bc

After You

book_age0+
752
IKUTI
7.1K
BACA
drama
tragedy
comedy
sweet
like
intro-logo
Uraian

chap-preview
Pratinjau gratis
Rintihan Rindu
  بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم ⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠ ⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠ Selamat Membaca Cinta sejati hanyalah cinta kepada Allah. Sebab saat kita begitu mencintainya ia akan membalas lewat hamba-nya yang bisa mencintaimu seperti dia mencintai penciptanya. Hari ini Rania akan kembali ke kampus. Bukan sebagai perempuan single lagi, melainkan statusnya sudah berubah menjadi seorang istri. Rania harus lebih membatasi dirinya dengan laki-laki lain. "Aa, aku kok mules, ya." "Mules kenapa?" "Nggak tau, pokoknya deg-degan. Nanti kalau sampai di kampus, terus yang lain pada kepo sama pernikahan kita gimana." "Kepo? Kepo gimana, sih?" tanya Yusuf tak mengerti, ia memandang Rania yang ada di samping, kemudian kembali fokus mengendarai mobil. "Ya mereka pasti nanya-nanya. Aku nggak suka, Aa..." "Ya tinggal kamu jawab seadanya, sayang." Rania cemberut. Ia merasa tidak puas dengan jawaban Yusuf yang seperti itu. Menurut Rania, Yusuf itu menjengkelkan. Kadang dia romantis, bisa membuat hati Rania serasa ingin terbang, tapi terkadang sikap cueknya membuat Rania jengkel setengah mati. Seperti kemarin saat Yusuf memberinya sehelai gamis lengkap dengan hijab yang panjang. Yusuf ingin tubuh istrinya terjaga. Apalagi dari mata yang tidak bertanggung jawab. Bagi Yusuf, seluruh yang ada di dalam diri Rania adalah aurat yang harus ia jaga. Yusuf tidak ingin berbagi dengan siapa pun atas apa yang ada dalam diri istrinya. "Kamu itu terlalu berpikiran yang tidak-tidak. Makanya, kamu harus berhenti lihat sinetron. Agar pikiran kamu tidak melayang kemana-mana." Rania melayangkan pandangannya ke samping. "Terus aja A, terus aja A Yusuf kayak gitu." Rania cemberut. Rasa kesalnya semakin menjadi. Yusuf hanya terkekeh pelan. Tidak lama setelah itu ia memegang tangan Rania, dielusnya dengan pelan. "Maafkan aku, Rania. Aku seperti ini karena aku menyayangi kamu. Aku tidak mau kamu masih terlibat dalam pandangan seperti itu. Kamu lihat tayangan aneh-aneh. Ada perempuan dan laki-laki saling berdekatan, lalu mereka pelukan, ciuman bahkan...." "Stop, Aa! Sumpah demi apa pun aku nggak pernah lihat film-film aneh yang sampai kaya itu. Cuma pelukan doang, nggak lebih. Mana mungkin aku liatin film-film yang ada anu-nya, Aa. Sumpah nggak ada..," jawab Rania hiperbolis. Dia benar-benar tidak pernah melihat tayangan yang menurutnya melampauai batas. Kalau pun ada, itu hanya sekadar adegan pelukan dan berciuman. "Anu apa?" Yusuf mengerutkan keningnya. "Yaaa yang kayak Aa lakuin ke aku, supaya adain dede ba...." "Hust!" Yusuf memotong ucapan istrinya, jangan sampai dia melanjutkannya lagi. "Tetap saja, sayangku. Yang menjadi pemeran dalam film itu bukan suami istri. Artinya tetap saja kamu menyaksikan perzinaan secara terang-terangan." "Terus nanti kalau aku bosen aku mau liat apa? Aku masih belum bisa, Aa..." "Bisa, pasti bisa kok." "Susah, Aa..." "Belajar. Pelan-pelan. Pasti bisa." "Aku butuh hiburan, Aa..." "Nanti biar Aa yang hibur, Sayang." "Isshhh!" Rania menarik tangannya secara paksa. Mengusapnya berkali-kali, seolah tangan Yusuf telah membuat tangannya kotor. "Masa nggak mau aku hibur?" Rania diam. Kesal tapi dia tetap tidak bisa marah. Senna memegang batu nisan Radit. Sekarang Senna sudah bisa memaafkan Radit sepenuhnya. Tidak ada luka yang ia rasakan, tidak ada dendam yang masih disimpan. Senna menyudahi semuanya. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan bukan? Orang baik bukan berarti dia tidak pernah memiliki kesalahan apa pun, da sebaliknya. Dari kejadian masalalu Senna bisa belajar. Kehidupan yang sudah hancur tidak seharusnya semakin porak-poranda. Sekarang Senna berjanji, akan kembali menata hidupnya yang sudah rusak. "Radit, kamu istirahat yang tenang ya. Aku percaya, aku percaya kamu sangat mencintai aku." Senna tersenyum, namun penuh beban. Kerinduannya pada Radit semakin menjadi. Setiap kali Senna membuka mata, ia selalu berharap bahwa kejadian yang menimpa Radit hanyalah sebuah mimpi buruk. "Senna." Senna mengangkat kepalanya, sontak kedua bola mata Senna membuat sempurna. Tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya. "Radit..." Laki-laki