Pagi ini Steve sedang duduk di kamarnya saat Mirna mengirim pesan untuk ketemuan dirumah Anita. Steve menghela nafasnya sebelum akhirnya membalas singkat pesan Mirna.
[Ya] tombol send dan langsung berwarna biru.
[Aku berangkat sekarang] ponsel Steve bergetar lagi mendapat pesan dari Mirna. Entahlah ini perasaannya saja atau apa tapi sejak Anita menolaknya mengapa Mirna jadi sering mengirim pesan dan ngajakin ketemuan? Padahal dia sudah punya pacar kan? buru-buru Steve membalas pesan Mirna.
[Gak jadi...ketemuan di kampus aja HR Senin]
Mirna
[gak pengen ketemu Anita?]
Steve
[gak]
Mirna
[oke...aku sendiri aja]
Mirna menatap layar ponselnya, "Kenapa sih? tadi bilang ya sekarang jadi gak? masih sakit hati aja tuh orang!" Mirna menggelengkan kepalanya.
Rumah Mirna hanya berjarak 5 Km dengan rumah Anita, saat dia sampai dirumah itu nampak sepi bahkan pintu depan belum terbuka.
Mirna masuk ke halaman rumah Anita yang memang lebih luas dengan rumput hijau dan buah-buahan. Mirna sedang mengamati pohon srikaya yang sedang berbuah ketika ayah Anita menyapanya.
"Loh..ada mbak Mirna disini?" Mirna sedikit kaget tapi langsung menyalami pak Agung yang nampak membawa tas karung.
"Iya pak, Anita ada pak?"
"Sebentar lagi juga sampai, di kerumah Bulik nya ngantar belanjaan. ayo masuk dulu"
"iya pak" Mirna mengikuti pak Agung kedalam rumah.
Belum sampai Mirna duduk di sofa ruang tamu terdengar ada mobil berhenti didepan. Mirna tidak jadi duduk lalu keluar lagi melihat siapa yang datang.
Seseorang turun dari mobil itu awalnya dia mengira itu Steve tapi setelah diperhatikan itu bukan Steve.
Seorang pria muda tinggi dengan bajunya yang rapi jangan lupakan wajahnya yang tampan dan manis. Mirna memperhatikan wajah itu tanpa sadar sampai orang itu ada dihadapannya pun dia tidak menyadarinya.
Yoshi, ya pria itu Yoshi. Yoshi melambaikan tangannya didepan muka Mirna, tapi dia belum bergeming. Lalu Yoshi menepuk pundaknya.
"Mirna...kamu kok melamun sih?"
"eh..eh...itu..itu...aku pikir tadi.." ah ngomong apa sih ga jelas. gara-gara Mirna kesengsem penampilan Yoshi dia jadi malu sendiri.
"kak Yoshi ya...maaf kak tadi mengingat-ingat." Mirna bingung mau bilang apalagi, untung saja pak Agung datang bersamaan dengan itu motor Anita pun memasuki halaman rumah.
"Loh ada nak Yoshi juga to? ayo masuk dulu itu Anita sudah datang" Mirna masuk lagi kedalam rumah. Yoshi masih diluar rupanya dia menunggu sampai Anita mendekat. Dia menampilkan senyumnya begitu melihat anita.
Ada kebahagiaan yang besar didalam hatinya, entah kenapa setiap melihatnya selalu menimbulkan rasa bahagia tak terkira seperti ini. Meskipun dulu juga hanya dari kejauhan, tapi melihat sosoknya sudah menjadi infus kebahagiaan.
"kak Yoshi? kenapa datang sekarang? bukannya besok?" Anita bertanya dengan heran kenapa Yoshi sampai kesini secepat ini.
"ya..aq ijin hari ini. aku sudah tidak tahan ingin bertemu denganmu" ucapnya Yoshi sedikit berbisik. Anita hanya mampu tersenyum dan menunduk malu.
Kedua saling memandang tampak kerinduan dikedua mata mereka. Mereka hanya mampu saling tersenyum.
Ingin rasanya Yoshi segera memeluk Anita untuk mengurai rasa rindunya. Baru juga seminggu kenapa rasanya sudah lama sekali.
"Ayo masuk kak?" ajak Anita kemudian setelah beberapa menit. Keduanya melangkah beriringan masuk rumah dengan kaki kanan mereka, senyum yang masih mengembang.
Mirna melihat mereka berjalan bersama dengan senyum cerah malah merasa mereka seperti pengantin di film India yang baru saja menikah lalu masuk kerumah mereka berdua.
"hi..hi.." Mirna tertawa lirih sambil membungkam mulutnya sendiri.
"Kenapa Mir?" tanya pak Agung yang membuat Mirna seketika menggeleng.
"Assalamualaikum pak" ucap Yoshi yang tadi belum sempat mengucapkan salam sambil menjabat tangan calon ayah mertua.
"walaikumsalam....Mirna kamu bisa ajak Anita kekamarnya dulu?" ucap Pak Agung serius tanpa senyum. Mirna dan Anita hanya bisa saling memandang tidak mengerti.
Apa gak salah nih..ayahnya menyuruh Mirna mengajak kekamarnya sendiri? Tunggu...disini yang punya kamar aku apa Mirna? Batin Anita.
Wah kenapa tampak serius sekali. Jangan-jangan Ayahnya...
"Mirna cepat bawa Anita kekamarnya jangan keluar dulu kalau belum aku panggil" ucap pak Agung sambil memberi kode dengan tangannya pada Mirna.
"tapi ayah...a.."
"sudah sana dulu. Ayah mau bicara sama nak Yoshi dulu. urusan laki-laki" ah..urusan laki-laki? Kak Yoshi mau diapakan sama ayah? Dengan terpaksa Anita mengikuti Mirna yang sudah menyeretnya ke kamar. tinggal Yoshi dan pak Agung diruang tamu.
"Nak Yoshi.." ucap pak agung santai sambil duduk di kursi menghadap Yoshi yang tampak tenang. "Saya langsung saja ya. Nak Yoshi benar sudah mantap dengan Anita?"
"Iya pak, saya sudah yakin" jawab Yoshi mantap.
"Kalau saya tidak setuju bagaimana?" Hah..Yoshi kaget tapi segera menenangkan dirinya sendiri.
"Saya akan tunggu sampai bapak setuju dan memberi restu pada saya" Yoshi menjawab dengan kalem dan tegas.
"Kalau saya setuju kapan nak Yoshi mau menikahi putri bapak?"
"Secepatnya setelah bapak setuju saya akan bawa keluarga saya pada bapak" jawab Yoshi segera.
"Memangnya keluargamu sudah setuju?" pak Agung nampak acuh saja.
"Saya sudah mengatakan pada papa dan mama saya pak kalau saya sudah punya pilihan untuk dinikahi. saya memang belum membawa Anita pada keluarga saya sebelum bapak setuju. tapi mama sudah tahu foto Anita pak. Sejauh ini mereka mendukung siapa pun pilihan saya." Yoshi menjelaskan. walaupun masih tegang tapi dia tetap bersikap tenang.
"Kalau hari ini saya merestui apa yang akan kamu lakukan?" Yoshi terdiam sejenak dengan pertanyaan ayah Anita ini. Sebenarnya apa ini ujian calon mantu ya? Sebelum menjawab Yoshi menarik nafasnya pelan agar tidak salah menjawab, bisa fatal akibatnya. Jangan-jangan nanti tidak boleh menikah lagi.
"Kalau hari ini bapak memberikan restu, saya akan bertanya pada Anita kapan dia siap untuk menikah dengan saya. Lalu saya pasti akan segera mengabarkan ini pada keluarga saya. Soal menikah...saya tidak bisa memutuskan sendiri. Saya akan menikah ketika keluarga saya dan keluarga bapak sepakat dengan waktunya." Yoshi menjawab dengan tersenyum. mudah-mudahan jawabannya tidak keliru.
"Kalau begitu tidak perlu tanya Anita. kapan kamu siap menikah dengan Anita?"
"Hah..bapak benar mau menikahkan saya dengan Anita?" ucap Yoshi belum yakin.
"Em..em...6 bulan lagi saya siap Pak. Setelah saya menyelesaikan Koas saya dan mendapat sertifikat dokter saya siap menikah pak" ucapnya dengan terbata karena terlalu senang.
Tiba-tiba Anita keluar dari kamar dan buru-buru menghampiri 2 lelaki yang sedang berbincang itu. Rupanya Anita menguping pembicaraan mereka sejak tadi.
"Ayah..." teriak Anita sambil berjalan cepat keruang tamu. Yoshi dan Ayahnya menengok kearah suara itu. "Anita masih praktikum Ayah...kak Yoshi apa-apaan sih 6 bulan lagi aku masih Di Rumah Sakit entah sibuknya seperti apa!"
"Heh...kamu ngapain keluar..ayah belum panggil kamu. ayo cepat masuk lagi!"
"Ayah...Anita mau dengar" bantah Anita yang kemudian bersedekap ditempatnya.
"kalau kamu disini kamu harus nurut apa kata ayah.tidak boleh komentar" Anita tidak mengerti, harus nurut? Anita hanya bisa diam sekarang. Jadilah dia hanya bisa menonton dan memdengarkan pembicaraan mereka.
"Jadi apa keputusan nak Yoshi sekarang?"
Yoshi melirik Anita sebentar yang mengendikkan bahunya.
"Pak bagaimana kalau 3 bulan lagi Anita saya lamar secara resmi? Apa bapak mengijinkannya?"
"Terserah kamu saja, Saya siap kapan saja. Tapi jangan terlalu lama kalau tidak saya akan menikahkan Anita dengan orang lain."
jawab pak agung sedikit mencibir Yoshi kemudian bangkit meninggalkan mereka.
"Kalau begitu aku tunggu lamaran kamu 3 bulan lagi" Tanpa Anita dan Yoshi sadari pak agung rupanya tersenyum dibelakang mereka.
Pak Agung puas dengan jawaban Yoshi tadi. Setidaknya anaknya akan mendapatkan suami yang baik dan bertanggungjawab.
Sementara itu Mirna mendekat kearah Yoshi dan Mirna. "Jadi beneran nih kak Yoshi dan kamu akan menikah?" ucap Mirna sambil tersenyum entah mengejek atau bahagia. Mirna bingung menatap mereka bergantian. Pasalnya Yoshi dan Anita saling bengong dan terpaku.
Tiba-tiba Yoshi berjalan menghampiri Anita meraih jari Anita dan menggenggamnya.
"aku gak salah denger kan Nit? Ayah merestui kita?" Tiba-tiba keduanya tersenyum lebar tanpa sadar saling berpelukan karena bahagia.
"eh..eh..masih ada aku disini! kalian gak malu apa?" teriak Mirna yang membuat mereka sadar dan melepaskan pelukan mereka.
"eh..ma..maaf..Anita..tidak sengaja" Yoshi jadi kikuk sekarang.
Ya mereka tidak pernah melakukan itu sebelumnya. Karena Anita tidak pernah mau disentuh Yoshi bahkan mereka jarang pegangan tangan.
"Beneran deh Mir aku bahagia banget sudah mendapat restu dari ayah Anita." Anita hanya tersenyum dan memeluk Mirna.
"Nit kamu ga boleh nolak, 3 bulan lagi aku pasti akan datang kesini untuk melamar kamu. Dan jangan nolak juga kalo pernikahan kita dipercepat."
"melamar sih boleh aja, tapi menikah? biarkan aku lulus dulu kenapa sih kak?" Anita tidak setuju jika menikah cepat.
"Gapapa nikah dulu lalu setelah menikah kita tetap bisa meraih cita-cita. Aku janji akan biarkan kamu menyelesaikan kuliah dan apapun yang kamu inginkan." Yoshi meyakinkan Anita. dia memegang pundak Anita lembut.
Mereka kembali duduk di sofa. Anita tidak mengatakan apapun lagi karena otaknya sekarang sedang eror dengan kata-kata "menikah" yang terus berputar dikepalanya.
Mirna dan Yoshi hanya memandang heran pada Anita. Kenapa dia bengong? seharusnya kan dia senang karena ayahnya sudah merestuinya dengan Yoshi?
"An..kau kenapa?" tanya Mirna heran sambil menepuk paha Anita. Anita tiba-tiba terbangun dari duduk lesunya membuat Mirna kaget. "Mir...kalau kamu jadi aku..kamu senang tidak?"
"hah...kamu bilang paan sih An..ya senanglah menikah dengan orang yang diinginkan" jawab Mirna spontan.
"Tapi aku masih kecil banget loh..."
"kamu sudah 23 tahun Anita...apanya yang masih kecil?" jawab Mirna sambil terkekeh. sedang Yoshi hanya tersenyum melihat mereka.
"Anita...jangan takut. kalaupun kita nikah cepat aku tidak akan membatasi mu. kau masih bebas meraih impianmu" ucap Yoshi sambil memandang lembut Anita.
***
Halooo ingatkan Mirna kalau tujuannya kerumah Anita karena akan membicarakan keberangkatan mereka besok malam!