"eh..eh..eh..tidak! itu karena..." Anita menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"karena apa?" Yoshi mendekatkan wajahnya sedikit kearah Anita yang membuatnya juga sedikit mundur dari duduknya. "Ayo bilang saja" Yoshi tersenyum jahil.
"itu karena kakak bilangnya calon istri, kenapa bukan pacar saja? langsung kasih cincin lagi, trus ngilang kayak penyihir, gimana aku gak bawa cincinnya coba. aku terpaksa tau kak Nerima kakak" Anita berkata dengan cepat tanpa mikir dulu.
"Terpaksa? kamu terpaksa terima aku?" Yoshi yang tadinya sangat percaya diri sekarang menyusut karena kata-kata Anita. padahal maksud Anita tidak seperti itu. " maksudku..." Anita sekarang yang bingung.
"kalau terpaksa lebih baik pikirkan lagi" Yoshi sepertinya sakit hati dengan kata Anita barusan. Beberapa saat hening diantara mereka.
Yoshi menyesap tehnya yang sudah sedikit dingin. Anita tertunduk saja tidak tahu bagaimana menjelaskan pada Yoshi.
"Sebenarnya..." Yoshi menoleh mendengar Anita mengucapkan sesuatu. "aku benar menerima kak Yoshi kok, tidak terpaksa" Anita malu-malu mengatakan ini. "Sebenarnya aku juga suka kakak sejak..." Anita tidak melanjutkan kalimatnya, dia justru memilin jari-jarinya.
"sejak kapan?" yoshi masih belum berekspresi saat menanyakan ini. "Sejak kak Yoshi minjemin sarung dan gak aku kembalikan" Yoshi mengerutkan keningnya.
"sarung?... kapan itu?" kali ini mata Yoshi nampak berbinar. Jadi Anita juga punya perasan sebelumnya.
"tuh kan..kakak aja lupa..sepetinya aku beneran gak penting" kali ini ganti Anita yang kecewa. Yoshi mengingat-ingat kapan dia pernah minjemin sarung ke Anita. Lalu dia teringat waktu pemotretan dulu.
"oh...itu..waktu kita harus foto sambil disemprot air kan?" akhirnya keduanya tertawa mengingat kejadian itu. Semua basah dan hanya Anita saja yang tidak bawa baju ganti.
Saat itu Yoshi kasihan karena bajunya basah dan dilihat banyak mahasiswa. Dan waktu itu pula belum ada perasaan apa pun.
Setahun sesudahnya mereka diharuskan bergabung dengan pembuatan jurnal kampus lagi, baru saat itulah Yoshi merasa sedikit memiliki perhatian pada Anita.
Sayang fokusnya untuk belajar belum teralihkan sehingga kesempatan untuk berkenalan saja dia abaikan.
"lalu dimana itu sekarang?"
"kemungkinan aku masih menyimpannya di kos" jawab Anita. "sebenarnya bukan kamu yang gak penting, tapi sarungnya" Anita sedikit tersenyum mendengarnya. " kenapa gak kamu kembalikan? jangan-jangan kamu seneng ya nyimpen sarung aku?" kali ini muncul lagi jahilnya Yoshi.
"ya malulah kak...masa ke fakultas kedokteran sambil bawa sarung...ya tengsin lah!" jawab Anita sambil sedikit kesal dan dibalas dengan Yoshi yang tertawa terbahak-bahak.
Gak bisa bayangin Anita yang manis ini datang ke fakultas kedokteran nyari Yoshi cuman buat ngembaliin sarung. Astaga! Yoshi tertawa terpingkal-pingkal.
"oh ya mau jalan sambil cari sarapan?" tanya Yoshi menghentikan tawanya yang kemudian diangguki Anita.
***
"kamu dimana ini? sepertinya tidak di asrama?" tanya Asyifa di vicall.
"em...Syif...sebenarnya ada cowok yang lagi Deket sama aku. dan sekarang aku lagi di rumah dia." Anita tidak mau menyembunyikan hal ini lagi dari Syifa.
"what! siapa cowok itu sampai bisa bikin Anita mau kerumahnya? kenalin dong...atau jangan-jangan itu Steve lagi. aduh ga lucu tau kalo itu Steve..." seperti biasa Asyifa heboh sendiri dengan pemikirannya.
"bukan...aku kenalin ke kamu nanti aja ya soalnya ayah juga belum tahu. sebenarnya dia ga minta aku jadi pacar sih..."
kalimat Anita masih menggantung tapi sudah dipotong saja oleh Asyifa.
"whaaat! kamu gila ya belum jadian udah main kerumah? hallo mana nih Anita yang katanya gak mau terikat sama cowok...eh...sekarang malah ngintilin cowok. udah berubah haluan gitu? sekarang ganti ngejar cowok?"
ya..ya..Anita hanya bisa memutar bola matanya. Asyifa dasar ga jelas nih pikirannya.
"Kamu kenapa? lagi sedeng,heh! kamu tau gak dia mintanya aku jadi calon istrinya dia!"
"whaaat!" aduh Asyifa bisa gak sih kalau gak berisik? lagi-lagi teriak mana ini di loudspeaker lagi.
"bisa anteng gak? kalo gak aku matiin nih" ancam Anita.
"habisnya...aku kaget gitu. eh...emang kamu Nerima aja gitu jadi istrinya dia? siapa sih jadi penasaran aku"
"ntar aja pas aku balik Solo aku kenalin" Anita tetaplah kalem dan tenang seperti biasanya.
Dari belakang Yoshi mendengar percakapan itu. Dia kemudian duduk di kursi depan Anita sambil berbisik.
"Siapa?..." Yoshi mengucapkan dengan lirih.
"teman" jawab Anita sambil menutup kamera ponsel. "Syif...udah dulu ya nanti aku telpon lagi oke, dadah..." tanpa menunggu jawaban Asyifa dia langsung menggeser tombol merah.
"siapa tadi? aku denger pengen kenalan?"
" oh itu temen aku, nanti sajalah kalau kita sudah pulang ke solo." Anita yang tadi duduk dilantai sekarang pindah ke kursi di belakangnya. "Maaf ya kak belum bisa kenalin ke temen-temen aku. Tapi ini rencana mau ngabarin ayah dulu"
Yoshi tersenyum simpul " Gapapa sampai kamu siap aja" Yoshi ternyata juga sedang berbalas pesan dengan ponselnya. Tiba-tiba Anita ingat sesuatu jadi dia menanyakannya ke Yoshi.
"oh ya kak...nama kakak itu sebenarnya Yoshi siapa?" Anita penasaran lama karena dia dulu tahu nya nama Yoshi itu Yoshi Pramana Kusuma tapi pas di surat itu dia nyebutnya Yoshi arifa Cahyana. Mana yang benar?
"Kenapa? kan waktu itu aku sudah tulis nama lengkap. kamu masih ingat?" tanya Yoshi balik.
"Yoshi Arifan Cahyana?"
"iya itu" Yoshi masih asyik berbalas pesan.
"kalau Yoshi Pramana Kusuma? itu kakak apa bukan?" Yoshi geli mendengar nama itu. kenapa masih ada yang ingat dengan nama itu? dia tertawa sebelum menjawab pertanyaan Anita.
"oh..itu sebenarnya gabungan nam aku, Adrian sama Andre. berhubung Adrian sama Andre hampir mirip nih namanya jadi dosen aku manggil mereka berdua dengan nama belakang. Pramana itu untuk Adrian dan Kusuma itu untuk Andre. karena kita sering ada acara bareng jadi aku, Adrian dan Andre namanya digabung jadi Yoshi Pramana Kusuma"
"oh...gitu...kalian temen akrab?" tanya Anita lagi. "awalnya sih ga akrab sama sekali. berhubung kita mahasiswa berpretasi akhirnya sering ikut acara bareng dan lama-lama jadi sohiban" kali ini obrolan mereka lancar tanpa canggung.
"Trus kak Adrian sama kak Andre sekarang?"
"oh..Adrian sama Andre dapet jatah Rumah Sakit di Solo. Aku sama Arlan aja yang disini"
Anita mengangguk saja. ya karena memang belum kenal juga dengan teman-teman Yoshi.
"eh..ini Arlan sama yang lain mau Dateng kesini kamu ga papa kan? sekalian aku kenalin."
"hah!..yang bener kak?" anita seketika berdiri mendengar teman-teman Yoshi mau datang.
"gapapa mereka udah tau kok kalau kamu disini. selain ngerjain sinopsis sekalian kenalin kamu" jawab Yoshi menenangkan Anita. Tapi tetep aja Anita gak enak hati, tetep aja dia cewek tapi nginep diRumah cowok. Apa nanti yang mereka pikirkan.
"udah jangan mikir macem-macem, santai aja. kalau mereka godain kamu aku yang bela. oke" Yoshi memasukkan ponsel kedalam saku celana lalu menggelar kasur lantai yang sering mereka pakai selonjoran saat mengerjakan tugas. tidak lupa meja lipat untuk laptop mereka nanti.
"Kami buatin jus aja bisa? nanti mereka bawa makan siang dan juga cemilannya" Anita masih mematung ditempatnya. Kalau Yoshi tidak menyuruhnya mungkin sampai mereka datang dia akan seperti itu.
"oh iya bisa kak" Anita segera berlari kecil menuju dapur Yoshi. Dia masih sibuk membuat jus saat teman-teman Yoshi datang.
Terdengar keriuhan dan candaan khas ala cowok. Rumah ini jadi ramai sekarang. Mereka berempat duduk dilantai ruang tamu, ada yang tiduran, ada yang duduk, ada yang tengkurap juga.
Anita tersenyum kecil mendengar candaan mereka, memang beda ya cara berteman ala cowok dan cewek. cowok lebih suka frontal kalau ngomong kejelekan teman.
Anita sudah selesai membuat jus dan menatanya di baki bersama gelas-gelas nya. Lalu dia membawanya keruang tamu. Ada keraguan dihati Anita, tapi masa mau balik lagi ke dapur. Saat Anita hendak mbalikkan badannya tanpa sengaja salah satu teman Yoshi melihatnya.
"Yos..itu calon lu?" seketika Yoshi menoleh lalu bangkit dan memghampiri Anita. Mengambil alih baki dan meletakkannya di meja. Anita berlindung dibelakang Yoshi dari tatapan mata teman-temannya.
"eh...kenapa kalian bengong?" tanya Yoshi saat semua teman-temannya menatap Anita.
Lalu keriuhan terjadi lagi diantara mereka.
"kenalin dong Yos..masa gak dikenalin ke kita?"
"jangan takut kita gak akan berani nikung"
"jadi es batu kamu udah cair nih!" Arlanlah yang terakhir bicara.
"apaan sih kalian. kenalin ini Anita, dia perawat loh!" Yoshi memperkenalkan Anita pada teman-temannya tanpa disadari Yoshi melingkarkan tangannya di bahu Anita. Anita hanya mengangguk sopan pada mereka.