
"Loe harus jadi pacar gue." ucap Arka penuh tegas pada Lyra.
Gadis polos dan lugu itu hanya mematung dengan mulut setengah terbuka.
Tak percaya dengan apa yang baru saja di ucapkan lelaki di depannya itu.
"Arka ngomong apa sih?"
"Loe jangan salah paham dulu, gue mau loe jadi pacar pura-pura gue. Bisa di bilang loe pacar kontrak gue."
Lagi-lagi Lyra melotot tak percaya.
"Gue gak mau."
Lyra melangkahkan kaki meninggalkan Arka sendirian di atas atap gedung sekolah, namun langkahnya terhenti mendengar ucapan Arka.
"Nasib beasiswa loe ada di tangan gue Lyra."
Lyra membalikkan badannya menatap tak percaya pada Arka. Dia baru ingat, orang tua Arka penyumbang dana terbesar di sekolah ini. Apapun yang akan orang tuanya katakan, pasti sekolah akan menurutinya. Termasuk menyangkut jika beasiswanya dicabut.
"Loe jahat." Dua kata yang dia lontarkan pada Arka sebelum dia bener-bener pergi meninggalkan lelaki itu sendirian di atap.
Kepergian Lyra atas penolakan ajakan Arka. Membuat lelaki itu tersenyum penuh arti.
Apa sebenarnya rencana Arka pada Lyra?
