28. Kamu yang pertama

1385 Kata
Anita keluar dari ruang ujian. "Yes!! Alhamdulillah...." Anita sumringah memamerkan senyum terbaik. Diluar sudah ada Steve dan Mirna yang menyambutnya. ketiganya bergandengan dan mengucap syukur lalu TOS ala mereka. Ujian skripsi sudah dilalui Anita hari ini. Dia sah ikut wisuda bulan depan. Hasil yang sangat memuaskan bagi Anita hari ini, bahkan dua profesor penguji hari ini sangat puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh Anita. Profesor Gamal dan profesor Edi memberikan berbagai pertanyaan yang cukup sulit dan rumit. bahkan Anita adalah peserta ujian dengan waktu paling lama hari ini. 1jam 20 menit Anita membahas hasil penelitian dengan pertanyaan yang mendalam dari kedua profesor itu. Bahkan Bu Melly dosen pembimbingnya sudah ketar-ketir takut kalau Anita tidak bisa lulus ujian hari ini. Dan ternyata dugaan Bu Melly salah, justru dua profesor itu sangat antusias dengan hasil penelitian Anita sehingga beliau menanyakan banyak hal padanya. Mirna dan Steve sudah lebih dulu ujian dua hari yang lalu, Mirna juga lulus meski harus revisi sedikit hasil kajiannya. Beruntunglah hasil belajar mereka cukup memuaskan. Steve juga mendapat hasil yang memuaskan. Ketiganya kini sudah berada di Kafe Bening, memesan beberapa makanan untuk merayakan kelulusan mereka. Steve duduk disebelah Anita dan Mirna duduk diseberang meja. senyum tak pernah lepas dari ketiganya. Sayang Asyifa sedang dinas di Rumah Sakit sehingga tidak bisa ikut merayakan. Asyifa sudah bekerja di Rumah Sakit dengan rekomendasi dari profesor Gamal. Anita sebenarnya ingin video call dengan Yoshi tapi dia juga sedang dinas pagi takut mengganggu pekerjaannya. Biarlah dia menunggu Yoshi menghubunginya lebih dulu. Mereka menikmati makanan dan minuman diselingi dengan obrolan dan saling menggoda satu sama lain. Anita merasa ada notifikasi dari ponselnya lalu dia membukanya. Ternyata Yoshi mengirimkan sebuah video lagu padanya. Anita lalu membuka pesan itu dan memutar lagu yang dikirimkan Yoshi. Yoshi [Marry you, Bruno Mars] Terdengarlah lagu romantis itu dari ponsel Anita yang kemudian mendapat atensi dari Steve dan Mirna. "Kenapa dengan lagunya?" tanya Steve sambil menengok ponsel Anita, sedang Anita tersenyum sambil memandangi ponselnya. "Ini kiriman dari kak Yosh" jawab Anita. "Ye...yang mau diajak nikah sudah sampai mana nih?" celetuk Mirna. "Kalian beneran mau nikah secepat ini?" tanya Steve ingin memastikan. "Pengennya kak Yosh begitu, tapi aku masih pingin berpetualang nih kerja sambil mau belajar lagi" "Gapapa Yoshi pasti ngijinin kalo kamu mau belajar lagi. Dia juga masih ingin kuliah lagi katanya" ucap Steve enteng. Anita memperhatikan Steve dengan seksama. "katanya? Kamu....?" selidik Anita yang juga diangguki Mirna. Setahu Mereka Steve paling anti tuh dengar kabar tentang Yoshi apalagi sampai menyapa. tapi ini katanya? jadi parno kan kalau mereka ketemuan trus berantem. "Minggu kemarin aku negokin Arlan, gak sengaja ketemu calon suami Lo trus ya gitu deh...kita ngobrol banyak Sampek seharian" Ha...seharian? yang bener aja. KiSteve menjawab dengan cuek. Ga tau apa kalau Anita dan Mirna sampai tahan nafas pengen dengar penjelasan Steve. "Oh ya...kalian ngobrol enak? ga berantem kamu sama Yoshi?" tanya Mirna heran. "Yaelah Mir...ga percaya amat sih? Aku bahkan benar-benar merelakan Anita untuk Yoshi setelah ngobrol banyak kemarin" Steve menyeruput Es selasihnya sedang Anita dan Mirna masih melotot tak percaya. "Aku jadi tahu kalau Yoshi itu lebih bisa bersikap dewasa dan gak gampang emosi kayak aku. Dia memang pantas buat kamu Nit. Kalian baik-baik ya nanti kalau udah nikah" Steve memandang Anita serius meyakinkan Anita kalau dia memang benar sudah merelakan segala hal tentang Anita. Mirna yang mendengarnya turut senang, namun senyum Mirna sangat aneh hingga membuat Anita curiga. "Kamu kenapa Mir? kayaknya kamu agak sedih?" tanya Anita yang kemudian membuat Steve juga ingin mengintrogasinya. "Dia sudah beberapa hari ini kayak gitu Nit, ga tau tuh aku tanyain diem Mulu dari kapan hari" "Aku diputusin, dia bilang udah ga bisa jalan lagi sama aku. Mungkin dia udah menemukan cewek lain lagi dibelakang aku" Mirna menunduk sambil minum es jeruk nya. "Karena jadwal praktek kita, aku jadi jarang ketemu dia. Kalau aku free dia sibuk, kalau aku sibuk dia free. Begitu terus Nit dan hubungan kami jadi hambar gitu, tiap ketemu bingung mau ngomongin apa." Jelas Mirna lagi. "Kamu terima gitu aja Mir? saat dia bilang putus?" tanya Steve. "Ya iyalah...mau ngeyel gimana kalau dia bilang udah ga bisa jalan lagi? aku bukan kamu ya Steve!" "Eh...kenapa jadi aku yang salah?" Steve jadi sewot sekarang. "Udah! biarin putus yang penting sudah lulus ya kan...!" "Betul itu!! los Dol pokoknya" jawab Mirna keras kemudian mereka berdua TOS. "ye..bilang aja lu emang udah ga cinta sama cowok lu" ejek Steve. "Entah..makin kesini makin ga jelas perasaanku padanya. jadi ya udah bubar aja" "Ya betul Mir...ga usah sedih sekarang kita kan sudah lulus ya kan!!" Sahut Anita, keduanya cengengesan sambil colek hidung. "Jangan lupain tuh Minggu depan kita Uji kompetensi Ners. jangan gagal juga, malu-maluin kalau ga lulus" Anita dan Mirna jadi lemas lagi mengingat ujian Ners Minggu depan. Ini adalah penentuan nasib mereka kedepannya sebagai seorang perawat. *** Anita menerima video call dari yoshi. "Assalamualaikum kak" sapa Anita. "walaikumsalam, gimana hasilnya ujian kamu? lulus kan?" "Ya Alhamdulillah aku seneng banget kak, aku lulus dengan nilai baik" "Oh ya! aku yakin kamu dapat cumlaude juga" Yoshi nampak melepas jas dokternya. Rupanya dia masih dirumah sakit, mungkin baru selesai jam dinas. Sekarang yoshi beneran sudah jadi dokter, bekerja bersama profesor Abdi di Semarang. "Doain ya kak bisa cumlaude. Minggu depan aku ujian Ners. Kak Yosh kapan ke Solo?" Anita menatap layar diponsel memperhatikan aktivitas Yoshi selesai jam dinas. "Ini aku langsung ke Solo, malam nanti tunggu di kos ya" Yoshi menjawab sambil mencuci tangannya. "Ga capek? klo capek berangkat besok pagi aja" "Ga mau ketemu aku ya kamu? atau sudah janjian sama Steve mau keluar?" Wah...nada-nada kayak gini nih pertanda kalau dia bakalan ngambek kalau ga diturutin. "enggak kak..aku di kos aja Lo...lagi belajar nih buat UKOM Minggu depan" Anita buru-buru mengangkat buku tebalnya yang memang tadi dia baca. Yoshi yang disana manggut-manggut tersenyum sambil berbalik badan. "Oke... tunggu di kos sampai aku datang. Aku berangkat sekarang, Assalamualaikum" Yoshi langsung memutus video callnya. Bahkan Anita yang menjawab salam hanya bisa mengedipkan matanya bengong karena layar langsung menghitam. *** Yang di tunggu sudah datang, dan disinilah mereka sekarang duduk dilantai di rumah kontrakan yoshi. Rumahnya masih kosong belum ada apapun bahkan mereka duduk hanya beralas koran. "Kak rumah ini?..." Anita penasaran karena dari tadi Yoshi hanya diam. "Ini rumah kita" jawab Yoshi singkat sambil tersenyum. Anita tidak mengerti dengan jawaban Yoshi. "Rumah ini aku sewa karena mulai besok aku kerja Di HJJ. Aku sudah bosen Jauhan terus sama kamu" Yoshi mendekat hendak memeluk tapi dicegah Anita. "Jadi kak yosh pindah kerja?" Anita mengerutkan dahinya. "Iya..kamu gak suka?" "Bukan gitu. Tadinya aku mau susulin kak yosh ke Semarang kerja disana bareng" Yoshi mencubit hidung Anita. "Klo kamu ke Semarang siapa yang jagain ayah Hem...?" benar juga sih tapi tunggu kak yosh dah mikirin itu? wah ini beneran mau nikah sekarang? Aduh gimana kalau kak yosh minta nikah Minggu depan? "Kamu kenapa? jangan mikir aneh-aneh deh" kak yosh menyentil dahi Anita yang mengerut. "Aww..." Anita kesakitan. "Yuk kedepan...bentar lagi mereka datang" Ajak Yoshi sambil menggamit lengan Anita untuk bangun dari duduknya. Mereka? mereka siapa sih? Anita tidak mengerti. Yoshi ini kebiasaan kalau ngomong sepotong-sepotong bikin penasaran terus deh. Dari kejauhan ada dua kendaraan yang sepertinya menuju rumah ini. Dan ternyata betul. Dua kendaraan itu berhenti didepan rumah ini. Mereka ternyata Mama, papa, dan adik Yoshi dan juga jasa pengantar barang. Barang-barang itu pasti dari kontrakan Yoshi di Semarang. Mereka menurunkan perabotan dan juga yang lainnya dibantu kurirnya. meja kursi lemari dan dipan sudah ditaruh ditempatnya, sedang barang yang lain masih berada didalam kardus. Mama Yolein yaitu mamanya kak yosh membawa minuman dan beberapa camilan. Papa Arashi dan Innara mengikuti di belakangnya. "Kalian berdua sini dulu, Beresin nanti aja itu" perintah mama Yolein. Yoshi memberi kode pada Anita untuk cuci tangan dengannya. Setelah cuci tangan Yoshi dan Anita bergabung. Yoshi tetap duduk disebelah Anita. "Mas Yoshi duduk sama papa aja deh. aku kan juga pengen Deket sama mbak Anita" celetuk Innara yang langsung mendorong Yoshi agar memberi tempat. Innara memeluk lengan Anita dengan sayang. Yoshi hanya bisa geleng kepala melihat tingkat adiknya itu yang sejak berkenalan dengan Anita langsung nempel terus. Yoshi membuka tutup botol minum lalu menyerahkan pada Anita. "Loh..mama ga dibukain sekalian?" goda mama Yoshi. "mama kan ada papa?" jawab Yoshi sambil melirik Papanya. "Biasanya juga mama yang bukain buat papa" lantas keduanya tertawa sedang mama merengut saja. "Yah..papa"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN