Tok… Tok… Tok… Ketukan pelan di kaca mobil memecah konsentrasi Delon. Ia menoleh, dan darahnya seakan berhenti mengalir sesaat. Di luar sana, berdiri Jonathan—tegak, tenang, menatapnya dengan sorot mata yang sulit ditebak. Delon sempat merasa aman bersembunyi di balik kemudi, yakin tak ada yang menyadari kehadirannya. Tapi ia lupa, sahabat lamanya itu selalu punya cara untuk menemukan celah. Dengan berat hati, Delon menurunkan kaca jendela. Udara malam menyusup masuk, dingin menusuk kulitnya. Jonathan tersenyum tipis, nyaris seperti dulu, seakan tidak ada jarak yang memisahkan mereka. “Ngapain lo di sini? Kenapa nggak masuk sekalian?” tanyanya santai, seolah hanya kebetulan bertemu di sebuah parkiran biasa. Delon terdiam, lalu mengangkat sudut bibirnya dengan senyum canggung. Lidahn

