yang akan mendukung suasana hatinya. Belum sampai lima menit suara bel apartemen Kaevan berbunyi. Lavasha bangun dan membuka pintu. "Lah? Kok pulang lagi?" Tanya Lavasha melihat Kaevan yang datang "Gak jadi" jawab Kaevan dan masuk "Kenapa?" "Jalan yuk" "Hah?" "Budeg deh ah. Ayo jalan. Mumpung masih sore" "Kemana?" "Bawel deh. Sana ganti baju" dan Lavasha segera pergi ke kamar Kaevan untuk mengganti pakaiannya dan Lavasha kembali. "Ayo" ajak Lavasha "Pake jaket" perintah Kaevan "Oh iya lupa" Lavasha pergi untuk mengambil Jaketnya dan kembali "ayo" ajak Lavasha "Tumben gak bawa tas" "Ash iya lupa" Lavasha menepuk jidatnya sendiri "Ish dasar Dori" cibir Kaevan "Dori?" "Iya Dori. Ikan aneh yang pelupa" jawab Kaevan "mulai sekarang aku panggil kamu Dori." "Ish masa aku di samain sama ikan" protes Lavasha "Haha udah sana ambil tasnya. Nanti keburu malem Dori" Lavasha pergi dengan senyuman mendengar panggilan Dori dari Kaevan untuknya. Keduanya sudah berada di dalam mobil. "Gak nanya mau kemana nih?" Tanya Kaevan "Enggak. Nanti dikatain bawel" "Haha. Makan yuk" "Ayo" jawab Lavasha cepat "nyobain makanan dipinggir-pinggir jalan yuk" "Iya ayo. Giliran makanan aja" cibir Kaevan dan Lavasha tidak peduli Keduanya sampai disebuah area yang menjual makanan di malam hari di sepanjang pinggir jalan Kanada, keduanya mencoba semua makanan yang menurut Lavasha halal. Keduanya tampak bahagia, Tertawa bersama. Bertukar makanan yang dibeli. Berfoto ria dan segalanya mereka lakukan dengan bahagia. Dan kemudian keduanya duduk disebuah kursi yang ada di pinggir jalan. "Mau lagi?" Tanya Kaevan menyodorkan makanan yang masih tersisa di tangannya karna melihat makanan Lavasha sudah habis "Gak mau kenyang banget" "Haha wajar lah orang yg kamu makan banyak banget" "Hehe makasih yah. teman aku yang satu ini super-super baik" kata Lavasha. Kaevan hanya tersenyum "Sha?" "Hemh?" Gumam Lavasha. Dan Kaevan memegang tangan Lavasha membuat Lavasha diam dan balik menatap Kaevan lekat dengan jantung yang berdetak lebih kencang "Aku gak tau ini salah atau enggak. Tapi kenyataan nya aku jatuh cinta dengan semua hal yang ada di diri kamu." Jelas Kaevan "Sha, aku pengen kita bukan hanya sebagai teman" lanjut Kaevan tenang dan mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan wajah Lavasha. Lavasha tersenyum membuat Kaevan merasa sedikit aneh karena biasanya Lavasha akan membelakan matanya atau cegukan jika dengan keadaan seperti ini. "Setelah hampir tiga Minggu ini kita bersama apa aku harus tetap menyetujui semuanya? Aku harus tetap menjawabnya? Atau mengajukan syarat untuk setia dan yang lainnya? Merendahkan diri menanyakan apa yang istimewa dari diri aku sendiri sampai kamu jatuh cinta sama aku? Itu di perlukan?" Tanya Lavasha tersenyum, membuat Kaevan kini tersenyum lebar karena jawaban itu menyatakan Lavasha miliknya sekarang. Tanpa basa-basi Kaevan memeluk Lavasha erat begitupun Lavasha. "Bahkan aku lebih dulu jatuh cinta sama kamu" kata Lavasha dipelukak Kaevan "Thanks Dori, bahkan sekarang kamu gak cegukan lagi" Kaevan mempererat pelukannya. "Kan cegukan kalau dingin ini kan di peluk ya anget lah" Kaevan terkekeh geli mendengar jawaban Lavasha. Keduanya melanjutkan jalan-jalanya dengan tangan Kaevan yang menggenggam tangan Lavasha erat. "Kamu tetep pulang lusa?" Tanya Kaevan dan Lavasha mengangguk "berarti kita LDR?" Lanjut Kaevan dan berhenti lalu berhadap-hadapan dengan Lavasha. "Kamu cepet pulang ke Indonesia" kata Lavsha "Tentu. Lima bulan lagi aku pulang dan akan menetap disana disatu kota yang sama bersama wanitaku" kata Kaevan "Alay tau Kay" Lavasha malu sendiri. "Aku harap kamu bakal terus percaya walaupun jarak yang akan menguji kepercayaan itu. Karna disini nanti akupun akan seperti itu." kata Kaevan "Aku harap kamu selalu setia walaupun jarak yang akan menguji kesetiaan itu. Karna disana nanti akupun akan seperti itu" jawab Lavasha. Kaevan Tersenyum