Diki yang mendengar akan dibayar ia lalu mengatakan lima ratus ribu kepada pacar kliennya itu, untuk menyelamatkan orang yang tenggelam. Tanpa berpikir panjang Diki pun langsung berlari dan melompat saat sudah dekat dengan air laut.
Semua orang bersorak karena melihat Diki melompat dan akan menyelamatkan orang yang tenggelam itu.
Diki yang sudah berada di hadapan Dinda ia lalu mengulurkan tangannya. Dinda yang masih sadar ia mencoba untuk meraih tangan Diki, namun Dinda malah menjauh karena hampir tidak sadarkan diri. Dinda yang berusaha untuk sadar ia lalu membuka matanya.
"Kenapa disaat seperti ini aku malah melihat Diki." Ucap Dinda di dalam hati.
"Tidak mungkin, aku tidak percaya Diki datang disaat-saat terakhirku." Ucap Dinda dalam hati.
Dinda pun akhirnya benar-benar tidak sadarkan diri. Diki yang sudah dekat ia langsung memegang tangan Dinda dan menariknya hingga berhasil memeluk Dinda.
Di bawah laut dengan disinari cahaya matahari. Diki dan Dinda berpelukan dan setelah itu Diki berhasil menyelamatkan Dinda dan membawanya ke tepi pantai.
Diki yang tidak melihat wajah Dinda ia pun langsung menidurkan Dinda, dan pergi menghampiri pacar kliennya untuk menagih bayaran lima ratus ribu yang sudah dia katakan.
Raihan yang juga tenggelam ia akhirnya berhasil selamat dan langsung menghampiri Bu Dinda.
Raihan yang sedang mencoba dan berusaha membangunkan Bu Dinda namun Dinda tidak juga bangun. Akhirnya Diki pun turun tangan dan mencoba membangunkan Dinda dan menyuruh Raihan untuk menyingkir.
Diki yang belum tahu siapa sebenarnya perempuan ini dia langsung menyingkirkan rambut di wajahnya Dinda, dan saat rambutnya disingkirkan dari wajahnya, Diki pun terkejut karena perempuan yang sudah ia tolong ternyata adalah Dinda.
Diki yang terdiam ia lalu terbayang masa lalu saat bersama Dinda di sekolah, dan belum sempat Diki melakukan apa-apa Dinda pun langsung dibawa oleh petugas ambulan.
Diki yang bertanggung jawab karena telah menyelamatkan Dinda ia juga ikut ke rumah sakit agar tahu kondisi Dinda.
Raihan yang keluar dari ruangan Dokter lalu ditanya oleh Diki.
"Apakah dia sudah bangun?" tanya Diki dengan wajah khawatir.
"Belum, apakah anda mengenal guru saya?" tanya Raihan.
"Apakah Dinda adalah seorang guru?" tanya Diki.
"Ya." Raihan menganggukan kepalanya.
"Kenapa kalian mencoba untuk mati?" tanya Diki yang penasaran.
"Tidak tahu, tapi Bu guru bilang kita harus mati bersama. Sebelumnya terima kasih karena sudah menyelamatkan guru saya." Ucap Raihan karena tidak mau siapapun tahu tujuan mereka bunuh diri.
Tak lama setelah itu, datanglah sekumpulan wartawan yang menghampiri Raihan dan Diki. Diki yang melihat wartawan ia pun langsung membalikan badannya.
"Raihan, apakah orang ini yang meyelamatkan kalian?" tanya wartawan.
"Anda pahlawan? Mohon ucapkan beberapa kata." Ucap Wartawan kepada Diki sambil mendekatkan mic ke arah Diki.
Saat Diki membalikan badannya para Wartawan perempuan terpesona dengan ke tampanan Diki. Saat Diki berbalik rambutnya yang basah ikut berbalik dengan sangat keren.
"Dia sangat tampan, baru kali ini aku melihat pria setampan Diki." Ucap salah satu Wartawan perempuan. Dan Wartawan perempuan lainnya masih melongo melihat Diki.
Diki dan Raihan yang dibawa masuk ke ruangan Dinda oleh Dokter akhirnya mereka pun selamat dari para Wartawan itu.
Dinda yang terbangun langsung melihat wajah Diki. Penglihatan Dinda yang sedikit buram ia tidak percaya jika di hadapannya ada Diki. Dan setelah penglihatannya mulai jelas Dinda malah melihat Raihan.
Dinda yang melihat Raihan ia langsung bangun dan duduk. Dinda berterima kasih kepada Raihan karena dirinya tidak mati.
Raihan ingin memberitahu bahwa Diki yang telah menolong gurunya tersebut, namun saat Raihan melihat ke sekeliling ruangan Diki sudah tidak ada.
Ibu dan Ayah Raihan yang khawatir mereka datang ke rumah sakit lalu memeluk Raihan dan berterima kasih kepada Bu Dinda.
Dinda yang bosan berada di ruangan ia pun mencoba untuk keluar dari ruangan. Diki yang masih ada di rumah sakit ia melihat Dinda keluar dari ruangannya.
Dinda yang pergi ke toilet ia langsung memarahi HPnya karena tidak hidup, dan hampir membuatnya mati.
Setelah lama mengotak-ngatik akhirnya HPnya pun hidup dan Dinda langsung melihat panggilan dari Pak Iwong.
Dinda mencoba untuk menghubungi Pak Iwong, namun setelah dicoba berkali-kali nomor Pak Iwong malah tidak aktif.
Dinda yang stres ia bicara sendiri dan mengatakan semua masalahnya. Mulai dari ia ditipu karena ingin menjadi guru tetap, keadaan neneknya dan juga alasannya yang ingin bunuh diri.
Diki yang mengikuti Dinda ke toilet ia mendengar semua perkataan Dinda.
Setelah Dinda selesai dari toilet ia lalu pergi ke kantin rumah sakit. Di sana Dinda melihat ada berita yang menayangkan aksi bunuh dirinya bersama Raihan dan penyelamatan yang dilakukan oleh Diki. Dinda menunjukan kepada orang-orang bahwa yang di berita itu adalah dirinya. Dinda yang melihat bahwa orang yang menyelamatkannya adalah Diki ia pun langsung menjatuhkan chicken yang sedang ia pegang dan mengingat saat ia tenggelam. Dan ternyata benar yang menyelamatkannya adalah Diki.
Diki yang sedang di terminal ia mengingat perkataan Dinda saat di toilet dan ingin mencoba untuk menolongnya.
Seseorang yang bernama Fauzi turun dari pesawat. Di bandara ia melihat berita mengenai Diki yang menyelamatkan seseorang yang tenggelam.
Fauzi adalah teman Diki waktu di sekolah. Fauzi sangat terkejut saat melihat Diki yang masih sering menolong orang lain. Fauzi lalu tersenyum setelah melihat berita itu.
Dinda yang masuk ke sekolah dia disambut meriah oleh para murid, karena para murid mengira bahwa Bu Dinda rela melompat dari jembatan hanya untuk menyelamatkan Raihan.
Raihan yang sudah kembali ke kelas, wali kelasnya lalu menyuruh semua murid untuk bertepuk tangan atas kembalinya Raihan. Melihat semua orang tidak ada yang bertepuk tangan wali kelasnya pun laku menyuruh Raihan untuk kembali ke tempat duduknya.
Di luar sekolah para masyarakat sedang demo karena ingin menutup sekolah. Mereka yang tahu kejadian mengenai Raihan mengira bahwa semua itu disebabkan oleh sekolah.
Di kantor, Wakil Kepala Sekolah yaitu Pak Heri sedang marah-marah kepada semua guru, karena masalah Raihan sudah viral yang membuat masyarakat ingin menutup sekolah ini.
Bu Dinda yang masuk ke kantor ia langsung disindir oleh Pak Heri, karena saat mendapatkan telepon dari Raihan bukannya memberitahu sekolah tapi malah bertindak sendiri.
Pak Asep yang mendengar perkataan Pak Heri ia lalu membela Bu Dinda karena jika tidak ada Ibu Dinda, Raihan pasti sudah mati bunuh diri.
Setelah Pak Heri pergi dari kantor suasana pun kembali tenang. Pak Mas meminta maaf kepada Ibu Dinda, karena sekolah ini memberatkannya dan Pak Mas menyuruh Ibu Dinda untuk tidak memasukan perkataan Pak Heri ke dalam hati.
Berbeda dari Pak Heri, guru-guru yang lain malah menjadi respek kepada Ibu Dinda, karena berkatnya sekolah ini tidak dianggap sebagai pembunuh murid.
Di kantor Polisi, Diki yang ditemani oleh ke dua temannya yaitu Wildan dan Sarah sedang menerima penghargaan dari Polisi. Karena Diki telah membantu pekerjaan Polisi yaitu menyelamatkan orang yang tenggelam dan Diki mendapatkan penghargaan sebagai warga pemberani.
Diki sebenarnya tidak mau mendapatkan penghargaan seperti ini dan kerena terpaksa ia pun menerima penghargaan dari Polisi.
Setelah Diki mendapatkan penghargaan mereka bertiga pun lalu berfoto bersama para Polisi.
Di sekolah, Ketua Dewan melihat berita dari koran bersama Kepala Sekolah dan wakilnya. Mereka sedang membahas mengenai orang yang menyelamatkan Raihan dan Bu Dinda yang kini sudah viral dan mendapatkan penghargaan dari Polisi.
Ketua Dewan yang melihat wajah Diki merasa tidak asing, lalu Kepala Sekolah pun mengatakan bahwa dia adalah orang yang dulu terlibat di insiden masa lalu Fauzi.
"Jadi maksudmu dia adalah Diki." Ucap Ketua Dewan sambil tertawa karena terkejut.
"Bagaimana kau menangani permasalahan dengan Diki saat itu?" tanya Ketua Dewan dengan wajah serius.
"Setelah kejadian itu, sekolah memaksanya untuk dikeluarkan dari sekolah." Jawab Kepala Sekolah.
"Oh.. jadi dia dulu tidak lulus SMA." Ucap Ketua Dewan.
"Aku khawatir kepada Fauzi, jika dia tau mengenai insiden ini, dia akan mengingat insidennya dulu." Ucap Kepala Sekolah.
"Jadi kau menganggap anakku lemah." Ucap Ketua Dewan dengan nada kalem tapi terlihat marah.
Fauzi yang baru datang dari luar negeri ia pun langsung pergi ke sekolah untuk menemui ibunya yaitu Ketua Dewan.
Saat Fauzi sampai di kantor ketua dewan ia pun langsung tersenyum saat membuka pintu kantor.
"Bu, bawa Diki kembali lagi ke sekolah ini." Ucap Fauzi sambil tersenyum dan berjalan menghampiri ibunya.