24. Deal...tidak menyesal

1346 Kata
"Kenapa diam..." tanya Yoshi setelah mobil berjalan beberapa menit dari taman kota. "Kaget aja tadi kak Yos bilang pada mereka kalau kita..." Anita belum menyelesaikan kalimatnya Yoshi sudah memotongnya. "Memang kenyataannya begitu kan?! cepat atau lambat mereka akan tau" Yoshi tersenyum sambil mengelus rambut Anita. "Entah kenapa aku merasa minder didepan teman-teman kak Yos" Anita menunduk mengutarakan ganjalan dihatinya. "Kenapa minder Nit?" Yoshi menepikan mobilnya. Ini sesuatu yang tidak pernah diduganya. "aku merasa tidak pantas saja...kak Yos seharusya mendapat perempuan yang lebih baik dari aku" Yoshi segera mengambil tangan Anita lalu menggenggamnya. "Coba katakan apa yang membuatmu tidak pantas? Aku bahkan merasa menjadi orang yang paling bahagia didunia saat kau mau menerima lamaranku" "kak Yoshi seorang dokter tentu beda level sama aku yang hanya perawat. kak Yoshi gantengnya kebangetan sedang aku biasa aja. lalu...lihat...kak Yoshi punya kulit yang jauh lebih putih daripada aku..huh.." Anita bahkan memperlihatkan jari tangan Yoshi yang menggenggamnya sejak tadi. tanpa diduga Yoshi justru tertawa terbahak mendengar alasan Anita itu. "Anita percayalah aku tidak masalah dengan semua itu. Yang aku suka itu kepribadianmu, bukan yang lainnya. Jadi...hilangkan itu dari pikiranmu. Mulai saat ini...jangan pernah lagi minder." Yoshi semakin erat menautkan jari mereka. "ga tau kenapa kak kalau lagi sama kakak aku tuh ngerasa kalau kakak terlalu baik buat aku...yah..aku tahu kalau aku suka sama kak Yos lama dan dulu aku tak pernah mikir buat bisa dekat sama kak Yos karena aku sadar posisi aku." Yoshi mendengarkan Anita dengan seksama. Belum pernah Anita ngomong sepanjang ini sebelumnya. Yoshi pun lega Anita mah bercerita begini. "Itu juga yang membuat aku kaget saat kak Yos tiba-tiba ngasih surat lamaran buat calon istri" Anita merasa konyol mengingat proposal Yoshi itu. "Aku merasa kak Yos main-main waktu itu. Sebenarnya aku bawa cincin itu mau aku balikin sama kak Yos, eh...ternyata malah aku terima kak Yos" Yoshi tertawa mendengar ini. "Hatimu tidak bisa bohong Anita..." ucap Yoshi. "Aku masih merasa seperti mimpi kak Yos..tau gak sih kalau ini terlalu cepat. Bahkan setelah ini kita mau lamaran aja." Anita memanyunkan bibirnya. "Ha..ha..kamu lucu banget sih Nit, aku belum pernah lihat loh sisi kamu yang kayak gini. Biasanya kamu itu diem dan galak" Yoshi memeluk Anita seakan ingin menegaskan kalau ini nyata dan perasaannya tidak bohong. "Kalau aku bilang kamu itu cantik kamu percaya tidak?" tanya Yoshi dengan menatap Anita serius. Anita tidak menjawab. "Kalo kamu gak cantik ngapain Steve suka kamu selama ini? berapa tahun Steve ngejar kamu?" Anita yang melongo sekarang. Dia hanya mikir mungkin karena Steve sudah terbiasa dengannya dan juga kenal akrab dengannya. "Yang jelas kamu cantik banget Anita.." terang Yoshi lagi. "Kak Yos tau gak...aku tuh ga suka kalo digombalin" Anita menepis tangan Yoshi tapi Yoshi menariknya kembali. "Aku gak lagi gombalin, aku jujur" Yoshi meyakinkan Anita lagi. "Oke...kalo gitu aku minta sama kak Yos jangan menyesal karena udah pilih aku" Anita bicara dengan nada ketus kali ini Muncul juga sifat aslinya ternyata. "Deal...aku tidak menyesal" Yoshi puas dengan jawaban Anita. Yoshi memberanikan diri menangkap wajah Anita dan menatap dua matanya. Anita bingung diperlakukan seperti itu, dia apa sekarang dia tidak tahu. Tiba-tiba Yoshi mencium keningnya lalu kedua pipinya dan terakhir memberi kecupan dibibir Anita. Anita yang tidak siap akan hal itu hanya bisa diam dan wajahnya terasa panas. Keduanya jadi salah tingkah. "kita langsung ke kos aja ya..makan siangnya delivery aja" Ucap Yoshi sambil mengendara kembali dan menambah kecepatan mobilnya. Dia takut Anita akan marah. Anita yang juga bingung lalu menjawab dengan cepat. "oke..aku pesankan. kak Yos mau apa? kalau aku pengen ayam geprek aja" Anita membuka aplikasi jasa pengiriman. "Oke...aku itu aja" "Sip...aku pesen tiga" Suasana kembali hening dengan pikiran masing-masing hingga sampai di kosan Anita. *** Mereka bertiga sedang makan saat ponsel Anita berbunyi. Tanda panggilan masuk. Anita yang sudah selesai makan melihat layar ponselnya. Steve..panggilan itu dari Steve. "Ini dari Steve..." Anita memandang Yoshi bermaksud meminta persetujuan. Yoshi yang mengerti maksud Anita menganggukkan kepalanya "speaker ya" ucapnya kemudian. Mirna yang ada disitu tersenyum melihat interaksi mereka. Ternyata Yoshi posesif juga ya pikir Mirna. "Hai Steve, sudah dimana kamu?" "ya Anita..sudah dikontrakkan. kamu sudah di kos?" "Ya aku sudah di kos sama Mirna" "Oke...maaf ga bisa bareng kalian berangkatnya" nada suara terdengar dingin saat mengucapkannya. "gapapa Steve tadi kita dianter kak yoshi.Nanti malem mau ke kos gak? banyak cemilan nih" Yoshi yang mendengar itu sedikit mengernyitkan dahinya. "jadi pacarmu ada disitu? cemilannya dari dia atau dibawain ayah" Nampak Yoshi menghela nafas. "Ya kemarin beli camilan banyak" jawab Anita sambil melirik Yoshi. "gak usah deh, kamu makan sama Mirna aja" "Kok gitu sih? kita masih temenan kan?" terdengar Steve menghela nafas. "Nit aku emang temen kamu tapi aku cemburu tau gak kalau Yoshi disitu. Hargai perasaanku dong Nit..kamu mau aku ketemu Yoshi? oke..kalau itu mau kamu, aku sekarang berangkat ke kos mu" ucap Steve tanpa jeda dengan nada tinggi. Mereka bertiga saling bertatapan. Yoshi dan Mirna ingin mengatakan pendapat mereka tapi berhenti saat Anita memberi kode dengan tangannya untuk tetap diam. "Steve...aku tidak bermaksud seperti itu. Aku cuma ingin persahabatan kita seperti dulu. Aku memang ingin kamu ketemu sama kak Yoshi biar tidak ada salah paham diantara kita. Kalau kamu cemburu itu hak kamu. Aku hargai kamu tapi aku juga tidak ingin kamu marah terus sama aku" Anita selalu bisa berbicara dengan tenang walau dalam kondisi sedang marah sekalipun. Anita memang selalu bisa mengontrol dirinya. Dan itu semua diajarkan oleh ayahnya. "Oke aku ngerti..nanti malam aku ke kos kamu. Maaf..." Steve mematikan ponselnya. Nada terakhir terdengar lesu. Anita membuang nafas kasar. Niat baik memang belum tentu diterima dengan baik oleh orang lain jadi jangan kecewa, batin Anita. "Nit..." Mirna menyentuh lengan Anita. "Biarkan Steve marah...kamu Taukan kalau dia tidak bisa marah lama sama kamu?" Anita hanya mengangguk. "Sedekat itu ya hubungan kalian?" ucapan Yoshi menyadarkan Anita kalau Yoshi mendengar semua percakapan itu tadi. "Awalnya aku pikir kalian temen biasa yang kemudian salah satunya jatuh cinta. Ternyata kalian lebih dekat dari itu ya? Steve sepertinya mengerti kamu sekali Nit?" Anita merasa Yoshi sepertinya sedang kecewa padanya. matanya yang tajam tidak beralih dari Anita. "em...kita..." "Kita sahabatan kak Yoshi...Kita biasa berbagi cerita sama Steve..Anita juga tegas sejak dulu sama Steve kalau dia sahabatan sama Steve." Mirna memotong ucapan Anita untuk meyakinkan Yoshi kalau mereka memang hanya berteman saja. "Oke...sepertinya memang hanya aku orang baru diantara kalian. Dan aku percaya sama kamu Anita" Yoshi menyimpulkan sedikit senyum dibibirnya. Anita menebak kalau Yoshi sedang cemburu sekarang. Dan kata-kata tadi tidak lebih hanya untuk menyenangkan dirinya. Mirna melihat kalau suasananya tidak baik dia akhirnya mohon diri dan meninggalkan mereka berdua diruang tamu. "Kak Yos...beneran percaya sama aku?" Yoshi hanya mengangguk. Anita menatap dua mata yang masih sangat tajam itu. "Aku benar-benar sahabat aja sama Steve. Aku dan dia seperti kakak adik. Dia memang selalu perhatian tapi aku juga selalu membatasi diri agar dia tidak berharap banyak sama aku." Anita mencoba memberi penjelasan sama Yoshi, takutnya Yoshi akan marah dan salah paham. Tapi tidak menduga Yoshi justru tersenyum lalu berkata... "Iya...aku percaya sayang..." Yoshi mencubit hidung mancung anita. Hal yang tidak diduga oleh Anita, Yoshi mengucapkan sayang padanya? Jadi...tadi dia cuma pura-pura marah? "Beneran gak lagi curigai aku?" tanya Anita masih was-was. "Iya...boleh peluk gak?" Anita mengerutkan dahi. Yoshi tidak menunggu jawaban Anita dia langsung memeluk Anita hangat. "aku sayang banget sama kamu, pengen aku kantongin aja bawa balik ke Semarang" Anita tertawa mendengar itu. "Oh..jadi tadi cuma modus karena pengen peluk?" ucap Anita, Yoshi justru mengeratkan pelukannya. "Biarin...kapan lagi ada kesempatan peluk kamu kalo gak sekarang. pengen lebih sih...tapi sayangnya belum nikah." Anita memukul punggung Yoshi. "Apaan sih kak...lepas ih" Anita berusaha melepaskan diri tapi Yoshi justru mengeratkan lagi hingga dia susah bernafas. Yoshi terkekeh saat Anita tersengal-sengal, lalu dia mengelus pipi Anita. "aku pamit sekarang ya...salam buat Steve kalau dia jadi kesini." Anita melongo mendengar itu. Sebenarnya juga belum rela kalau harus pisah lagi sama Yoshi. "Sekarang ya?" "Iya nanti aku kirim foto yang tadi" "Iya..kak Yos hati-hati ya dijalan" Yoshi mengangguk lalu mencium punggung tangan Anita lama. "Aku pamit ya..." "Iya..." Anita melambaikan tangannya pada Yoshi. Dia baru masuk kedalam setelah mobil Yoshi menjauh dari kos nya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN