Setelah perundingan itu dea mengambil keputusan bercerai dengan Rizal, Awalnya Rizal menolak itu namun dia tetap kekeh ingin bercerai dengan Rizal. Hingga akhirnya Rizal mengiyakan kan permintaan nya, dengan syarat dea mau disentuh oleh Rizal untuk terakhir kalinya. Dea awalnya bimbang, Ia tidak langsung mengiyakan syarat Rizal. Namun setelah dipikir-pikir lebih baik ia tidur untuk terakhir kalinya daripada di madu. Setelah semalaman menguatkan mental dia akhirnya menemui Rizal dan menyetujui permintaan terakhir Rizal. Mungkin agak nyeleneh permintaan Rizal namun dia melakukan itu bukan tanpa alasan, selama 1 bulan ini dia tidur sendiri karena dea tidak ingin tidur dengannya. Dan Rizal merasa harga dirinya sebagai laki-laki terluka di sini. Jadilah dia membalaskan rasa sakitnya kepada dea dengan cara seperti ini. Sejak 1 bulan yang lalu Rizal dan dea sudah berpisah ranjang, dea tidur di kamar tamu sedangkan Rizal tidur di kamar mereka.
Tok Tok Tok
Dea mengetuk pintu kamar Rizal. Rizal tidak langsung membuka pintu tersebut. Hingga akhirnya dea bersuara.
"Mas ini aku, boleh masuk? aku mau ngomong tentang syarat yang kamu berikan tadi malam. " Ucap dea, di dalam kamar Rizal yang mengetahui jika dea istrinya mendatanginya pun buru-buru membukakan pintu tersebut.
Ceklek
Suara pintu terbuka di sana sudah terlihat Rizal dengan tampang yang sangat kacau. Namun begitu Rizal tetap mempersilakan Dea untuk masuk ke dalam kamar nya. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan, Saat ini Dea tengah meremas bajunya karena ntah mengapa Dea merasa gugup, saat ingin berbicara dengan Rizal padahal dulu ia biasa biasa saja. "Ya Allah kenapa aku merasa gugup, apakah semua ini karna aku merasa jijik dengan perbuatan mas Rizal dengan wanita itu. Huft kuatkan aku ya Allah" batin Dea. Dea menguatkan dirinya dan menatap Rizal.
"Mas aku sudah mengambil keputusan" Rizal menatap Dea dengan getir, Ia sungguh tak menyangka wanita yang begitu mencintai nya dan begitu ia cintai berubah menjadi sosok yang berbeda.
"Apa keputusan mu?" Dea menghela nafasnya dan mengutarakan keputusan nya.
"Aku tetap akan bercerai dengan mu mas. Dan untuk syarat yang kamu berikan aku terima itu" Rizal menatap Dea guna mencari keraguan Dimata istri ya itu namun nihil, ia tak mendapati secercah keraguan Dimata Dea.
"Hahaha, Kamu benar benar ingin berpisah dengan ku sayang!! Kenapa kamu tidak mencoba untuk menunggu anak itu lahir dan kita melakukan tes DNA agar kamu tau yang sebenarnya hah kenapa!!!" Rizal tertawa getir dan berbicara sedikit membentak.
"Tidak ada perempuan yang mau dimadu mass!!!" Dea pun tak kalah emosi menanggapi bentakan Rizal. Selama menjalani kehidupan dengan suaminya itu Dea tak pernah di bentak, namun sekarang Rizal malah membentaknya dan membuat hatinya bertambah sakit.
Egois memang jika dirinya tak mencoba percaya kepada suaminya itu namun dia benar benar sangat membenci perselingkuhan. Ini semua terjadi karna Dea tak bisa berdamai dengan masa lalunya. Dulu keluarganya hidup bahagia, namun tiba tiba ibunya pergi membawa kakak laki-laki nya dan meninggalkan dirinya dengan sang ayah . Dea merasa terpukul dengan kepergian ibu dan kakaknya. Awalnya Dea menyalahkan ayahnya atas kepergian sang ibu namun beranjaknya Dea dewasa Dea baru mengetahui alasan kepergian ibunya.
Ibunya pergi membawa kakaknya karena ketahuan selingkuh oleh ayah Dea. Ibu Dea membawa kakaknya untuk ditukar dengan uang ke kakek Dea dari pihak ayah di Perancis. Ayah Dea, Theodore Abraham sebenarnya keturunan konglomerat Prancis hanya saja dia di usir oleh orang tuanya karna menikahi Yulia Rahmawati seorang perempuan yang miskin, kakek dan nenek Dea tidak merestuinya karena sifatnya yang tamak dan bukan karna dia dari kalangan bawah. Awalnya hidup mereka baik baik saja hingga saat Dea berumur 7 tahun Yulia mengetahui jika mertuanya membutuhkan seorang pewaris jadinya ia membawa Nando kakak Dea untuk ditukarkan dengan uang dan pergi meninggalkan Dea dan suami dengan selingkuhannya. Semenjak kepergian ibunya Dea sering sakit sakit Theo yang tidak tega melihat keadaan anaknya pun mencari Yulia dan membawanya paksa Yulia agar pulang dengannya. Namun naas mobil yang dikendarai mereka berdua menabrak sebuah truk dan mereka berdua meninggal ditempat. Dan saat itulah keluarga Prajawinata datang merawat Dea menggantikan orang tuanya.
Next, kembali ke pembicaraan Dea dan Rizal.
"Baiklah Dea, Istrikuu!! Tapi kamu tidak lupa kan dengan syarat yang ku ajukan" Rizal sudah pasrah harus mengiyakan itu. Namun dia berencana akan menghabiskan waktu dengan Dea selama 1 bulan dengan alasan untuk terakhir kalinya.
"Insyaallah aku siap mas." Ucap Dea dengan mantap.
"Baiklah sayang, namun Yang ku maksud tidur untuk terakhir kalinya bukan hanya satu malam. Tapi selama 1 bulan Paham!!!" Rizal tersenyum seringai. Sedangkan dea membelakakan matanya kaget dengan ucapan Rizal tadi.
"KAMU GILA MAS" Dea berteriak kepada Rizal, sedangkan Rizal dia tersenyum kemenangan.
"Jika sudah tidak ada yang dibicarakan silahkan keluar. Atau kamu ingin mencicilnya sekarang!!" Dengan santainya Rizal berbicara seperti itu kepada Dea. Sedangkan dea langsung keluar dari kamar sangking kesalnya.
Braaak
Dia menutup pintu dengan keras, Rizal menatap kepergian wanita yang ia cintai itu dengan sendu.
DI SEBUAH RUMAH SEDERHANA
Seorang wanita berhijab tengah termenung sambil mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi pada malam itu. Ya dia adalah elin wanita itu mengusap perutnya sambil termenung memikirkan nasibnya nanti.
"Apa benar keputusan ini yang terbaik, kenapa aku ragu dengan semua ini. Ya Allah semoga keputusan ini benar-benar yang terbaik untukku dan juga anak yang ku kandung."elin berdoa agar semuanya baik-baik. Ia benar benar ragu untuk menikah dengan rizal. Pertama ia merasa jika dirinya hamil bukan karna Rizal namun jika bukan dengan Rizal lalu mengapa Rizal berada disana. Dan yang kedua dia merasa berdosa kepada Dea karna telah hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka berdua. Elin terus mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi waktu itu, ia berharap jika dirinya bisa mengingat semua. Karena kalau dirinya bisa mengingat semua yang terjadi waktu itu, ia tak akan merasa bimbang seperti ini. Sebenarnya elin takut jika yang dikatakan oleh rizal benar adanya, maka dirinya akan benar-benar menjadi perusak rumah tangga orang. Gadis itu, menatap ponselnya. Ia tiba-tiba mengingat bahwa saat dirinya datang di pesta bersama dengan teman kantor nya, elin pun mencoba menghubungi temannya itu. Berkali-kali ia menelfon tapi tak diangkat oleh temannya, elin merasa sedih padahal hanya temannya lah satu-satunya harapan elin.
"apakah kejadian ini, ada kaitannya dengan Rega? tapi Kenapa dia melakukan ini padaku. Apakah aku mempunyai salah padanya," batin elin,
Karena tak ingin bayi yang ia kandung kenapa-kenapa elin mencoba untuk tidak larut dalam kesedihan nya.