Rami melemparkan kaleng pylox, lalu menghampiri teman-temannya yang telah selesai menghapus rekaman CCTV dan memutus jaringan koneksi. "Ayo pulang." Mereka keluar dari rumah itu, memandang mayat-mayat yang tergeletak. Saling bertukar pandang, senyum tipis terukir di bibir masing-masing. "Kita mikir hal yang sama, kan?" tanya Asa, menoleh pada Rora. Rora mengangkat bahu. "Nggak tahu, coba aja. Siapa tahu berhasil." Asa mengangguk, berjalan bersama Rora menyeret mayat-mayat itu ke dalam rumah, ke dekat coretan Asa di dinding. "Ternyata kita sehati... Hahaha!" Asa tertawa lepas. Rora tersenyum tipis. Cukup lama mereka bolak-balik menyeret mayat-mayat itu hingga tak ada lagi yang tersisa di luar. "Bensinnya habis," gerutu Asa. "Itu!" Ruka menunjuk jeriken besar di dekat jendela. Asa d

