“Menurut lo, sejak kapan?” “Yee mana gue tauk!” Ardan sebal. Helmnya ditoyor lagi oleh Dina. Ia mencak-mencak hingga menyebabkan motor itu meleng kanan lalu meleng kiri. “Gila! Gilaaaaak!” Dina masih kaget abis. Pun sekarang, ia gak berhenti geleng-geleng kepala. “Lo buru dah ngebut! Urgent ini!” titahnya yang membuat Ardan mendengus. Lah? Gimana ia mau ngebut kalau dikit-dikit ditoyor?! Emang sableng ini saudara kembarnya! “Tapi kayaknya kak Aya sama Anne gak kaget deh. Tadi, waktu pas-pasan sama gue, dua-duanya malah senyam senyum cuma agak tegang gitu!” cerocosnya. Ardan hanya membalas dengan delikan dari kaca spion. Ia sedang mencoba untuk meluruskan hidupnya eh jalan motornya biar gak meleng-meleng. “Tapi gue nangkep sih kalo mereka lagi tegang. Gilaaak! Ajib banget dah si And

