Martabak isi keju cokelat
Salad vege mayonaise cheese
Pizza black cheese
King burger + KFC 2 pack
Tory hanya mengecap saliva miliknya dengan melihat Karin, "Kamu yakin mau makan segini banyak? Aku aja kenyang lihat ini semua."
"Iyalah, kenapa? Udah deh Mas Tory urusan Mas Tory itu kerja yang benar terus transfer uang harian, bulanan, mingguan yang lancar. Lagipula aku istri kamu. Suami kok rewel," celetuk Karin dengan memakan kentang goreng KFC, belum beberapa rp pesanan lainnya.
Tory hanya menghela napas dengan melihat perilaku istrinya, terlebih sesekali ia menggigit bibir bawahnya melirik Karin. "Enggak bukan itu maksud aku, kamu makan beginian pas hamil terus minum es terus-terusan nanti kalau badan kamu jadi big size gimana, apalagi diet butuh waktu. Mending kalau kamu nanti ASI, kalau asi pasti cepat turun bb nya, namanya juga diet alami," jawab Tory dengan melihat Karin sesekali.
"Kamu enggak pengen, Mas? Maksud aku makanan ini semua kamu mau enggak? Ini seriusan banyak banget. Kalau kamu manjain aku kaya gini aku jamin besok uang kamu makin banjir. Ya enggak nunggu besok juga, pasti hari ini banjir. Secara niat kamu bahagiain istri," ketus Karin dengan memakan makanan pesanan yang ia pesan.
Tory hanya terthrenak sesaat, tak lama dirinya beranjak dari tempat duduknya dengan mengambil handpayhone miliknya, Karin hanya menyimak Tory yang kini beranjak dari sofa. Berjalan menuju kamar dengan mengambil jas miliknya.
"Mau balik kerja? Jangan lupa Mas, transfer ke aku lagi ya," ucap Karin dengan nada nyeleneh, tangannya mengambil burger dan memakannya secara pelan. Tory hanya memakai jas dengan mendengarkan Karin, jauh lebih baik jika Tory kembali ke kantor daripada mendengarkan ocehan istrinya, Karin.
Tak lama Tory mengambil handphone miliknya, suara handphone Karin terdengar dengan nada pesan masuk. Uang seratus juta masuk ke pesan masuk handp pay phone.
Tory berjalan mendekati Karin dengan mencium keningnya, tak ada perlakuan yang berbeda jika Tory bersama istri terkecuali bersama Tachana. Hubungan yang renggang hanya karena keluarga besarnya, keluarga yang tak pernah merestui Tachana menjadi istri dari Tory Bernandez Zelandra Barcha.
Senyuman Karin terlihat ketika Tory melepaskan jari tangannya setelah memegang tengkuk leher istrinya. Senyuman yang seharusnya ia terima dari dulu, jauh sebelum Tory bersama Tachana.
"Kamu semangat kerjanya ya sayang, thankyou transferannya. Habis ini aku mau ketemu anak-anak arisan habis itu mau ngurusin usaha," ucap Karin dengan melihat Tory. Tory hanya mengangguk dengan melihat istrinya.
"Kamu harus pintar kelola uang, jangan terlalu banyakin arisan. Coba belajar investasi, enggak ada ruginya kamu belajar. Apalagi kamu keluarga pengusaha, usaha kamu juga lama-lama berkembang. Apalagi mau punya anak," ucap Tory dengan mengusap rambut Karin. Tak lama dirinya berjalan menuju mobil miliknya yang terparkir di halaman rumah.
Karin hanya mengangguk dengan membiarkan Tory berangkat bekerja, tak lama Karin berjalan dengan mengambil handphone miliknya, menelepon seseorang di seberang sana.
"Halo pah, sibuk enggak," ucap Karin dengan menelepon ayahnya. Tak ada ucapan lainnya selain ia melihat keadaan kesekitar. Apalagi rumah Tory rumah mewah.
"Pokoknya aku enggak mau tinggal di rumah ini apalagi rumah Tachana dan Tory, terserah deh sama Tory. Pokoknya aku mau rumah mewah yang papa siapin buat aku dan Tory, titik." Karin menegas, hanya ada suara pria dengan menenangkan Karin di handphone.
Tak lama Karin menutup panggilan miliknya dengan melihat keadaan sekitar. Karin duduk di sofa dengan melanjutkan makanan miliknya, menghabisi makanan satu persatu dengan tanpa memperdulikan asistant rumah yang sedari tadi melihat Karin.
"Besok-besok jangan sedih lagi ya, aku enggak akan tahu kalau hari ini datang ke rumah kamu terus lihat keadaan kamu lagi begini sama suami kamu, lagipula Sam ganteng kok mirip sama daddynya, kamu juga cantik. Lagipula kalaupun memang terjadi ya enggak masalah juga kan kamu masih muda, banyak laki-laki mau sama kamu apalagi yang mapan," ucap Gian dengan membenarkan sling bag miliknya, senyuman Tachana terlihat dengan membiarkan Gian memasuki mobil gogograb. Melihat Tachana sesekali lirikan Gian melirik ke arah mobil gogograb.
