Keira belum sempat mengambil napas dalam, ketika Delon menariknya dari ranjang begitu saja. Tangannya kuat mencengkeram pergelangan Keira, membuat tubuh ringan itu terdorong naik, hampir tanpa perlawanan. Satu hentakan, dan Keira kini berdiri menghadap tembok kaca yang menghadap ke jantung malam kota Hong Kong. Pemandangan di balik jendela begitu megah: lautan lampu, gedung pencakar langit, dan langit yang dilumuri cahaya. Tapi mata Keira tak bisa ke mana-mana, selain pada bayangan mereka sendiri yang terpantul samar di kaca. Terutama bayangan Delon—tegak, besar, dan berdiri terlalu dekat di belakang tubuhnya. Tangannya menyentuh punggung Keira perlahan. Naik dari pinggang, lalu menyusuri tulang belakang, membuat gadis itu bergidik karena efek sentuhan yang nyaris mistik. “Lihat ke dep

