2. Tempat yang Asing

2949 Kata
“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah pada Allah dan jangan kamu malas. Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu berkata: ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’ tetapi katakanlah: ‘Qodarollahu wa maa sya’a fa’al’ (Ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya). karena ucapan”seandainya” itu akan membuka (pintu) setan.” (HR. Muslim) "Tempat apa ini Kay?" tanya Rena penasaran.  "Masa kamu tidak tahu?" ucap Kayla sambil menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil. "Ini pesantren Ren!" "Pesantren? jadi tempat asing ini pesantren? Buat apa kita kemari?" tanya Rena.   Mendengar bahwa tempat asing itu pesantren, Rena mengernyit bingung. Dilihatnya bangunan yang tidak terlalu megah. Lebih megah sekolah nya yang dulu. Apa bagus nya tempat ini? gerutu Rena di dalam hati. "Kita, akan menemui guruku. Semoga saja guruku bisa menenangkan masalah kamu." "Kamu pernah jadi murid nya di pesantren ini?" tanya Rena lagi.  "Iya Rena, dulu semasa SMA aku suka ngaji di pondok pesantren ini, meskipun tidak mondok."  Memang benar dulu usai pulang sekolah Kayla selalu menyempatkan dirinya mengaji di pondok pesantren ini. Kemudian Rena mengikuti Kayla dari belakang. Terlihat beberapa santri sedang mengaji. Rena teringat akan masa kecilnya dulu, dia sering diajar mengaji oleh Ayahnya. Namun sekarang semuanya telah berubah.  Para santri laki-laki yang melihat Rena langsung menundukan pandangannya dan langsung pergi. Rena pun mengernyitkan dahinya. Apa ada yang salah sama pakaiannya atau apa? Kemudian Rena bertanya heran kepada Kayla mengenai santri laki-laki tadi.  "Kay, memangnya penampilanku ada yang salah ya? Kok cowok tadi malah menundukan pandangannya dan langsung pergi?" "Yaiya lah Ren, cowok tadi kabur liat kamu. Karena kamu bukan mukhrim, selain itu kamu gak pake kerudung terus nih kamu pake jeans ketat! makanya Renata Putri Marcelia yang cantik, pakai kerudung dong!" ucap Kayla spontan meledek Rena.  "Apasih Kay! Gerah tau, pake kerudung itu! Kamu juga udah pake kerudung lebar tapi gak bisa diem mulutnya!" balas Rena sambil menjulurkan lidahnya. Kayla memang anaknya ceplas-ceplos gak bisa diem kalau ngomong.  Rena memang sejak dulu tidak pernah memakai kerudung. Ibu nya selalu menyuruhnya namun ia enggan memakainya. Bahkan sekarang ia bekerja dan bertemu Kayla yang notabene nya berhijab pun enggan mengikuti jejak sahabatnya ini berhijrah. Kayla memang tidak pernah satu SMA bersama Rena, ia hanya teman kerja Rena. Namun bagi Kayla, Rena sahabatnya yang paling baik. Kayla sering mencoba Rena untuk berhijrah namun hati Rena susah untuk berhijrah. Bagi Rena pakai kerudung itu gerah. Terlebih saat Ayah nya berubah menjadi jahat. Rena semakin enggan untuk memakai  kerudung dan berhijrah.  Setelah mereka berhenti saling meledek. Tiba-tiba seorang wanita paru baya menghampiri Rena dan Kayla. Tentunya Kayla mengenali wanita paru baya itu, yang tak lain ialah istri dari guru Kayla yaitu Ibu Aminah. Kemudian Kayla menyalami punggung tangannya, Rena pun hanya tersenyum dan menyalami punggung tangan Ibu Aminah. Setelah itu, Ibu Aminah menyuruh Rena dan Kayla untuk masuk ke dalam rumahnya.  ※※※        Setelah mereka masuk, kemudian mereka duduk di ruang tamu. Ibu Aminah langsung memanggil suaminya yakni Kyai Abdul Malik guru Kayla. Tidak berseling lama, Kyai Abdul Malik pun tiba. Kayla dan Rena langsung menyalami nya.  "Apa kabar kau Kayla?" ucap Kyai itu kepada Kayla.  "Alhamdulillah Pak Kyai, baik. Pak Kyai sendiri, bersama keluarga baik-baik saja kan?" "Alhamdulillah baik. Oh ya Kay, siapa nama teman mu itu?" tanya Pak Kyai.  "Ya ampun... aku lupa pak kyai. Ini teman kerja Kayla namanya Rena," ucap Kayla sambil menepuk jidat. Sementara Rena hanya tersenyum.  "Jadi begini pak kyai, Kayla bersama Rena meminta konsultasi dari pak kyai terhadap masalah yang Rena hadapi sekarang." ucap Kayla membuat Rena kaget. Lalu Rena menyenggol kaki Kayla karena malu.  "Kalau boleh saya tahu, apa masalah nak Rena?" tanya Kyai itu.  "Sebenarnya saya memiliki masa lalu yang kelam. Disaat saya ingin melupakan masa lalu itu. Namun tidak bisa. Masa lalu itu yang menyebabkan Ayah saya berubah menjadi jahat. Dan sekarang ia di penjara." ucap Rena. Kayla yang melihat mata Rena mulai berkaca-kaca, kemudian ia menepuk bahu Rena lembut seraya berkata kamu harus kuat Ren!  "Apa yang menyebabkan Ayahmu menjadi berubah nak Rena?" tanya Kyai itu lagi. Kemudian Rena menjelaskan secara rinci masa lalunya kepada Kyai. Kayla yang mendengar nya merasa kasihan kepada sahabatnya itu. Masa lalu nya begitu rumit. pak kyai hanya menganguk mengerti.  "Mendekatlah kepada Allah nak Rena, dekatilah Allah lagi. Insyaallah Allah memberi petunjuk untuk nak Rena." "Saya menyesal pak Kyai," "Jangan pernah menyesal pada kenangan ataupun peristiwa apa saja yang pernah kita alami sekalipun itu pahit, terhadap apa yang menimpa diri kita sekalipun perih.  Kata Nabi, “Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah pada Allah dan jangan kamu malas. Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu berkata: ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah: ‘Qodarollahu wa maa sya’a fa’al’ (Ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya). karena ucapan”seandainya” itu akan membuka (pintu) setan.” (HR. Muslim)" jelas Pak Kyai.  "Entah kenapa masa lalu itu selalu menyesakkan bagi hati saya pak Kyai. Saya ingin melupakan masa lalu itu. Agar rasa sakit ini segera hilang." "Masa Lalu, masa Sekarang dan masa yang akan datang akan menjadi tonggak awal untuk kita melangkah lebih maju. Langkahkan kakimu dan berpeganglah pada suatu kebenaran yang selalu kita yakini yaitu takdir. Yakinlah, tidak ada takdir yang kejam, jangan pernah sesali apa yang telah terjadi. Takdir baik maupun takdir buruk semuanya adalah baik untuk kita." ujar pak Kyai.  "Mengingat kembali kenangan membuat saya merasa hadir dan kembali ke masa-masa di saat kita menjalaninya dulu. Masih jelas teringat di otak saya kenangan indah pada masa kanak bermain dan menangis bersama kawan sepermainan sampai pada detik-detik terakhir pada setiap masa-masa peralihan hingga sekarang. Ketika seseorang mengatakan: hei, aku teringat dulu aku pernah sama-sama belajar di pesantren dengan dia, hei, dulu aku pernah suka padanya, Atau, hei, kita kan pernah sama-sama kuliah di kampus itu. Terukir manis senyum di bibir yang mengilustrasikan bentuk kebahagiaan sekalipun itu pahit maka jika kita telah melewatinya akan terasa indah untuk dikenang. Saya ingat ada pepatah yang mengatakan bahwa kita tidak akan pernah tahu menghargai apa yang kita miliki sekarang sampai kita kehilangannya. Yang menjadi special meskipun kenangan itu buruk sekalipun namun kita tetap merasa indah bila mengenangnya karena kenangan tidak akan pernah terulang kembali dan akan mejadi batu loncatan untuk dapat hidup lebih maju di hari ini dan hari yang akan datang. Menjadi sebuah kenangan, history, yang akan melengkapi kekinian kita dan membekali masa depan kita.” ucap Kayla panjang lebar mencoba menenangkan Rena.  "Satu hal yang mesti kita hayati, dalam al Qur’an Allah berfirman: “Tak akan ada suatu apapun yang menimpa kita kecuali apa-apa yang telah Allah tuliskan untuk kita”. Antara kenangan dan takdir tentu mempunyai hubungan yang sangat erat kaitannya bagi masa depan yang akan kita tempuhi. “Yesterday, Today and Tomorrow” mereka adalah satu saudara yang tak dapat terpisahkan oleh angin p****g beliung sekalipun. Bagaimanapun manusia tidak akan pernah lepas dari masa lalu dan masa depannya. Toh manusia sudah ada garis hidupnya kan.., lantas bagaimana? Firman Allah: Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikaan itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfudz. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (Al-Hajj: 70)  Dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu’anhuma berkata, ”Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah telah menulis ketentuan seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi selang waktu lima puluh ribu tahun.” (HR. Muslim).  Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut, “Tulislah”. Kemudian qalam berkata, “Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman, “Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.” (HR. Abu Daud)." lanjut Pak Kyai.  "Nak Rena, dalil yang tadi di ucapkan pak Kyai itu menunjukan bahwa takdir segala sesuatu sudah ditetapkan Allah sebelum terjadinya segala sesuatu. sudah ditetapkan dan tidak akan berubah dalam dimensi Allah. Ketetapan takdir berdasar ilmu ajali Nya, tidak satupun makhluk yang tahu termasuk kontingen malaikat-Nya sekalipun. Diantara bentuk ikhtiar ialah doa, dan dengan doa takdir dapat berubah, dengan berbuat kebajikan dan Saling menjalin silaturahmi antar sesama insan umur bisa bertambah panjang dan pintu rezeki dibuka selebar-lebarnya. Itulah takdir dalam dimensi manusia, sesuatu yang sudah dipastikan akan terjadi yang secara logika tak mungkin tertolak, misalkan ada orang yang sakit dan menurut dokter tinggal menunggu waktu saja ajalnya dan tidak mungkin disembuhkan lagi penyakitnya. Tapi, dengan doa dan ikhtiar yang tak putus siapa tahu terjadi keajaiban dan yang bersangkutan ternyata sembuh. Inilah maksud doa yang juga merupakan ikhtiar manusia mampu menolak atau merubah takdir. Dan sampai kedepannya menjelang hari kiamat, hidup kita masih bergantung pada takdir." jelas Ibu Aminah menjelaskan kepada Rena dengan tenang.  Setelah menerima nasihat-nasihat dari Pak Kyai, Ibu Aminah dan Kayla. Hati Rena tenang kembali. Sebisa mungkin Rena akan melupakan semuanya dan mencoba mengikhlaskan warisan itu kepada pamannya itu. Semoga Ayah nya sadar dengan perlakuannya kepada Rena. Yang dulu lembut sekarang kasar kepada Rena.  Saat Rena, hendak pamit kepada Pak Kyai dan istrinya. Kemudian istrinya pak Kyai, memberikan sebuah kerudung untuk Rena yang di bungkus koran dan dikantongi plastik.  "Apa, ini bu?" tanya Rena penasaran.  "Ini kerudung buat Nak Rena, kalau hati nak Rena sudah mau berhijrah. Pakailah nak kerudng itu! karena bagaimana pun rambut kamu yang indah ini aurat dan harga dirimu." ucap Ibu Aminah. Namun Rena hanya tersenyum, tidak menanggapi perkataan nya. Dalam hatinya, ia akan memakai kerudung itu apabila Ayah nya sudah tidak jahat lagi. Hati Rena benar-benar keras. Akankah Rena mendapatkan sebuah keajaiban untuk berhijrah? semoga saja!  Rena dan Kayla pun pamit pulang kepada pak kyai dan Ibu Aminah.  ***        Keesokan hari nya. Rena kuliah seperti biasanya. Sebelum Rena bekerja di cafe. Dia kuliah dulu, setelah pulang kuliah baru ia menyempatkan bekerja di cafe. Rena kuliah dengan uang beasiswa yang ia dapatkan semasa SMA dulu. Selebihnya kalau ada uang tambahan buat beli buku atau apa, Rena memakai uangnya sendiri yang ia tabung hasil kerja kerasnya. Dia mendapatkan beasiswa di bidang bisnis dan management. Ia ingin seperti Ayah nya dulu yang berhasil dalam mengembangkan perusahaannya.       Saat tiba di kampus, orang-orang melihat Rena seperti kasihan. Ada yang merasa iba, ada juga yang biasa saja. Rena bingung, sebenarnya ada apa? Kemudian Kayla menghampiri nya. Kayla memang satu kampus bersama Rena. Namun dulu, Rena tidak mengenali Kayla. Rena hanya mengenali Kayla saat bertemu di halte mini bus untuk mencari kerja.          Beberapa bulan yang lalu. Sepulang Rena dari tempat ia kuliah, Rena berkeinginan untuk bekerja. Dia menulusuri setiap jalan, berharap ada tempat bekerja yang membutuhkan pegawai, namun hasilnya nihil tidak ada tempat kerja yang membutuhkan pegawai. Karena merasa lelah, Rena beristirahat sejenak di halte mini bus. Saat itu juga Kayla sedang berada di halte mini bus dan duduk di samping Rena.     Kayla yang melihat Rena duduk di samping nya seperti kelelahan. Langsung memberikan minum yang ia bawa, dan mengajak Rena berkenalan.  "Hey, kamu haus? ini aqua buat kamu!" ucap Kayla saat itu dan menyodorkan aqua miliknya. "Terimakasih." ucap Rena.  "Oh, ya nama aku Kayla. Kamu siapa?" tanya Kayla antusias.           Rena bingung dengan gadis cantik ini yang berpakaian syar'i serta kerudung lebar ini mau berkenalan denganya. Rena saat itu hanya memakai celana jeans serta kaos lengan panjang, dan rambutnya berkilau panjang, namun ia sangat cantik karena kulitnya putih bersih dan berwajah cantik. Rena seperti pernah melihatnya, tapi dia lupa dimana ia pernah bertemu dengan Kayla.  "Tunggu ... aku seperti pernah melihatmu, tapi dimana ya?" tanya Rena bingung.  "Di kampus mungkin, aku juga pernah sering melihat mu di kampus. Tapi aku tidak tahu namamu. Kalau tidak salah kau itu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di fakultas bisnis dan management kan? Aku sering mendengar celotehan mahasiswa yang lain, tapi aku tidak mendengarkannya serius. Aku sering berpas-pasan denganmu waktu di kantin kalau gak salah." jelas Kayla.  "Oh iya aku inget! Kita berpas-pasan di kantin. Saat itu kau menatapku dengan tatapan yang aneh bukan?" Memang saat itu Kayla menatap Rena dengan tatapan yang aneh karena di sayangkan Rena tidak memakai kerudung sehingga rambutnya yang indah itu harus diperlihatkan kepada semua orang. "Hehe.. itu bukan tatapan aneh, aku cuman menatap mu kasihan saja. Rambut yang indah ini diperlihatkan ke semua orang. Rambut kamu ini kan aurat. Memangnya kamu tidak mau memakai kerudung?" ucap Kayla.  "Oh begitu, aku tidak suka memakai kerudung!" jawab Rena.  "Maaf ya bukan aku bermaksud mau menceramahi kamu, tapi memang sudah sewajibnya perempuan itu menutup aurat nya dengan memakai hijab beserta pakaian yang syar'i. Oh ya namamu siapa?" tanya Kayla.  "Iya makasih udah mau mengingatkan aku. Tapi aku belom berkeinginan untuk memakai kerudung! namaku Renata Putri Marcelia, panggil saja Rena."  "Iya sama-sama. Oh ya Rena, kamu memangnya habis dari mana. Mukamu kelihatan capek?" "Aku sedang mencari tempat bekerja." "Oh sedang mencari tempat bekerja? Bagaimana kalau kamu bekerja di tempat berkerja aku saja. Kebetulan, sedang membutuhkan pegawai. Bagaimana kamu mau?" tawar Kayla.  "Memangnya tempat bekerja kamu apa? halalkan?" tanya Rena polos.  "Cafe! halal dong Rena ... Cafe ini menyajikan makanan dan minuman bukan cafe di diskotik-diskotik itu." jawab Kayla sambil tertawa.  "Oh begitu, yasudah aku mau. Tapi bolehkan bekerja nya sehabis pulang kuliah?" "Ya bolehlah, aku juga bekerja sehabis pulang kuliah. Yuk sekarang berangkat! akan aku kenalkan kamu kepada bos ku!" ujar Kayla. Kayla dan Rena pun langsung menaiki mini bus tersebut untuk pergi ke cafe tempat bekerja Kayla. ***        Kayla menghampiri Rena dengan napas terengah-engah. Rena langsung menenangkan Kayla. "Hey! Kayla kau kenapa? seperti di kejar setan saja!" ucap Rena sambil tertawa. "Ren! Gawat! anak-anak kampus tau kalau Ayahmu di penjara!" ucap Kayla sambil menormalkan nafasnya. Rena yang mendengar ucapan Kayla pun kaget dan tak percaya. Pantas saja Rena dilihat-lihat orang-orang seperti tatapan kasihan. "Siapa yang memberitahu semuanya?" ucap Rena geram sambil mengepalkan tangannya.  "Sepertinya Dewi, Ren! dia kan tetangga kamu!"        Yups! Dewi dia tetangga kontrakan Rena. Dewi sangat iri kepada Rena, karena Rena mendapat sanjungan mahasiswa berprestasi dan berwajah cantik. Serta cowok yang Dewi kagumi yang tak lain Deril menyukai Rena. Namun Rena, tidak pernah menyukai Deril. Karena bagi Rena, Deril itu cowok playboy yang sering genit ke semua cewek. "Sudah kuduga! Pasti nenek lampir itu." ucap Rena dan hendak pergi. "Kamu mau kemana Ren?" cegah Kayla sambil memegang tangan Rena. "Lepasin Kay! Aku mau nyamperin nenek lampir itu Kay! Aku mau melabrak nya!" ucap Rena. "Rena! Sudahlah! Tahan emosi mu!" "Tidak bisa Kay!"       Kemudian Rena berhasil melepaskan tangan Kayla. Dan berlalu pergi meninggalkan Kayla, untuk menghampiri Dewi. Kayla pun mengejar Rena. Ia berharap tidak akan terjadi apa-apa, bisa berabe kalau Dewi sama Rena berantem. Bisa jadi perang dunia ketiga! Gerutu Kayla di dalam hatinya.         Rena menemukan Dewi sedang asik makan bakso dan minum di kantin bersama teman-teman nya. Kemudian Rena menggebrak meja kantin dan menumpahkan minuman Dewi ke muka Dewi. Mahasiswa yang melihat kejadian itu sangat kaget. Karena Rena dan Dewi saling aksi menjambak rambut. Bukannya melerai aksi  saling menjambak rambut Rena dan Dewi, mahasiswa yang lain malah asik melihatnya seperti tontonan gratis. Kayla yang melihat kerumunan mahasiswa di kantin pun langsung berlari secepatnya. Kemudian Kayla memisahkan Rena dan Dewi. "Rena! Astagfirullah! Sudah jangan berantem! Lihat rambutmu jadi seperti rambut singa!" ucap Kayla sambil memperlihatkan Rena di layar kaca handphone Kayla. Sontak membuat semua orang menertawakan Rena. "Diam lo semua! Dan lo nenek lampir, puas lo sekarang? gara-gara mulut lo itu yang gak tau diri! semua orang di sini jadi tahu kalau Ayah gue di penjara!" ucap Rena sambil mendorong Dewi. "Puas banget!" ucap Dewi sambil tersenyum senang. "Jadi, benar Ayah mu di penjara Ren?" ucap Deril yang baru saja datang di kerumunan itu. "Iya, Ayah gue di penjara! Puas kalian semua! silahkan lo semua hina gue! silahkan! hanya mulut-mulut yang gak tau malu, berkata seperti itu! memperlihatkan dirinya sok suci padahal penuh dosa!" ucap Rena sambil menteskan air matanya. Mahasiswa yang mendengar ucapan Rena barusan langsung diam. Sedangkan Dewi tersenyum senang. "Penuh dosa? lo yang penuh dosa Ren! bahkan lo munafik!" ucap Dewi sinis dan hendak menampar Rena. Kemudian tangan Dewi di cekal oleh Adnan. "Astagfirullah! kalian sudah dewasa, masih saja bertengkar seperti ini! Bubar! Bubar!" ucap Adnan. Kemudian mahasiswa lain pun pergi meninggalkan Rena, Dewi, Kayla, Deril dan Adnan. "Eh ... ada kak Adnan!" ucap Kayla sambil tersenyum ke arah Adnan. "Yasudah gue cabut!" ucap Deril dan langsung pergi. Dewi pun hendak menyusul Deril, kemudian ia berbalik lagi ke arah Rena. "Rena! Urusan lo sama gue belum selesai!" ucapnya dan berlalu pergi. Rena yang mendengarnya pun sebal. "Rese! Rese! Rese! Awas aja tuh nenek lampir gue perban mulutnya!" ucap Rena sambil menggebrak meja. "Astagfirullah Ren, Istighfar!" ucap Adnan. "Alahh! Berisik lo!" ucap Rena dan pergi meninggalkan Adnan. Kemudian Kayla menyusul Rena, dan melambaikan tangan kepada Adnan.        Rena pun duduk di kursi panjang yang ada di kampusnya. Kemudian Kayla ikut duduk di sampingnya. "Ren! Kamu kenapa sih sama kak Adnan? kok cuek bebek sih? Dia kan tampan, kalem, sholeh lagi Ren!" ucap Kayla membangga-banggakan Adnan. "Cowok yang sok belaga ustadz itu tampan? ogah banget aku dekat dengannya!" ucap Rena. "Sok belaga ustadz gimana maksud kamu?" "Berani-beraninya dia ceramahin aku panjang lebar tentang hukum-hukum wanita tidak memakai kerudung di mushola waktu itu saat kita sholat dzuhur. Yang ada kuping aku panas Kay! Denger omongannya! Udah tau aku gak suka pake kerudung!" jelas Rena.       Memang benar apa yang dikatakan Rena. Muhammad Adnan Alfarizi cowok yang memiliki akhlak yang baik dan suka mengaji itu menceramahi Rena saat Rena masuk ke dalam mushola kampus itu tanpa pakai kerudung. Adnan yang melihat Rena pun menghampiri nya dan menasehati Rena secara lembut. Namun terdengar risih oleh Rena karena seakan-akan menyindir Rena. Wanita yang melihat Adnan sangat menyukai ketampanan dan akhlaknya yang baik. Seperti Kayla yang mengaguminya seniornya itu namun tidak dengan Rena, ia risih kepada Adnan. "Ya Allah .... Rena! Apa yang diucapkan kak Adnan itu benar Ren! Hati kamu terbuat dari batu ya Ren? Keras banget buat hijrah memakai kerudung." "Sudahlah Kay, lupakan cowok aneh itu!" "Kok aneh sih Ren? Kak Adnan cowok tampan, sholeh, baik. Aneh gimana?" "Kayla! Sudahlah jangan dibahas! Buruan masuk kelas! Sekarang kan mata kuliah pak Watmo. Bisa kena omelan kita kalau telat masuk!" ucap Rena dan mengajak Kayla masuk kelas.       Kayla dan Rena memang satu fakultas, hanya saja baru sekarang mereka saling mengenal setelah pertemuan di halte mini bus itu. _Aku Rindu Ayah_
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN