bc

Midnight Ex-Husband

book_age18+
3.0K
IKUTI
16.5K
BACA
revenge
dark
contract marriage
scandal
CEO
billionairess
drama
bxg
ambitious
city
like
intro-logo
Uraian

Setelah angkat kaki dari rumah Elios Ibraed, hidup Aini dipersulit oleh lelaki itu. Karena desakan situasi, anak semata-wayangnya butuh biaya pengobatan, Aini terpaksa jual diri. Elios yang kaya-raya enggan membiayai pengobatan anaknya sendiri hanya untuk membuktikan perkataan Aini yang bisa hidup tanpa Elios dan perannya sebagai suami sekaligus ayah.

Suatu hari Aini tidak sengaja bertemu kembali dengan mantan suaminya yang memesannya secara langsung untuk semalam. Awalnya Elios hanya ingin mengejek dan menghina Aini, mantan istri yang tidak pernah dirinya talak.

Tapi setelah malam terakhir mereka bertemu, Elios yang mulai egois dengan beranggapan Aini masih istrinya selalu mendatangi wanita itu setiap malam.

chap-preview
Pratinjau gratis
#1 Ejekan Mantan Suami
"Jadi ... ini kerjaanmu sekarang?" Lelaki tegap tersebut menghunusku dari dekat dengan tatapan tajam. Aku menelan ludah, mengambil selimut untuk menutupi tubuhku yang terbuka. "Ini yang katamu akan memiliki hidup yang lebih baik setelah bercerai dariku?" Sorot matanya terlihat mengejek. Senyum sinisnya membuatku ketakutan. "Untuk makan saja kamu harus menghargai tubuh biasamu itu dengan uang limaratus ribu? Murahan sekali. Sudah kutebak, kamu tidak bisa melakukan apapun tanpaku. Kamu aslinya tidak berguna, tidak ada keahlian sama sekali. Juga tidak ada harga diri." Tawanya terdengar puas, mengabaikanku yang merengsak di sudut ruangan, berusaha menjauh dan menghindar darinya. "Bagaimana dengan anak kita? Apakah kamu menafkahinya, memberinya makan, membiayai kebutuhan hidupnya dengan uang hasil kamu melacur?" Aku tidak bisa berkata apa-apa. Seperti yang dia bilang, aku tidak berguna dan tidak memiliki harga diri. Seorang yang tidak berguna tidak pantas membuka mulutnya untuk membela diri. "Jangan menunduk seakan aku menakutkan, Aini. Kamu yang menjijikkan! Jawab apa yang kutanyakan. Benar?" Kuanggukkan kepala pelan. "Menjijikkan." Lelaki itu mengumpat, meludah ke lantai. "Kamu menodai darah-dagingku. Aku menyesal membiarkanmu membawa anakku. Kupikir meskipun kamu tidak berguna, kamu bisa sedikit diandalkan." "Sudah berapa banyak lelaki yang menidurimu?" Kepalanya ada di dekat telingaku. Bibirnya berbisik setajam mungkin. "Banyak pekerjaan lain di dunia ini, Aini. Menjadi pemulung atau pengemis masih lebih baik daripada apa yang kamu lakukan sekarang." Geramannya terdengar. Antara kesal dan jijik, membuatku semakin malu. "Ah tentu saja. Kamu lebih suka sesuatu yang mudah dan tidak mau berusaha keras. Kamu tidak mau repot-repot memulung sampah, kepanasan atau meminta-minta. Kamu lebih suka mengangkang di depan pria asing, digilir banyak lelaki, keenakan dan setelah itu menerima uang hanya dalam semalam untuk foyah-foyah dan semacamnya." Caciannya semakin menyakiti hati, lebih sakit dari tamparannya beberapa tahun yang lalu. Aku bukan tidak ada kalimat untuk membela diri, tapi pantaskah aku melakukannya? Apa yang dia katakan benar. Pemulung dan pengemis lebih mulia daripada diriku. Apa yang kulakukan sangat menjijikkan, malah kulibatkan anakku dalam dosa yang kulakukan dengan berpura-pura uang yang kuhasilkan didapat dari jalan yang benar. Tak bisa kubayangkan bagaimana kecewanya anak bujangku jika tahu ibunya melacur untuk memberinya makan dan membiayai pengobatannya saat ayah kandungnya mengabaikan tanggung jawab. "Apakah anakku tahu apa yang kamu lakukan?" Awalnya ragu, kepalaku menggeleng samar. "Jadi kamu menipunya juga?" Lelaki itu tertawa pelan. Kulihat kedua tangannya mengerat. "Aku hanya tidak ingin dia membenciku ...." Aku memberikan sedikit pembelaan yang tidak berarti. Cukup lelaki ini saja di masa lalu jangan anakku juga. Aku tidak mau ikut dibenci oleh duplikat mantan suamiku, yang dari suara, wajah dan senyumnya mirip sekali dengan lelaki ini. "Kamu takut dibenci?" Pernyataanku seakan sebuah lelucon untuknya. Aku hanya bisa mengiakan. Tubuhku menyatu ke dinding saat d**a bidangnya menghimpitku sekuat mungkin. "Andai tahu Fadli tentu saja membencimu. Jika bertahun-tahun kamu berhasil merahasiakannya, maka aku yang membongkar kebusukkanmu. Perlu kamu saksikan, anak manis kita yang masih berusia 12 tahun kecewa dan seshock ayahnya karena ternyata ibunya yang dikira baik menggilir tubuhnya ke banyak pria." Sekali lagi lelaki itu meludah ke lantai, seakan memiliki banyak stock air liur untuk dibuang-buang di lantai kamar hotel. "Tentu saja Fadli tidak akan semudah itu percaya pada lelaki yang membiarkan dia dan ibunya pergi lalu menelantarkan keduanya. Oleh karena itu," seringaian Mas Eli terlihat. "Aku akan mencari semua pria yang pernah menidurimu, memperlihatkannya kepada Fadli dan kita saksikan. Apakah dia akan sekacau ayahnya atau bisa lebih sabar?" "Aku melakukan semua ini demi Fadli, Mas ...." aku berusaha mengambil ibanya. Mungkin sebagai Ayah dari darah-dagingnya yang kulahirkan dia akan menaruh rasa kasihan di balik rasa bencinya yang kokoh. "Demi pengobatan Fadli? Apakah itu bisa kamu jadikan alasan untuk menjajakan tubuh ke banyak lelaki?" Lelaki itu menolak memaklumiku sedikit saja. "Kamu punya uang!" Kutinggikan suara agar lelaki ini mendengarnya dengan jelas. "Dulu saat aku datang padamu untuk anakmu kamu malah mengusirku! Aku tidak ada pilihan, daripada harus menjadi seorang ibu yang secara tidak langsung membunuh anaknya sendiri! Jika Fadli mati karena tidak dibawa ke rumah sakit, kamu juga akan menyalahkanku 'kan?" "Katamu, kamu bisa hidup tanpaku?" Mas Eli luwes saat menjawab. "Mengurus Fadli tanpa peranku? Aku hanya ingin kamu membuktikan apa yang kamu katakan dahulu. Salut untukmu, Aini. Kamu berhasil membuktikannya, tapi dengan cara rendah yang tak terduga. Jual diri. Kamu bahkan tidak menolak saat sepupuku memesanmu hanya karena dia memberimu uang tigapuluh kali lipat." "Kamu ingin menyalahkanku, silahkan. Karena aku punya uang tapi aku menelantarkan kalian. Tapi ingat, kamu sendiri yang bilang. Kamu bisa hidup dan membesarkan Fadli seorang diri. Kuturuti apa yang kamu katakan. Aku hanya ingin melihat seberapa mandirinya istriku yang begitu sombong dan angkuh saat angkat kaki dari rumah suaminya. Hanya untuk uang limabelas juta kamu rela berbagi tubuh dengan sepupuku? Bagaimana jika Fadli tahu itu?" Saat tubuhnya bangkit segera kupeluk kakinya. Dari atas lelaki itu melirikku tajam, ingin menendangku tapi tidak tega, apalagi aku begitu merendahkan diri. Kupeluk erat tungkai kakinya, melabuhkan beberapa kecupan sambil menangis memohon iba. "Kumohon jangan ... jangan, Mas." Cukup dia saja yang membenciku, jangan anakku juga. Fadli satu-satunya harta yang kumiliki saat aku angkat kaki dari rumahnya. Saat itu aku memang dengan yakin mengatakan bisa hidup tanpa lelaki ini, tapi bukannya hidupku yang sulit juga salahnya? Bertahun-tahun aku terus diteror. Aku selalu dipecat dari pekerjaanku sekecil apapun itu, membuatku terkatung-katung. Aku tahu semua ini ulahnya. Awalnya aku masih sabar dan tetap mencari pekerjaan halal. Aku mulai menyerah saat Fadli jatuh sakit. Awalnya membuang muka untuk datang ke rumah megahnya, bertekuk di depannya untuk meminta uang. Dia hanya berlalu tidak perduli. Saat aku mengejar, dia menyiram wajahku dengan kopi. Daripada anakku tiada, lebih baik aku membuang harga diriku sebagai wanita. "Jangan kakiku saja yang kamu cium." Sambil tersenyum sinis lelaki itu mengulurkan tangannya ke wajahku, "sekalian tanganku juga." Aku benar-benar meraih tangannya, menciuminya bertubi-tubi, agar lelaki ini luluh dan tidak benar-benar melakukan niatnya. "Kamu tahu cara memohon dengan benar?" Lelaki itu tertawa. Memberikanku firasat, ragam penghinaan akan kuterima secara lebih. "Apa yang kamu minta itu harganya sangat mahal. Barang-barang mahal memang akan kuberikan secara cuma-cuma dahulu. Tapi sekarang kamu memintaku berbohong, menipu anakku, menutupi kebusukanmu, bekerjasama dengan seorang p*****r, padahal tidak ada untungnya di aku." "Bukan tangan dan kakiku saja, wahai mantan istri yang tidak pernah kutalak. Seluruh tubuhku meminta kamu merendah."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook