Cewek t****k VS Cowok Perpus

Hidup bagi Khal adalah bersenang-senang. Biasa dipuji, disukai banyak orang, beli apapun bisa, dan bakatnya dalam bidang modeling yang mumpuni membuat banyak gadis lain iri. Akhir-akhir ini Khal sedang berbunga-bunga, ia baru saja jadian dengan cowok incarannya sejak jadi mahasiswa baru. Cowok itu yang mendekati Khal tanpa dia harus mengeluarkan usaha apapun. Dia hanya mengarahkan pikirannya untuk percaya diri dan berprestasi, apapun yang ia inginkan segera terwujud. Dialah Sano, ketua HIMA atau Himpunan Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni. Bukan hanya Khal, puluhan gadis di kampus itu juga tergila-gila pada Sano. Sano bertubuh atletis, mahasiswa berprestasi, anak organisasi, tapi sayangnya hanya satu, Khal tidak tahu asul usul keluarga Sano. Tapi bodo amat bagi Khal tentang itu. Salah satu yang membuat Khal sangat nyaman dengan Sano adalah dia yang membuat potensi Khal melejit, terutama potensi dalam bidang koreografer dan modelling. Sano mempunyai banyak kenalan yang sudah expert di bidang itu, sehingha ia mengenalkan Khal pada Kak Uci, seorang kakak angkatan yang juga sedang bekerja di sebuah agen permodelan dan dancing. Saat Khal diperkenalkan dengan Kak Uci, kebetulan Kak Uci sedang butuh model untuk konten sebuah video paid promote yang merupakan brand baju kekinian. Singkat cerita, jadilah Khal model itu. Khal memang berbakat, dia tampil all-out dan sempurna, dan semua orang tidak menyangka, antusias netizen luar biasa atas video itu. Video itu jadi viral, produknya laris manis, nama agen Kak Uci terangkat, dan sanga model yang tak lain adalah Khal sendiri juga langsung banyak dicari. Itulah awal mulanya ia terjun ke dunia per-selebgram-an. Dari awal follower Khal sudah lumayan, karena foto-fotonya bagus, di spot yang bagus, cara berpakaian Khal juga fashionable, ditambah parasnya yang cantik, jadi lengkap. Dan sekarang, berkat video itu, pengikutnya naik berkali-kali lipat banyaknya. Ia mendapat banyak tawaran endorsement, bahkan ia sudah dikontrak menjadi salah satu brand ambassador produk yang ia bintangi tadi. Karir Khal dalm bidang entertainment meningkat pesat. Setiap hari ia disibukkan oleh pemotretan, bikin video untuk konten, pacaran, dan kuliah. Ia senang sekali menjalani semua itu. Apalagi, ia melakukan semua itu selalu didukung penuh oleh Sano, bahkan sesekali Sano menemaninya melakukan aktivitasnya tersebut. Yang lebih senang lagi, pundi-pundi penghasilan Khal semakin tebal. Ia tidak perlu lagi minta pada Papanya. Ia kini telah mencapai salah satu harapan besarnya, yaitu menjadi perempuan mandidi. Namun kebahagian Khal tersebut, ternyata tak begitu dirasakan oleh Pak Khalid Baryani, yang merupakan Papanya Khal sendiri. Pak Khalid justru merasa kehilangan putrinya, ia tidak suka anak semata wayangnya itu sering pulang larut malam, bergaul dengan banyak laki-laki dan sering mengabaikan waktu untuk kuliah. Pak Khalid tidak peduli popularitas yang dimiliki Khal, baginya itu tidak penting. Ia juga tidak bangga dengan banyak uang yang dihasilkan putrinya, ia bisa memberi lebih daripada itu. Yang ia inginkan, putrinya lebih banyak waktu dengannya, menjadi anak penurut dan rajin belajar seperti dulu. Bagi Pak Khalid, dunia entertain telah merubah Khalyana yang dulu. Tentu Pak Khalid sudah membicarakan ini baik-baik dengan putri semata wayangnya itu. Tapi tentu saja, hal ini justru membuat Khal sangat sedih. Bahkan sampai berhari-hari mendiamkan Papa tersayangnya. Bagi Khal, ini kebahagiaan yang telah lama dia cari, jadi dia tidak mau melepaskannya begitu saja. Bagi Khal karirnya saat ini adalah anugerah Tuhan yang luar biasa, sehingga ia akan kufur jika melepasnya. Dia tidak mau menjadi gadis yang bergantung pada Papanya lagi, dia bangga menjadi gadis mandiri. "Ayolah, Sayang. Kamu itu gadis yang pintar, kamu bisa melakukan hal yang kreatif selain berjoget dan berpose di depan kamera yang dipegang laki-laki. Kamu memiliki potensi lebih dari itu." Pak Khalid memegang pundak putrinya, dia sudah berbicara dengan nada sangat lembut tapi putri tersayangnya itu tetap saja menangis. "Tapi ini kebahagiaan Khal, Papa. Khal bahagia melakukan itu. Khal suka karena dengan itu Khal jadi mandiri, tidak bergantung pada Papa, pliss Papa, izinkan Khal melakukan itu." Air mata Khal terus mengalir deras, selama ini ia tidak pernah menentang orang tua satu-satunya yang ia miliki itu. Tapi permintaan Papanya hari itu sangat berat, ia terlalu mencintai dunianya saat ini. "Papa hanya khawatir kamu terseret pada pergaulan tidak jelas, bertemu dengan orang tidak baik, Papa takut kamu mengalami hal buruk. Apalagi jika kamu pulang malam, Papa selalu tidak bisa tidur sebelum kamu pulang. Papa takut kamu kenapa-napa." Kini gantian Pak Khalid yang ikut berkaca-kaca, ia memang benar-benar mengkhawatirkan buah hatinya itu. "Papa percaya sama Khal, Khal sudah besar, Khal bisa jaga diri." Khalyana masih berusaha meyakinkan papanya, Pak Khalid menggeleng. "Khal janji, Khal akan jaga nama baik Papa." Tambah Khalyana, ia masih menangis. Malam itu dua orang ayah dan anak saling berpelukan sambil menangis. Yang satu tidak ingin ayahnya kecewa tapi juga sangat berat meninggalkan dunianya yang sekarang. Yang satu ingin anaknya bahagia tapi khawatir dengan pekerjaan putrinya yang menurutnya banyak resiko. *** "Papa melarang ku terjun ke dunia entertain. Papa lebih suka aku banyak di rumah dan sibuk belajar. Papa tidak butuh aku punya banyak uang." Kata Khalyana suatu hari pada Sano, saat itu mereka sedang menikmati gado-gado di kantin kampus. Sano hanya diam mendengarkan sambil masih sibuk mengunyah gado-gado. "Mungkin papa kamu butuh waktu untuk beradaptasi dengan kesibukan kamu yang sekarang." Kata Sano setelah bersih piring gado-gadonya, kini ia menyeruput es jeruk. "Tidak, San. Sekali tidak suka, papa akan tetap tidak suka. Beliau ingin aku menjadi pengusaha, atau paling tidak akademisi yang pintar dan membanggakan. Dunia entertain sama sekali tidak bisa dibanggakan di mata papa." Khalyana hanya mengaduk-aduk makanannya, hilang selera makannya membicarakan hal itu. "Apa yang paling beliau tidak sukai?" Tanya Sano. "Kalau kata beliau, tidak suka aku pulang malam, tidak suka aku bergaul dengan banyak laki-laki, tidak suka aku berpakaian yang menurutnya kurang sopan, tapi menurutku masih sopan, sih. Tidak suka aku berjoget, padahal jogetnya kan biasa saja." Khal mulai manyun, matanya mulai berair, lenyap sudah seleranya untuk makan. Sano mengelus-elus tangan kekasihnya itu, dia lalu menggenggamnya penuh kasih sayang. "Pasti suatu saat papa akan mengerti dan menerima kamu apa adanya." Kata Sano lembut. Air mata sudah berjatuhan di pipi Khal, tapi gadis cantik itu tetap mengangguk. Kata-kata Sano sangat menenangkan hatinya. Saat ini, di saat hatinya gamang, keberadaan laki-laki itu, dukungannya, sangat berarti buat Khal. Ia percaya, suatu saat papa akan mengerti dan menerimanya apa adanya, ini hanya masalah waktu saja, seperti yang dikatakan Sano.