mendengar kata-kata Lavasha yang mengulangi kata-katanya dan hanya menggantinya dengan kata setia. "Aku harap hanya jarak yang akan memisahkan kita. Bukan tuhan. Tadi Aku berharap kepada Tuhan untuk tidak memisahkan aku dengan wanitaku dan aku berharap suatu saat nanti dia akan mengambilku satu jam sebelum kamu" jelas Kaevan "Tuhan akan menepati janjinya. Janji tentang jika seseorang meminta sesuatu dengan tulus kepadanya dia akan mengabulkannya. Jangan takut, bahkan aku percaya Tuhan setuju dengan kita. Percaya dan setialah kepada jarak yang menumbuhkan rindu kepadaku." Jawab Lavasha tersenyum "I promise sweety" kata Kaevan "Ish geli, sweety sweety segala" cibir Lavasha. Kaevan terkekeh dan menyelipkan beberapa helai rambut Lavasha kebelakang telinga Lavasha. "Ayo pulang udah mau jam sepuluh. Oh iya setelah aku ngenterin kamu aku langsung ke UGD" "Lah katanya gak jadi." "Kenapa? Pengen Bobo bareng sama aku?"  Tanya Kaevan membuat wajah Lavasha memerah "Ish apaan si. Bukan gitu. Tapi kamu bilang tadi nggak bakalan ke UGD" "Tadi kan aku keinget rencana aku jadi aku batalin. kan kalau besok malem gak seru. Soalnya gak bakalan dapet moment berdua kalau tinggal satu malem. Kalau sekarang kan besok nya masih bisa bikin moment" kata Kaevan "Ish Alay banget si" Lavasha memukul pelan lengan Kaevan "Haha . Yaudahlah ayo pulang besok aku pulang sekitar pukul sembilan pagi" dan Lavasha mengangguk setuju. Kaevan sudah pergi sepuluh menit yang lalu. Lavasha segera berbaring untuk tidur dengan perasaan bahagianya. Belum sempat Lavasha memejamkan matanya suara bel kembali berbunyi "Haduhh siapa lagi. Kay balik lagi juga Sekarang" gerutu Lavasha dan segera bergegas untuk pergi membukakan pintu. Lavasha membukakan pintu dan mendapati seorang wanita cantik dengan penampilan yang sangat membuat Lavasha kagum. "Kamu siapa?" Tanya wanita itu keheranan tentu dengan bahasa Kanada. Dan Lavasha mengerti jika hanya di tanya seperti itu. Tapi tetap Lavasha bingung harus menjawab apa. "Ih siapa si ni orang" cibir wanita itu dengan bahasa Indonesia membuat Lavasha berani bicara. "Kamu bisa bahasa Indonesia?" Tanya Lavasha "Hah? Kamu orang Indonesia? Kamu siapa Kaevan?" Tanya wanita itu "Oh silahkan masuk kamu pasti teman Kaevan ayo masuk" ajak Lavasha ramah dan wanita itupun masuk dengan dahi yang membuat Lipatan lalu duduk. "Maaf Kaevan malam ini di UGD. Kamu dari Indonesia? Kamu temannya Kaevan?" Tanya Lavasha ramah "Sebelumnya kenalin nama saya Tavesha Amalia kamu bisa panggil saya Tata" "Oh iya Hai. Nama aku Lavasha Arunika. Bisa dipanggil Sasha" "Oh oke. Saya tunangannya Kaevan, kebetulan ada pekerjaan disini jadi untuk sementara aku tinggal disini sampai kerjaan aku selesai" jelasnya. "kamu siapa? Kamu orang Indonesia juga?" Tanya Tavesha. Deg. "O-oh tunangannya Kaevan?" Tanya Lavasha memastikan dan Tavesah mengangguk "emh ya aku orang Indonesia juga, a-aku kebetulan lagi liburan, terus gak sengaja ketemu Kaevan dia temen SMP aku dulu di Jakarta dan malam ini aku malah disuruh nginep disini sekalian jagain apartemennya katanya. Iya jadi gitu" jelas Lavasha dengan susah payah. Dadanya terasa sesak hatinya hancur berkeping-keping "tapi jangan khawatir aku pulang ko ke penginapan aku" lanjut Lavasha menelan ludahnya dengan susah payah "Oh gitu. Lah disini aja gkpp. Kita kan sama-sama cewek walaupun ada satu kamar juga gak masalah kan?" Kata Tavesha "Emmh gak usah karna sebenarnya emang besok juga mau pulang ke Indonesia lagi dan penginapan aku juga Deket ko dari sini. Serius" Lavasha berusaha tersenyum "Oh gitu yaudah deh" kata Tavesha dan Lavasha mengangguk lalu pergi untuk mengambil kopernya dan akan segera pergi. Lavasha pamit kepada Tavesha dan Tavesha dengan ramah mengiyakan. Lavasha pergi dengan air mata yang terus mengalir dengan derasnya juga dengan perasaanya yang hancur sehancur-hancurnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN