Malam ini kamar Anita sangat ramai. Bagaimana tidak, ada Steve dan Asyifa yang datang sehingga Mirna juga bergabung.
Cemilan yang dibelikan Yoshi kemarin ternyata memang enak untuk mengganjal perut mereka yang lapar.
"Steve kenapa sih dari tadi kayak murung aja?" tanya Asyifa sambil memasukkan sebutir coklat berisi kacang ke mulutnya.
"Ga da apa-apa" jawab Steve cuek sambil memainkan game ditangannya. Mirna dan Anita hanya menukar pandang tanpa menjawab.
"Eh..3 bulan ga ketemu kenapa kamu jadi gemuk gini sih?" ucap Anita yang menyadari kalau lengan Asyifa menyimpan banyak lemak.
"Ini sih gara-gara kak Adrian sering ngajakin makan" Asyifa tetap lanjut nyemil.
"Cie...yang udah dapetin gebetannya!!" Ledek Mirna. Namun Asyifa melengos.
"Gimana mau dapetin kak Adrian coba, kalau kak adriannya cuma modus pengen vicall si Nenek. Tiap kali ngajakin bareng ujung-ujungnya pengen vicall dia tuh" Asyifa menunjuk Anita.
"He..he...dia cemburu Mir.." Anita menoyor lengan Asyifa yang sekarang dipenuhi lemak.
"Tenang...Anita ga bakalan rebut dokter Adrian. Dia dah mau nikah.." Balas Mirna.
"Oh ya...kalian dah mau nikah?" Asyifa menunjuk Steve dan Anita.
"Rahasia...apaan sih Mir.." Anita melotot pada Mirna. Dia tidak mau Steve tersinggung lagi.
"kok rahasia sih...oh ya hampir lupa. Seminggu lagi aku ikut wisuda"
"hah!" Anita dan Mirna saling berpandangan.
"Loh udah selesai penelitian sama prof Gamal?" Anita mendekat pada Asyifa.
"Yup...selesai! dan aku udah dapet rekom buat langsung kerja di RS O****d"Asyifa menepuk dadanya. Mirna dan Anita menghambur memeluknya. Steve masih setia main gamenya.
Saat heboh begini ponsel Anita bergetar lama sekali.Drrrt...drrrt....Anita meraih ponselnya dan mengusap layar. 25 pesan dari kak Yoshi.
Anita agak menjauh dari mereka lalu melihat isi pesan. Ternyata foto-fotonya dengan Yoshi. Anita tersenyum.
Anita
[Sudah sampai?]
Yoshi
[Sudah dari tadi ini istirahat sambil makan]
Anita
[aku lagi ngumpul sama temen2]
Yoshi
[oke lanjut saja]
Anita menutup ponselnya lalu duduk disebelah Steve.
"Diem aja dari tadi? ga mau makan ini?" Anita menyodorkan kacang gepuk. Steve tidak menjawab tapi mengambil sebutir. Tanpa melihat kearah Anita.
Mereka saling diam tanpa tahu obrolan apa yang bisa dibicarakan. Rasanya aneh melihat Steve kayak gini, dia jadi pendiam kalaupun bicara maunya dengan Mirna. Steve berusaha mengacuhkan Anita padahal sebenarnya dia sangat peduli. Tapi Steve tidak mau Anita kecewa padanya lagi.
Hal yang paling tidak enak didunia ini adalah berpura-pura.
***
"Selamat ya Syifa!" Anita dan Mirna memeluk Asyifa erat. Setelah sesi foto bersama mereka menghampiri orang tua Asyifa.
"Mama Lina...Nenek..." Anita bergantian menyalami mereka dan mencium tangan mereka. Begitu juga dengan Mirna.
Mereka berbincang sebentar sebelum Asyifa menuju tempat para wisudawan.
Asyifa menuju tempat duduk yang sudah diatur oleh panitia. dia berada dijajaran paling depan. Sedang Anita dan keluarga menuju tempat para undangan.
Akhirnya Asyifa wisuda setelah dia menunda untuk mengikuti wisuda karena ingin mengadakan penelitian terlebih dulu sebelum skripsinya diujikan.
Asyifa mahasiswi dengan IPK tertinggi tiap tahun di fakultasnya. Banyak mendapat tawaran dari para dosen untuk menjadi asistennya tapi ditolaknya karena dia memilih untuk melakukan penelitian bersama profesor Gamal.
Asyifa membawa dua penghargaan dari kampus, pertama lulusan terbaik dan predikat cumlaude. Asyifa memang pintar dan telaten dalam bidang yang ditekuninya.
Wajah cantiknya terlihat semakin cantik dengan menggunakan kebaya hari ini. Banyak sekali foto yang mereka ambil. Dengan dosen dengan teman seangkatan dan juga dengan sahabatnya.
Asyifa tidak ikut pulang bersama keluarganya melainkan kerumah keduanya yaitu kosan Anita. Mama dan nenek Anita sudah biasa dengan hal itu. Bahkan Anita sudah dianggap seperti anak sendiri.
"Nanti malam kalian pulang kerumah Mama ya, kita adakan syukuran kelulusan Syifa" ucap mama Asyifa ditujukan pada Anita dan Mirna.
"Tentu Ma...boleh undang temen gak ma?" tanya Anita sambil memeluk lengan Mama Asyifa.
"Boleh dong bawa temen yang banyak, cowok juga boleh biar kenalan sama Asyifa"
"Ih..mama apaan sih. Syifa sudah punya cowok impian ya..."
Mama Asyifa hanya tersenyum.
"Mama sama nenek pulang dulu, mama tunggu dirumah"
"oke ma..."
Ketiganya kemudian mencium takzim punggung tangan kedua orang itu.
"Setelah ini kamu mau ngapain?" tanya Mirna pada Syifa.
Sampai di kosan Mirna pamit ke kamarnya. Asyifa masuk ke kamar Anita seperti biasanya.
"Aku janjian sama kak Adrian dia yang mau traktir aku kalau aku bisa cumlaude" Asyifa menghapus riasan wajahnya.
"Kenapa dihapus make up nya? cantik loh kamu. biar kak Adrian klepek-klepek" Anita menyayangkan Asyifa yang menghapus make up nya. padahal dia terlihat sangat cantik hari ini.
"Gak ah...kak Adrian itu sukanya sama muka yang polosan tanpa make up. Dia aja suka banget kalo lihatin kamu." Anita memutar matanya.
"Jadi ceritanya cemburu nih?" Asyifa mengangkat bahunya. "kan aku udah punya calon suami sekarang, masih aja cemburu. lagian dokter Adrian juga udah aku bilangin kalau aku mau nikah"
"Hah...yang bener? trus kak Adrian gimana reaksinya pas kamu bilang dah mau nikah?"
"..." belum juga Anita menjawab Asyifa sudah bicara lagi.
"Eh tapi kapan kamu ngomong gitu sama kak Adrian? kalian ketemuan? kak Adrian telpon? kok aku gak diajak sih!" Anita memutar kepalanya jengah.
"sudah ah...kamu pikir sendiri aja" Anita menbanting pantatnya ke kasur.
"Eh...nenek marah. iya-iya jawab satu aja"
"Aku gak sengaja ketemu kak Adrian, lalu kami bilang kalau kita mau nikah. Dia percaya aja tuh" ucap Anita sambil melihat piagam Asyifa.
"jadi kapan kamu nikahnya? Doa in aku dong biar cepet nikah juga?" Sampai saat ini Asyifa masih mikir kalo calon suami Anita itu Steve.
"Steve gak kesini ya? dia gak nemenin kamu beli buku?" tanya Asyifa.
"aku nitip sama Steve paling juga dia sudah beli." jawab Anita yang memang tadi chat Steve untuk dibelikan buku sekalian.
"Skipsimu gimana? udah kelar?"
"sudah...tinggal Konsul ke profesor Gamal"
"Enak banget kan dibimbing sama prof Gamal? maugabung di tim penelitian gak? nanti aku tanyain deh sama prof Gamal"
"Boleh sih...tapi untuk sekarang aku sibuk sama Ners aku" Anita tiduran di kasur sambil membaca buku. "Aku masih mau menyebar quesioner lagi nih di Rumah Sakit untuk perbandingan aja mungkin sebulan lagi aku baru bisa serahin ke prof Gamal"
"Oke...aku yakin kamu pasti dapet nilai baik, yang aku tahu Anita itu ga mau kalah sama siapa pun jadi dia pasti memberikan tulisan terbaik untuk prof Gamal." Asyifa berlagak seperti seorang penyair yang sedang memproklamirkan puisi andalannya.
Anita mencubit pinggangnya. Mereka tertawa bersama. Asyifa dan Anita saat bersama selalu saling menggoda.
"udah jam 1, aku kedepan ya kak Adrian mau jemput" ucap Asyifa sambil meraih tas kecilnya.
"Jangan bilang kalau aku kos disini, awas kalau kamu bilang!" ancam Anita.
"Oke nek...aku bilang ini kosan Mirna"
"Balik sebelum jam 4 nanti kita ke rumah mu bareng Steve"
"Baik nenek...cucu mengerti" Asyifa membungkukkan badannya sambil mengayunkan tangan ke arah muka tanda setuju. Setelah itu dia langsung berlari agar tidak terkena lemparan bantal Anita.
Baru saja Asyifa keluar ponselnya sudah Berdering. Anita mengambil ponselnya. Rupanya Yoshi meneleponnya.
Anita mengerutkan dahinya, ini baru jam 1 tidak biasanya dia telepon siang begini.
"Assalamualaikum kak Yos"
"walaikumsalam sayang..." Sayang...Anita tersenyum malu meskipun Yoshi tidak tahu. Dia memanggilnya sayang! Seketika hati Anita berbunga-bunga.
"Lagi apa kamu? Aku tiba-tiba aja kangen banget sama kamu? lagi mikirin aku ya?" ucap Yoshi dari ponselnya.
"Kalau iya kak Yos mau kesini?" goda Anita.
"ya maulah...ngapelin calon istri" tantang Yoshi. yang membuat Anita bertanya-tanya. Jangan-jangan dia sudah disini?
"tunggu kak Yos lagi dimana sekarang?"
"Aku? pastinya masih diRumah Sakit dong. Memang kenapa? kangen banget ya sama calon suami?" Terdengar tawa kecil Yoshi dari seberang.
"Kak Yos..pasti lagi becandain aku kan?"
"Nggak bercanda...1jam lagi aku ke kos ya? Mau dibawain apa?" ucap Yoshi kalem tanpa emosi.
"Serius? Kak Yos ada di solo?" tanya Anita dengan antusias.
"Iya sayang...aku di solo. Diajakin antar pasien ke solo ya Ayuk ajalah he..he..." Anita sangat senang bisa ketemu langsung sama Yoshi lagi. Tapi tunggu..undangan mama Asyifa gimana nih? Aduh kenapa barengan gini? apa sekalian diajak ke rumah Asyifa aja ya kak Yoshi.
"Kok jadi diem?" Yoshi bingung kenapa Anita lama gak jawab teleponnya.
"Eh..ini kak Yos. Asyifa kan wisuda hari ini trus mamanya ngundang temen-temen ke rumah Asyifa gitu."
"Trus...kamu gak mau ketemu sama aku?"
"Gak gitu, kalau kak Yos mau ikut barangkali?"
"Aku gak bisa lama disini karena bareng tim. Aku minta waktu 2 jam sama mereka buat ketemu kamu. Gimana kamu bisa kan?"
"Bisa..bisa..." jawab Anita cepat.
"Dah gak sabar ya ketemu sama calon suami?" goda Yoshi lagi.
"Kak yos ih....tadi aku pikir kak Yos bisa temenin aku gitu. Kalau ga bisa gapapa juga yang penting bisa ketemu"
"Oke tunggu ya...satu jam lagi aku sampai di kos kamu."
"Oke kak, aku tunggu didepan kos ya nanti"
"Iya... assalamualaikum"
"walaikumsalam"
Yes...ketemu lagi sama kak Yoshi. Anita memekik kegirangan. Tanpa disadarinya dia memeluk bantal yang dilemparnya tadi sambil dicium-cium.