bc

(Bukan) Ikatan Palsu

book_age18+
1.1K
IKUTI
5.3K
BACA
love-triangle
family
love after marriage
arranged marriage
student
drama
realistic earth
lies
affair
like
intro-logo
Uraian

°°BACAAN INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA, 18+, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN°°

Sellena turut berbahagia dengan pernikahan Hellena Olliver, saudari kembarnya. Tapi kebahagiaan itu sirna ketika Hellena mendadak jatuh sakit dan memintanya untuk menggantikan posisi Hellena sebagai mempelai. Apa? Sellena tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan Hellena.

Pada awalnya Sellena menolak namun bujukan Hellena ditambah permohonan kedua orangtuanya untuk menyelamatkan nama baik keluarga membuat gadis kutu buku itu merasa tak berdaya. Akhirnya ia setuju dan drama penuh teka-teki itu baru saja akan dimulai.

Menurutmu, sudah benarkah apa yang dilakukan Sellena? Apa ia akan bahagia?

Lalu bagaimana dengan Darrent—mempelai pria calon suami Hellena? Bagaimana reaksinya jika ia tahu bahwa istri yang ia percaya sebagai Hellena adalah adik iparnya sendiri?

Saksikan kisahnya hanya di Dreame/ Innovel.

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB 1—Awal Yang Gila
Siang itu seorang gadis berambut panjang sepunggung dengan jepit rambut bentuk pita yang menyelip diantara anak rambutnya tengah sibuk berkutat dengan bunga mawar merah di hadapannya. Perhatian sang gadis begitu fokus, dengan hati-hati ia merangkainya hingga menjadi sebuah karangan bunga mawar yang indah sebagai hadiah ulang tahun untuk pelanggannya. Sellena Olliver, anak bungsu keluarga Olliver lebih memilih kerja paruh waktu ketika jam kuliah selesai dan tinggal di sebuah kontrakan kecil dekat tempat kuliah hanya untuk mempersingkat waktu. Sifatnya yang suka mandiri membuat gadis berusia 20 tahun itu tidak pernah kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya meskipun hidup jauh dari keluarganya. Gadis itu tersenyum tipis melihat karangan bunga mawar yang berhasil ia rangkai. Tak percaya jika pada detik ini ia bisa berdiri di Smart Florist dan menjadi seorang perangkai bunga paling dicari di kotanya. Ya, setiap orang yang datang ke tempat kerjanya selalu mengaku puas dengan hasil kerja yang Sellena buat. Mereka suka hasil tangan Sellena, hal itulah yang mendasari para pelanggan untuk kembali memesan bunga dan juga membawa rekan mereka untuk turut memesan bunga pada Sellena Olliver. Bunyi dering ponsel memecahkan perhatian Sellena sore itu. Dengan rasa penasaran yang tinggi, Sellena merogoh saku celemek motif polkadot ungu kesayangan yang ia pakai dengan dahi mengerut. Sejenak kerutan di dahi wanita berkaca mata itu memudar, ia tersenyum kecil ketika membaca nama penelpon di layar ponsel. Ayah. "Hallo Ayah, apa kabar? Lama tidak mendengar suara Ayah. Aku merindukanmu," ungkap Sellena dengan riang setelah ia memastikan untuk menggeser tombol warna hijau di layar ponsel. "Sayangku Sellena, Ayah baik-baik saja. Bagaimana kabarmu? Kau baik- baik saja bukan? Maafkan kami Nak karena belum bisa mengunjungimu ke kota," sesal William Olliver. Suara sang ayah terdengar sedih, hal ini membuat Sellena buru-buru menghiburnya. "Tidak apa Ayah. Aku kerja paruh waktu untuk mengisi kekosonganku setiap sore. Oh ya bagaimana kabar Hellena? Ah, job dia pasti mengalir seperti air," seloroh Sellena lalu tertawa kecil. "Ah, kebetulan Ayah akan membicarakan hal itu padamu. Sellena, sebagai saudara kembarnya apa akhir pekan ini kau bisa pulang ke rumah sejenak?" tanya William terdengar begitu serius. Tanpa sadar kening Sellena mengerut, "Ayah, ada apa? Sepertinya serius?" "Hellena akan menikah akhir pekan ini. Dia sudah menemukan tambatan hatinya. Ayah tentu saja repot mengurusi semua acara pernikahannya yang begitu besar," ucap William mencurahkan isi hatinya. Kerutan di dahi Sellena mulai mengendur, kini berganti dengan sebongkah senyum yang merekah begitu menawan. "Kenapa begitu terburu? Apakah dia sudah memikirkannya masak-masak? Aku tahu Hellena seperti apa. Dia bukan gadis yang suka terburu-buru apalagi menjatuhkan hati pada seorang pria." "Justru itulah Sellena, kakakmu itu begitu tergila-gila dengan pria ini hingga ia berniat akan menikahinya secepat mungkin. Aku rasa putriku memang sedang dimabuk cinta sehingga ia lupa pada ayahnya tercinta," keluh William lagi. Sellena tergelak mendengar pembicaraan sang ayah. Pria paruh baya di dalam sambungan telepon tengah cemburu pada calon menantunya sendiri. "Jangan khawatir Ayah, aku mencintaimu. Aku berjanji tidak akan menikah cepat seperti Hellena," tukas Sellena membuat William tertawa lepas. "Kau memang putriku yang terhebat. Baiklah, kau pikirkan saja bagaimana kau akan mengambil ijin di hari pernikahan saudarimu. Ingat untuk datang akhir pekan atau kau akan mendapat hadiah pisau dari saudarimu," peringat William lagi-lagi membuat Sellena tertawa. "Baik Ayah, aku akan mencari cara untuk ijin dan bisa pulang tepat waktu. Aku mencintaimu Ayah, bye...." Sellena lalu mematikan ponselnya sambil tersenyum. Kedatangan Ivan Smith di ambang pintu toko membuat Sellena kembali menebarkan senyum semringah. Pria itu menghampiri seraya membalas senyum sang kekasih. "Ada apa? Sepertinya kau terlihat begitu bahagia. Apa pesanan bunganya bertambah lagi?" tanya Ivan lalu meletakkan beberapa tumpuk buku tebal di atas meja kerja Sellena. Gadis itu memasukkan ponsel ke dalam celemek yang ia pakai sambil tersenyum. "Aku akan mendapatkan saudara ipar." "Wow, apa saudari kembarmu sudah menemukan kekasihnya? Terakhir aku mendengar kabarnya darimu bahwa ia nyaris bunuh diri karena patah hati," seloroh Ivan dengan tatapan berbinar karena terkejut. Sellena tertawa kecil, "Hellena terkadang bersikap bodoh dengan hidupnya." "Dan aku tidak akan menikahi gadis bodoh seperti Hellena," sahut Ivan pelan sambil bersedekap di hadapan Sellena. Gadis itu terpaku, ia menatap Ivan dengan tatapan penuh kagum dari balik kaca mata yang ia pakai. Ivan tersenyum, tubuhnya yang tinggi membuat pemuda itu sedikit mencondongkan tubuhnya hanya untuk mendekatkan wajahnya di hadapan Sellena. "Aku hanya berminat pada gadis mandiri sepertimu Nona Sellena." Wajah Sellena mendadak merona merah, ia menundukkan wajah sambil tersenyum. Ivan menepuk pucuk kepala Sellena dengan penuh sayang. "Tapi aku tidak akan menikahimu dalam waktu dekat. Masih banyak buku yang belum aku baca, masih banyak juga tempat tersembunyi paling indah di dunia yang belum aku kunjungi. Aku perlu bekerja dan menjadi mapan sebelum menjadikanmu sebagai ratu di dalam hidupku." Sellena memilih tak menjawab, wajahnya terlalu panas untuk melihat senyum dan menanggapi ucapan kekasihnya. Ivan Smith, dia pria paling romantis yang Sellena kenal. Tiga tahun berpacaran, ia nyaris jarang bertengkar dengannya. Seperti Sellena, Ivan memiliki mimpi yang tak terkalahkan. Ia pintar dan selalu memiliki nilai tinggi di setiap pelajarannya. Tak heran jika dosen di tempat kuliahnya memilih Ivan sebagai assistennya. "Sayang, akhir pekan nanti aku akan pulang ke kotaku. Hellena akan menikah jadi—" "Aku mengerti," pungkas Ivan pelan. Keduanya lalu saling menatap, Ivan kembali tersenyum lalu menangkup kedua pipi gadisnya dengan sayang. "Pergilah untuk acara saudarimu. Aku akan mengurus surat ijin untukmu." Ah, Ivan memang pacar yang terbaik. Tanpa diminta pun, Ivan sudah tahu kemana arah bicara Sellena saat ini. "Maaf, aku tidak bisa datang ke acara saudarimu. Jika kau pergi, toko bunga ini tidak ada yang menjaga. Kasihan kakakku, dia akan berjaga sendiri sedangkan keponakan kecilku masih suka rewel dan menyusahkan," ucap Ivan dengan mimik wajah terlihat menyesal. "Tidak apa, aku mengerti. Terima kasih untuk bantuanmu kali ini, Ivan." Sellena tersenyum manis. Ivan menaikkan alisnya sebelah lalu bersedekap. "Tidakkah kau ingin membuatkanku secangkir cokelat panas sebagai tanda terima kasihmu padaku?" Sellena terpaku, namun tak lama kemudian ia tertawa kecil. Gadis itu menarik hidung mancung Ivan dengan gemas. "Sifat bossy-mu tidak pernah berkurang. Baiklah Tuan Ivan, tunggu sebentar. Aku akan membuatkan cokelat panas untukmu." *** Pernikahan itu akhirnya tiba. Sellena bisa kembali ke rumah dengan tepat waktu berkat bantuan Ivan. Sang kekasih yang menyiapkan segalanya. Pria itu tidak hanya menyiapkan surat ijin tapi juga membelikannya tiket kereta bawah tanah untuk ia pulang dan kembali. Sungguh, Ivan adalah pacar terbaik bagi Sellena. Pagi itu acara pernikahan sudah ramai. Beberapa orang terlihat saling bertemu dan menyapa. Suara tawa dan orang bercakap-cakap membuat suasana riuh dan semarak. Beberapa bunga hias berwarna-warni diletakkan di sudut-sudut tempat yang sesuai, menambah kesan natural di acara pernikahan sang kakak. Dekorasi warna cerah sepadan dengan cuaca pagi itu, semakin indah dan terkesan elegan. Sellena memasuki ruang belakang, ia tersenyum ketika mendapati Hellena tengah dirias oleh make up artis andal. Gadis itu membenarkan letak kaca matanya lalu mendekat pada Hellena yang tampak begitu ceria dan menikmati setiap pelayanan yang diberikan oleh juru make up di wajahnya. "Sayang, selamat untuk pernikahanmu." Sellena menepuk bahu Hellena yang terbuka. Hellena menoleh lalu menebar senyum, ia membalas tepukan tangan Sellena penuh arti. "Terima kasih saudariku. Ah, aku tak percaya jika akan menikah secepat ini. Darrent benar-benar pria paling romantis dan tahu inginku," ucap Hellena berbunga-bunga. Gadis kembarannya itu mulai mengoceh tentang kebaikan sang calon suami. Sellena tersenyum, ia menarik kursi lalu duduk di samping Hellena. Sejenak ia melirik pada juru make up yang sibuk menyanggul tinggi rambut indah milik Hellena. "Kau tahu Sell, Darrent orang penting, ia memiliki perusahaan sepatu kelas atas yang memiliki ijin merk dagang bernama 'Peridottes'. Dia memiliki perusahaan dan anak cabang di luar negeri. Sungguh, aku tidak akan pernah melepaskan pria tampan sekaya ini seumur hidupku. Sellena, aku merasa menjadi wanita yang—" Ucapan panjang lebar Hellena terhenti, tiba-tiba ia memegangi dadanya dengan erat. Wajah saudarinya itu terlihat terkejut menyusul raut wajah kesakitan sesudahnya. "Hell, kamu baik-baik saja?" tanya Sellena mulai panik ketika melihat ada yang tidak beres dengan kesehatan Hellena. Gadis berkaca mata itu bangkit, ia memegangi bahu Hellena dengan erat. Hellena tak sanggup berkata, ia terus memegangi d**a kirinya dengan mimik wajah penuh kesakitan. Tangan gadis itu memegang erat tangan Sellena, seolah turut menahan rasa sakit yang luar biasa di dadanya. "Hellena bertahanlah! Ayah ... Ibu..." Sellena berteriak memanggil kedua orangtuanya. Kepanikan Sellena membuat ayah dan ibu masuk ke dalam ruang make up, mereka turut merasakan atmosfer buruk di dalam ruangan. Ayah William bergegas meraih ponsel dan menelepon dokter. "Ayah, selamatkan pernikahanku. Aku tidak mau Darrent pergi karena melihat aku sakit," ucap Hellena sangat pelan. Gadis itu menutup matanya, menahan rasa sakit sembari menggigit bibir bawahnya. "Hell, apa kau bercanda? Pacarmu tidak akan meninggalkanmu hanya karena kau sakit," yakin Sellena sembari menggenggam jemari tangan saudarinya. "Kau tidak mengerti Darrent, Sell. Aku mohon padamu, selamatkan pernikahanku. Bantu aku sekali ini saja Sellena," pinta Hellena sembari menitikkan air mata. Semua anggota keluarga terbungkam, tak mengerti dengan maksud ucapan Hellena saat itu. Hellena kembali menekan dadanya, ia menarik tangan Sellena sekali lagi. "Sell, tolong gantikan posisiku di samping Darrent selama aku sakit. Jadilah aku selama berada di sampingnya. Kau-kau harus menikahi dia." "Hell, apa sakit yang kaurasa sudah membuatmu gila?" pekik Sellena tak mengerti. Gadis itu mengempaskan tangan Hellena pelan, tapi lagi-lagi Hellena menarik tangan Sellena. "Kau tak mengenal Darrent, dia menyukai gadis kuat dan tidak lemah seperti keadaanku saat ini. Hari ini kedua orangtuanya datang khusus dari New York untuk pernikahanku, aku tidak ingin mengecewakannya. Aaagh ...." Hellena memekik kesakitan. Wajahnya memucat karena terlalu menahan rasa sakit yang menyerang dadanya. "Aku mohon Sell, selamatkan pernikahanku." Hellena masih berusaha memohon sebelum akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri. Semua orang berteriak, William Olliver selaku kepala rumah tangga segera mengangkat tubuh putrinya guna menuju ke mobil yang kebetulan ia parkir di belakang rumah. "Kita harus segera membawanya ke rumah sakit. Jangan sampai kabar buruk ini terdengar tamu undangan di depan. Sarah, aku pergi dulu dan kamu bujuk Sellena untuk menyelamatkan nama baik keluarga kita." William Olliver berkata sambil pergi. Pria itu sama sekali tak memperhatikan putri bungsunya. William sibuk dengan Hellena hingga ia sama sekali tak mempertimbangkan perasaan Sellena saat ini. Kenapa ayahnya bisa berkata begitu? Apa mereka sedang berusaha untuk mengajari putrinya berbohong pada pernikahan sakral? Sarah Olliver, ibu Sellena menangis histeris melihat putrinya pingsan di hari pernikahan. Wanita itu tak menyangka jika putrinya mendadak sakit di hari yang penting. Wanita berpostur tinggi itu mengangguk, mengantar suaminya hanya sampai ke ambang pintu. Bagaimanapun kabar sakitnya Hellena jangan sampai terdengar oleh para tamu di luar. Jika hal itu terjadi maka aib ini akan mereka tanggung seumur hidup. "Ibu, kita harus turut serta pergi ke rumah sakit." Sellena menarik tangan Sarah. Wanita paruh baya itu menatap ke arah Sellena dengan hujan tangis. "Ibu yang akan pergi tapi kamu tidak. Kamu harus menggantikan posisi Hellena sementara waktu," ucap Sarah seraya mengusap air matanya yang membasahi pipi. "Ibu, kenapa kau juga berpikiran seperti itu? Bagaimana jika Darrent menganggap kita penipu?" ucap Sellena merasa khawatir. Wajah gadis berkaca mata itu terlihat ditekuk, ia tidak setuju jika diminta untuk menggantikan Hellena di acara pernikahannya. "Tidak. Dia tidak akan tahu selama kamu tidak bersikap mencurigakan di depannya," ucap Sarah pelan. Wanita itu lalu meraih tangan Sellena dan menggenggamnya. "Sellena, bantu kakakmu sekali saja. Kakakmu sangat mencintai Darrent, ia tidak bisa kehilangannya walau sedetik saja. Lagipula di dalam perjamuan ini ada ratusan tamu kami dari berbagai kota. Apa kau tidak berbelas kasih pada kami? Mau ditaruh dimana wajah kami jika pernikahan ini gagal?" tangis Sarah kembali pecah. Sellena terdiam, sulit baginya untuk menentukan sikap. Ia menyayangi Hellena, ia juga mencintai ayah dan ibunya tapi .... Apakah perlu melakukan kebohongan ini? "Kami mohon padamu, Nak." Sarah meminta dengan lirih. Sellena menghela napas, ia tertunduk sejenak lalu mengangguk pelan. "Baiklah, aku mau melakukannya untuk kali ini. Kalian harus berjanji untuk merawat Hellena sebaik mungkin sehingga ia bisa pulih dengan cepat. Ibu, bagaimanapun menipu Darrent bukanlah keahlianku. Aku tidak ingin dia salah paham denganku dan membenci keluarga ini." "Kami berjanji Nak, kami akan mengusahakan agar Hellena mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit dan bisa pulih secepatnya. Terima kasih Sellena, terima kasih." Saras menghapus air matanya lalu tersenyum samar. Wanita paruh baya itu memeluk tubuh Sellena sejenak lalu menyusul pergi ke rumah sakit dengan mobil yang satunya. Sellena menghela napas berat, ia menatap kepergian ibunya dengan perasaan takut dan juga hampa. Sadar jika pernikahan akan terjadi dua jam lagi, Sellena lantas menatap juru make up yang terpaku dan syok karena peristiwa yang mendadak terjadi tadi. "Apakah kau bisa meriasku seperti Hellena? Jujur sebenarnya aku tidak ingin melakukannya dan menipu sang mempelai tapi—" "Mari kita lakukan, Nona. Saya percaya Anda berhati mulia dan saya berjanji tidak akan membocorkan hal ini pada siapapun. Mari kita lakukan dan menyelamatkan hari pernikahan ini. Apakah Anda sudah siap?" ****

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

FINDING THE ONE

read
34.6K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
484.2K
bc

Noda Masa Lalu

read
205.6K
bc

Long Road

read
148.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook