Akhirnya Mirna membahas rencana keberangkatan mereka ke kampus besok. Yoshi berjanji akan mengantar mereka.
Setelah meminta ijin pada pak Agung Yoshi mengajak Anita keluar dan Mirna pun pamit.
Yoshi mengajak Anita ke tempat jajanan. Setelah mobil berhenti Yoshi tidak segera turun tapi menoleh pada Anita dengan senyum lebarnya.
"Anita...boleh tidak kalau aku memelukmu? sekali ini saja ya..boleh ya?" Anita yang mendengarnya sedikit terkejut dan jadi salah tingkah.
"Aku sudah menahannya sejak tadi Nit, aku kangen sekaligus bahagia hari ini. Jadi boleh ya?" Anita bingung mau menjawab apa. Meskipun dia juga ingin tapi kan malu kalau bilang terus terang.
"em...i..iya.." Dengan malu-malu Anita mengatakannya. Yoshi mendekat kearah Anita dan memeluknya. Menumpahkan segenap kerinduan dan kebahagiaannya hari ini. Dia memeluknya erat sambil mengelus rambut panjang Anita. Yoshi memberanikan diri mengecup rambut Anita lalu melepaskannya. Mengajak keluar dari mobil sebelum kebablasan he..he...
Bagaimanapun Yoshi laki-laki normal yang bisa hilang kendali. Apalagi bersama gadis pujaan hati.
Setelah berkeliling dan membeli beberapa camilan Yoshi dan Anita kembali ke mobil. Dua kantong kresek besar.
"Kenapa banyak sekali?" Anita bertanya pada Yoshi.
"Yang ini buat dibawa ke kosan, yang ini nanti buat ayah dan Mirna" ucap Yoshi sambil menunjuk kantong yang berbeda.
Keduanya kembali kerumah Anita. Tidak banyak yang mereka bicarakan, hanya jari Yoshi tidak lepas menggenggam jari Anita.
Sampai dirumahnya Anita menurunkan satu bawaan diikuti Yoshi yang kemudian pamit pada Ayahnya.
***
Tap lovenya ya kakak.....
Pagi-pagi Yoshi sudah berada di depan rumah Anita. Dia sengaja belum turun dari mobilnya karena memang terlalu pagi he..he... Sejenak dia mengirim pesan pada Papanya.
Yoshi
[Pa...bulan depan Yoshi boleh nglamar anak orang gak?]
[Ayahnya sudah setuju nih klo Yoshi mo lamar]
tidak menunggu lama pesan itu sudah dibalas oleh papa Yoshi. Pak Irwan.
Papi
[Papa sih oke]
[kirim fotonya papa juga pingin tahu nih calon mantu]
Yoshi
[makasih pa...mantunya papa orang baik dan pinter pasti mama papa suka sama dia]
[Nanti aku kirim fotonya, dia masih mandi"
Tidak lama setelah pesan terkirim tina-tiba ponselnya berdering. Yoshi langsung menjawabnya.
"iya pa?"
"Yos...jangan bilang semalam kamu nginep di Rumah cewek kamu!" Yoshi menjauhkan sedikit ponselnya karena teriakan papanya.
"Ya ampun papa...ya enggaklah! Yoshi nginep di kos Adrian"
"Trus sekarang kok tahu klo dia lagi mandi?"
" ya nebak aja papa...kan Yoshi Dateng ya kepagian. ini juga masih didalam mobil belum masuk rumahnya." Yoshi sedikit menahan tawa.
"Pindah video call...papa ga percaya sama kamu"
"Ampun papa...iya. Yoshi ganti nih ke video" ucap Yoshi sambil menekan tombol video call di layar ponselnya.
"Gimana papa percayakan?"
"Hah...papa lega...kamu ga boleh nginep dirumah cewekmu malu-maluin papa tau. ya sudah nanti kirim foto cewekmu papa mau lari pagi"
"iya papa tunggu rumahnya dibuka" papa Yoshi mengangguk dan menutup panggilan itu.
Tak lama Rumah Anita juga sudah dibuka pintu pagarnya oleh Pak Agung. Yoshi keluar dari mobilnya.
"Pagi pak... Assalamualaikum" ucap Yoshi sambil menyalami Ayah Anita.
"Loh nak Yoshi sudah lama disitu?" tanya Pak Agung heran melihat Yoshi sudah didepan rumah aja sepagi ini.
"Sekitar 15 menitan pak" Yoshi menggaruk tengkuknya, Merasa tak enak dengan ayah Anita.
"Masuk aja Anita masih buat sarapan. Bapak mau beli lauk ke depan" Yoshi mengangguk lalu bergegas ke dalam Rumah.
Didapur Anita sedang memasak, tanpa dia sadari Yoshi memperhatikannya dari pintu ruang tengah.
Saat Anita menata makanan di meja makan barulah Anita menyadari kalau sosok itu adalah Yoshi bukan ayahnya.
"Kak Yoshi? kok sudah disini? kapan datang?" ada rasa bahagia bisa bertemu dia lagi meski banyak terkejutnya.
"Sudah sejak tadi" Yoshi mendekat kearah meja makan tapi dia tidak duduk, dia mendekati Anita. "Nit..bisa balik badan?" tanya Yoshi.
"Balik badan? kenapa emangnya kak?" Anita heran.
"Ayo balikkan badanmu" Anita menurut saja dia segera membalikkan badan. Mungkin ada kejutan yang mau dia berikan hingga aku tidak boleh melihat, batin Anita.
Setelah Anita membalikkan badan ternyata Yoshi tiba-tiba memeluknya dari belakang. Anita kaget saat Yoshi memegang tangannya lalu memyilangkan tangannya didepan tubuhnya.
Yoshi memeluk Anita dari belakang sambil menyilangkan tangan mereka berdua. Anita hendak menolak dan memberontak tapi Yoshi segera berbisik sambil memasang ponsel yang sudah digenggamnya.
"Sebentar saja, lihat depan dong..." Cekrek...suara kamera ponsel.
"Ih...kak Yoshi apaan sih..aku masih jelek banget loh! hapus..hapus.." teriak Anita menyadari Yoshi mengambil potret mereka berdua. Yoshi tergelak tetap memeluk Anita.
"Papa pengen lihat calon mantunya. Pulang dari sini nanti siap-siap buat lamar kamu"
Yoshi melepas pelukannya takut Pak Agung kembali.
Yoshi duduk di kursi sambil mengirim foto yang diambilnya tadi dengan caption
[Baru selesai masak] Yoshi menunggu balasan dari papa nya tapi ternyata mamanya sekarang video call.
"Yoshi...mana calon mantu mama? pengen lihat" nampak dilayar ada mama sama papanya. Yoshi segera mengalihkan kamera ponselnya ke Anita yang sedang membuat 3 cangkir teh.
"kelihatan kan ma?" tanya Yoshi sambil berbisik agar Anita tidak menyadari kalau dirinya berada didepan kamera.
Mama dan papanya kompak mengacungkan jempol. Yoshi segera mengakhiri panggilan itu karena Anita datang meletakkan teh dimeja.
Pak Agung datang dengan membawa beberapa lauk yang dibeli. Anita menatanya di meja
"Nit kamu sarapan sama nak Yoshi dulu Ayah mau buka toko dulu" Pak Agung tidak menunggu jawaban langsung menuju tokonya uang berada di depan rumah.
"Makan dulu kak" Anita duduk di kursi sambil menuangkan nasi ke piring Yoshi dan piringnya. Lalu menawarkan beberapa lauk pada yoshi.
Melihat semua ini kenapa sudah mirip sepasang suami istri. Yoshi tersenyum membayangkan nanti setiap hari makan bersama dan dilayani istri.
Tanpa sadar Yoshi terus tersenyum memandangi Anita. Bahkan teguran Anita untuk segera makan tidak didengarnya.
"kak...kak.. Yoshi...!" Anita menoellengan Yoshi.
"eh..iya Anita?" Yoshi segera fokus kembali pada piring dihadapannya.
"makan...kenapa senyum melulu?"
"Bayangin kamu...kalau setiap hari kayak gini pasti makanku banyak."
Anita sampai merona mendengarnya. Tapi Anita tetaplah Anita yang tidak mudah dirayu dan kewarasannya segera kembali.
"kalau gitu kakak banyakin sarapannya"
Setelah menghabiskam sarapan mereka pak Agung masuk. "Ayah mau makan sekarang?"
tanya Anita lembut pada ayahnya.
"Ayah tadi sebenarnya sudah sarapan sama pak Lik mu diwarung tadi. Ayah juga bilang kalau kamu mau dilamar orang" Yoshi dan Anita saling berpandangan.
"Saya juga sudah memberi kabar papa dan mama pak. untuk waktunya saya serahkan pada Bapak dan Anita" Yoshi menimpali Pak Agung. Pak Agung sebenarnya cukup puas dengan jawaban Yoshi tapi dia berusaha tetap cuek seolah tidak peduli. Padahal didalam dadanya sudah bersorak bahagia karena putrinya akan mendapat jodoh.
"Sudah...kalian bicarakan sendiri saja kapan waktunya Ayah nurut saja. kalau tanggal nikah nanti orang tua yang tentukan."
Pak Agung mengambil cangkir teh buatan Anita dan duduk dengan mereka.
"Ayah..Anita sebentar lagi berangkat ke kosan. Ayah ikut antar ya?" tanya Anita.
"Hmm..sama nak Yoshi saja. Ayah terlanjur buka toko itu" tangannya menunjuk ke depan rumah.
"ya udah deh" Anita agak kecewa karena Ayahnya tidak ikut mengantar. Pak Agung sebenarnya memberi kesempatan pada mereka berdua. Pak Agung tahu kalau mereka jarang ketemu. Jadi Ayah yang pengertian sedikit.
Anita menuju kamarnya untuk bersiap-siap ke kosan. Beberapa barang sudah disiapkannya sejak malam tinggal beberapa baju saja yang akan dibawa.
Keluar dari kamar Anita melihat ayah dan Yoshi sudah pindah di ruang tamu sedang mengobrol. Lalu dia menghampirinya.
"Ayah ga mau nganterin Anita?" tanya Anita sedikit kecewa. Tapi ayahnya tersenyum.
"Putrinya ayah sudah besarkan? juga sudah bisa jaga diri.." Pak Agung mengelus kepala anaknya. Anita memeluk ayahnya.
Dia memang selalu manja sama ayahnya. maklumlah sejak SD dia hanya punya Ayah. Ibunya meninggal karena sakit.
Yoshi menyaksikan interaksi Anita dan Ayahnya ikut terharu. Berbeda dengan Anita yang ayahnya lembut, ayah Yoshi sangat keras bahkan sering memukulnya kalau dia berbuat salah. Tapi itulah orang tua apapun yang dilakukannya karena ingin mengajarkan kebaikan pada anaknya.
Kadang hanya sudut pandang saja yang membuat kita salah paham. Orang tua ingin menyayangi anaknya dan anak ingin diberi kasih sayang oleh orang tuanya.
Meskipun ayahnya begitu keras dia tahu kalau ayahnya menyayanginya dan juga adik-adiknya.