"Kamu pulangnya hati-hati ya, aku juga enggak nyangka kalau mobil kamu mogok di rumah aku. Ga papa, lagipula ada astra service bisa jemput mobil kamu buat dibawa ke astra service, palingan tiga hari mobilnya selesai di perbaiki. Untung ada jadwal dari pihak astra service bisa perbaiki mobil kamu hari ini," ucap Tachana dengan melihat Gian melambaikan tangan.
"Salam buat Pandu ya," teriak Tachana dengan anggukan Gian. Tak lama Gian memasuki mobil dengan tersenyum. Tatapan Gian sesekali terlihat sendu dengan mengkhawatirkan Tachana, ia tak tahu jika sahabatnya akan berpisah dengan Tory. Apalagi Tory yang ia kenal adalah pria yang baik.
'Bahkan rumah tangga yang kulihat sempurna saja bisa seperti itu dengan Tachana dan Tory, bahkan aku dan Pandu berusaha untuk mempercepat pernikahan. Seenggaknya doa yang baik buat Tachana dan Sam, apalagi Sam masih kecil. Apa jadinya lihat pertumbuhan Sam disaat rumah tangga kedua orangtuanya berpisah,' Gian membatin. Lambaian tangan Gian masih terlihat dengan melihat Tachana. Tak lama kaca jendela mobil pun tertutup dengan Gian berbicara dengan supir gogograb.
Tachana memasuki rumah dengan mendekati Fame, melihat ibunya yang sedari tadi bercanda dengan Sam. "Aku bersihkan diri dulu setelah ini gendong Sam, titip Sam sebentar ya," ucap Tachana dengan berjalan menuju kamar mandi. Hanya dua puluh menit dirinya keluar dari kamar mandi lalu menggendong Sam yang kini berada di pelukannya.
"Kamu beneran udah sembuh? Masih sakit enggak, udah mendingan sekarang kamu naik ke lantai atas lalu mandi dan ganti pakaian. Biarkan Sam sama ibu dan perawat, nanti kalau kamu sudah enakan baru bisa kasih asi lagi buat anak kamu ini. Ibu juga paham tadi ada Gian," bisik Fame dengan menyuruh putrinya bergegas membersihkan diri, wajah Fame kembali dengan melihat Sam apalagi jika bukan mendekatkan hidungnya ke pipi gembul Sam yang merah.
Anggukan dari Tachana terlihat dengan dirinya menaiki tangga, melepaskan seluruh busana miliknya dengan mengambil bathrob berwarna merah muda. Tiga puluh menit ia memanjakan dirinya dengan saat ini berada di depan cermin, memakai busana malam dengan punggung terbuka berwarna jingga dengan manik mutiara di tali leher. Anting bunga berwarna hijau dengan rambut yang terikat. Tachana terlihat cantik dengan penampilan yang manis, tak lama dirinya menuruni anak tangga dengan berjalan menuju kamar ibunya. Sudah ada putranya yang merengek dengan Fame yang memasukkan adonan kue ke dalam oven di dapur utama, "Tachana, ibu sedang masak kue. Tolong pegang Sam ya," ucapnya dengan membenarkan beberapa adonan kue untuk di bentuk dan dimasukkan ke dalam oven setelah kue yang pertama.
Tachana mengambil tubuh Sam dengan mendekatkannya ke bagian d**a, membiarkan putranya meminum asi hingga tangisan Sam mereda. Senyuman Tachana terlihat dengan mengusap kedua pipi gembul putranya saat ini. Bola mata manik biru dengan hidung mancung, menuruni wajah Tory.
Cluster Primrose Grande Luxury PIK
Hunian mewah dengan hanya beberapa cluster, hadiah untuk Tory dan juga Karin dari James, pengusaha asal Amerika yang sukses di Indonesia dan juga beberapa negara asia termasuk Vietnam dan juga Philipina, wajah James melihat ke sekeliling hunian mewah yang ia pilih menjadi hadiah untuk putrinya dan juga menantunya. "Kamu yakin jika putriku akan bahagia bersama Tory? Bahkan istri pertamanya saja di cerai begitu saja. Saya sengaja menyiapkan segalanya akan Karin supaya dia tidak bisa di injak oleh Tory, melihat dia akan istri pertamanya saja di perlakukan semena-mena. Saya pun berpikir dua kali dengan melihat Karin. Jika bukan ada bayi di kandung Karin, pernikahan Karin dan Tory tak akan berlanjut, apa kamu paham Francis?" Ucap James dengan melihat kerabatnya. Francis hanya berdiri dengan bersandar, tangan kirinya memegang tembakau dengan asap yang mengepul, pria darah Belanda tersebut mendengarkan James akan Tory dan juga Karin. Seharusnya Karin bersama putranya yang kini menyelesaikan gelar magister di Amerika Serikat.
Francis membenarkan pundaknya dengan mengeluarkan lengannya yang menyaku, "Jika memang keberatan akan anaknya, bahkan putraku mungkin bersedia menerima anak itu."
"Sudah terlambat jika berbicara seperti ini, mereka sudah menikah. Istriku selalu menanyakan Karin setiap malam hanya karena menginginkan Karin bahagia, lihat saja sekarang bahkan babymoon saja tidak ada. Jika aku tak melihat Karin mungkin hunian mewah ini tak ku pilih," ucap James dengan melihat pemandangan taman rumah. Cluster mewah dengan lantai empat, didesaign khusus oleh arsitektur ternama.