itu hanya tersenyum. "Radit, aku kangen kamu." Senna langsung berdiri, melompat ke dalam pelukan Radit. Begitupun Radit, memeluk Senna dengan hangat. "Aku kangen kamu, Dit. Aku kangeeennn...." Senna terisak pilu. Dicengkramnya baju Radit dengan kuat. "Kamu kemana aja? Kenapa kamu nggak nemuin aku? Kamu lupa? Aku lagi hamil anak kamu." "Kamu harus lahirin dia ke dunia, Sen." Senna mengangguk, menerima permintaan Radit. "Makasih, Sen." "Radit, kamu mau kemana?" Senna tersentak saat Radit tiba-tiba saja melepaskan pelukannya. Pelukan yang selama ini sangat Senna rindukan. "Radit! Jangan bilang kalau kamu bakal ninggalin aku, Dit. Aku nggak mau, Dit, aku nggak mau!" Senna berteriak keras, seolah-olah bersikap bahwa dia benar-benar tidak ingin melepaskan Radit. Senna kecewa, Radit hanya diam seribu bahasa. Pancaran wajahnya menimbulkan misteri yang tidak bisa Senna jelaskan. "Dit, jawab aku, Dit. Kenapa kamu diam aja! Dit, Raditttt!" Keringat Senna bercucuran, nafasnya keluar secara tidak beraturan, dalam sepersekian detik tangisnya pecah seketika. Hati Senna terasa sakit, ini semua hanya mimpi. Radit datang hanya untuk menambah kerinduannya. "Kenapa kamu datengin aku, Dit ..., apa kamu nggak kasian sama aku? Sama calon anak kamu? Kamu nyiksa aku, Dit." Senna meremas bad cover dengan kuat, marah, sedih dan kecewa berpadu menjadi satu. Tidak lama setelah itu Senna merasakan sesuatu yang aneh. Rasanya sangat sakit. Perutnya terasa ditusuk berkali-kali, dengan rasa yang menjalar hingga ketulang ekor-nya. Senna merasa sesuatu telah keluar dari vaginanya, percaya telah terjadi hal yang tidak beres, ia membuka selimut yang sedang menutupi sebagian tubuhnya. Senna terpegun, jantungnya bekerja abnormal. Cairan darah sudah keluar menodai celana yang ia pakai. Beginikah akhirnya? "Aa, bentar lagi kita puasa, katanya kalau mau puasa aku harus nginep di rumah mertua aku, terus ibu aku gimana, Aa?" Rania hampir bingung. Meniggalkan ibu dan mengecewakan suaminya adalah pilihan berat. Meski hanya sesaat, tetap saja Rania tidak tega meninggalkan ibunya sendirian. "Kalau kamu tidak mau, itu tidak akan menjadi masalah sayang. Itu juga bukan hal yang wajib, yang terpenting itu silaturahminya. Kita ke rumah mama itu sudah cukup." "Bener nggak pa-pa, Aa? Nggak marah kan?" "Hmm ... Sepertinya tidak." "Ihh kok sepertinya sih, Aa..." "Ohh maaf, aku salah. Maksudnya tidak. Mana mungkin aku marah. Kecuali kamu melarangku untuk bertemu mama, baru aku marah." "Tuh kan, Aa jutek. Pasti iya, marah." Rania membuang muka. Merasa malas melihat ekspresi datar wajah Yusuf. "Astagfirullah...." Yusuf mengusap keningnya. "Aku tidak marah, sayang." "Bohong!" Yusuf mendesah resah. Saat Rania seperti ini, ia selalu menjadi serba salah. Bahkan sekadar minta maaf pun akan tetap salah di mata Rania. Tapi itu semua tidak akan menjadi menjadi masalah bagi Yusuf. Sebab ia sudah tahu risiko menikahi gadis remaja seprti Rania, emosinya pasti labil. "Yasudah. Kamu mau Aa lakuin apa supaya kamu percaya?" tanya Yusuf lembut, bahkan seperti terdengar nada bicara pada anak kecil. "Ya aku nggak tau, Aa..." Rania berdecak kesal. "Yasudah, begini saja. Mau tidak kalau nanti aku berikan sebuket buka untuk kamu? Anggap aja itu permintaan maaf dariku karena sudah membuat istriku yang paling cantik ini merasa kesal." Yusuf membawa tangan Rania untuk dikecup. Tak tanggung hal itu membuat Rania terbawa perasaan. Bagaimana tidak, Yusuf melakukannya di katin kampus, tepat di saat kantin dipenuhi mahasiswa yang sedang makan siang. Kedua pipi Rania merona merah, lumayan malu karena diperlakukan seperti itu. "Ihh A Yusuf, bisa nggak sih jangan lakuin ini ditepat umum, aku malu, A...." "Kenapa harus malu sih? Kamu istri aku. Ini hal yang wajar." "Tapi gara-gara Aa aku nggak jadi kesel." "Oh jadi keselnya udah ilang? Bunganya dibatalin aja mau?" "Tuh kan! Yaudah aku balik marah nih." "Bercanda, sayang." Bersambung.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Because Alana ( 21+)

read
360.7K
bc

LAUT DALAM 21+

read
290.3K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.7K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
115.8K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

Nur Cahaya Cinta

read
359.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook